Berapa bulan yang lalu saya menulis soal harga minyak siapa yang
mengatur dimana pada saat itu harga minyak tengah terbang ke wilayah
harga tertinggi di 2008. Seperti sering diungkapkan banyak pihak, bila
harga melonjak setinggi langit maka bukan tidak mungkin harga tersebut
akan kembali turun, menukik dan terdampar di batasan terendah.
Tampaknya hal tersebut tengah terjadi di harga minyak dunia.

Harga minyak telah turun lebih dari 50 persen berbanding harga
tertinggi yang sempat diprediksikan melonjak ke USD 200. OPEC berusaha
mengantisipasi penurunan harga minyak dengan mencoba mengurangi
pasokan produksi ke pasar. Apa perlunya OPEC mengintervensi harga
minyak pada saat harga turun? Mengapa pada saat harga tinggi, OPEC
tidak mencoba membanjiri pasar dengan produksi tambahan? Apakah
tindakan OPEC tersebut akan membawa kenaikan harga minyak? Bila toh
harga naik, seberapa besar? Bila dasar pemikiran OPEC adalah
menurunnya permintaan pasar akibat terjadinya distorsi pada sektor
produksi pengguna minyak, maka seharusnya hal tersebut sudah terlihat
beberapa bulan yang lalu saat ekonomi US mulai tergulung ke bawah.

Saya percaya bahwa volatilitas harga minyak saat ini lebih disebabkan
labilnya situasi pasar keuangan yang memang sangat terkait dengan
pasar komoditas dan minyak. Ini bukan masalah permintaan dan penawaran
yang dapat dijustifikasi secara matematis murni. Saya tidak yakin bila
penurunan produksi dan pemakaian bahan bakar minyak dunia setara
dengan penurunan harga minyak yang telah lebih dari 50 persen. Bahkan
selepas keputusan OPECpun harga minyak masih terus tergerus. Apakah
OPEC akan kembali memotong produksi mereka pada pertemuan Desember
mendatang?

Saya setuju bahwa kontribusi melemahnya perekonomian global turut
berperan membawa harga minyak turun. Pertanyaan saya, manakah yang
lebih dominan dalam melemahkan harga minyak - apakah volatilitas pasar
keuangan atau melemahnya permintaan?

Lepas dari permasalahan di atas, saya melihat bahwa perlu adanya
batasan terhadap mekanisme dan dinamika harga di pasar keuangan dan
komoditas. Semua yang tidak mengenal pembatasan pada akhirnya akan
menimbulkan distorsi pada mekanisme pembentukan harga di pasar
tersebut. Sederhana, karena ada sifat manusia yang diidentifikasi
dengan kata SERAKAH. Perlu batasan jelas untuk mengendalikan sifat
tersebut.

Socrates Rudy Sirait, PhD
http://unpublisheddream.blogspot.com/

Mohon dukungan teman2 utk membantu publikasi acara Javarizm dalam
rangka 50thn Persahabatan Indonesia Japan. Please visit us at
http://www.icjnetwork.jp/en/index.html


Kirim email ke