Budak-budak penjajah di Acheh
Pada awal gerakan Acheh Merdeka adalah merupakan suatu kelomlompok yang homogen dan kompak.Mereka berasil menaikan bendera Acheh di akhir tahun 1976,tepatnya pada 4 Desember 1976 mereka sendirilah yang meng ihtiarkan sumpah setia kepada Tgk Hasan di tiro dan sumpah setia kepada tanoh endatu bumoe Acheh,yang wajib kita usir penjajah di setiap jengkal tanah Negara Acheh Sumatra,meskipun untuk sementara mereka menderita karena kekuasaan penjajah Indonesia jawa di Acheh melampoi batas,mereka selalu memikirkan kemungkinan akan merebut kembali Acheh Merdeka dari tangan penjajah jawa. Wibawa mereka,keunggulan mereka yang di akui tampa kata,tidak boleh di lupakan begitu saja.Tgk Hasan di tiro menghargai jasa mereka dan mengajari mereka dengan berbagai jabatan,baik sipil maupun militer,tetapi sayang !! ke iklasan Tgk Hasan di tiro untuk Acheh merdeka di salah gunakan oleh saudaranya dan orang-orang yang dekat dengannya. Teungku Hasan di tiro sudah tua,mereka- mereka memamfaatkan keadaan nya dan memungut ke untungan sebesar-besarnya dari bangsa Acheh baik yang di dalam negeri maupun yang di luar negara dengan dalih perintah dari wali negara Tgk Hasan di tiro,wali samasekali tidak tau apa yang mereka laku kan untuk Acheh selama ini. Kutipan uang dari Bangsa Acheh di merata pelosok dunia ataupun yang di Acheh untuk ke pentingan perjuangan ataupun untuk beli senjata,senjata di beli,tetapi di potong-potong lagi,bukan saja senjata yang di potong-potong,Negara Acheh di jual ke pada penjajah Indonesia jawa di Helsinki,kalau salah seorang di antara kita menanyakan,mengapa kita harus mengakui konstitusi/uud Indonesia atas Acheh ??Mereka menjawab !! ini strategi politik,dan juga perintah wali Negara,kami melaksana kan peritah wali negara Tgk Hasan di tiro.Kalau kalian tidak setuju dengan perjanjian ini,kalian sudah mengkhianati wali negara,kalau kata-kata pengkhianat sudah keluar tidak ada ampunan lagi,kuburan bagi siapa saja yang berani menentang mereka,beginilah Ancamannya.Yang sebenarnya!! Tgk Hasan di tiro sama sekali tidak tau apa yang mereka lakukan selama ini. Mereka menjual nama Tgk Hasan di tiro di Acheh agar TNA yang ada di Acheh tunduk ke pada perintah mereka untuk saling memperbudakan. Mengenai tindak lanjut kedudukan perjanjian di Helsinki membungkam seribu basa,sumber-sumber tidak jelas.Sekarang mereka memiliki tidak kurang dari 500 budak,di antaranya ada yang menjadi pegawai penjajah,BRR,pedagang terkemuka dan juga membawahi banyak budak.Dan meskipun yang selama ini budak,merekapun mempunyai budak mereka sendiri,sehingga cukup merepot kan bagi kita orang Acheh yang bukan budak untuk mengatahui mereka yang menjadi budak dan yang bukan budak.Mereka semuanya sedikit banyak saling memperbudak.Maka agaknya istilah”budak”itu sangat tepat dan bisa di pakai untuk sebutan mereka. Sebahagian besar rakyat Acheh yang bukan budak,mereka tidak ikut berwenang dan tidak ikut langsung mengecap ke untungan hasil peubloe Atjeh keujawa di Helsinki,tetapi mereka mencari nafkah dengan bebas dan tinggal di rumah nya sendiri.Rakyat acheh yang bukan budak benar-benar menyadari perbedaan nya. Orang Acheh yang paling miskin yang tidak punya budak,tidak bisa masuk ke dalam pagar rumah sikaya yang punya budak……………………. Kalau dulu “budak”banyak di ambil dari tawanan perang.Sekarang beda,memperbudakan diri.Siapa saja bangsa Acheh yang melawan tuan nya(menuntut merdeka pisah dari RI)buda-budak itu mengeluarkan pernyataan sebagai berikut !!Siapa saja yang masih menuntut kemerdekaan Acheh,musuh bersama RI dan GAM. Mudabarona sangat takut membaca pernyataan budak yang begitu kejam dan mengerikan. Wassalam. Mudabarona. --------------------------------- Never miss a thing. Make Yahoo your homepage. --------------------------------- Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search.