Benarkah Triliunan Dolar Dana Lenyap dari Pasar Saham?
Nurul Qomariyah - detikFinance



Foto: Reuters Jakarta - Kejatuhan pasar saham dalam beberapa pekan 
terakhir menimbulkan pertanyaan, kemana sebenarnya larinya uang? Yang 
benar adalah tak satu sen pun dana keluar dari pasar saham.

Kejatuhan pasar saham yang sudah dimulai sejak September telah 
merebak ke seluruh dunia. Mulai dari Asia, Eropa, Amerika, bahkan 
Timur Tengah semuanya mengalami kejatuhan dramatis. Secara rata-rata, 
pasar saham di seluruh dunia mengalami penurunan hingga 30-50 persen 
dibandingkan tahun 2007.

Kejatuhan itu bermula dari krisis subprime mortgage di AS, yang 
memicu seretnya likuiditas sehingga membuat sektor finansial 
berjatuhan.

Namun menurut John Sloman, profesor ekonomi dari University of 
Bristol, pasar sebenarnya hanya mengalami kerugian 'kertas' dan tidak 
berhubungan langsung dengan hilangnya dana tunai. Dan ini berhubungan 
dengan anjloknya nilai dari 'kertas' itu sendiri.

"Ketika kita mengatakan triliunan dolar telah hilang, maka sebenarnya 
ini adalah kata-kata yang salah," jelas Sloman dalam wawancaranya 
dengan AFP, Selasa (21/10/2008).

"Yang seharusnya kita katakan adalah: triliunan dolar nilai pasar 
modal sudah dimusnahkan. Dan ini benar-benar berbeda karena ini 
bukanlah uang, melainkan nilai, yang sebenarnya merupakan basis dari 
harga yang orang mau membayarnya pada suatu waktu," jelasnya.

Robert Shiller, profesor ekonomi dari Universitas Yale pun 
menerangkannya dengan membandingkan turunnya harga rumah.

"Misalnya suatu hari Anda meminta agen properti untuk memperkirakan 
nilai rumah Anda jika akan dijual. Namun pada hari berikutnya, Anda 
meminta agen properti kedua memperkirakan nilai rumah Anda, dan agen 
kedua membuat estimasi yang lebih rendah 10 persen," jelas Shiller.

"Apakah itu artinya Anda kehilangan uang? Tentu saja tidak, karena 
uang yang Anda miliki tidak berubah demikian juga uang di rekening 
Anda," imbuhnya lagi.

"Namun Anda akan merasa lebih miskin. Dan ini sama halnya dengan di 
pasar saham. Tidak ada orang yang kehilangan 'uang' dalam arti yang 
sesungguhnya secara istilah, namun mereka sudah kehilangan nilainya," 
tambah Profesor Shiller.

Namun demikian, investor spekulan bisa benar-benar kehilangan uangnya 
jika mereka mencoba-coba berspekulasi di tengah gejolak pasar saham 
yang sangat dahsyat.

Sorang pialang biasanya membeli saham dengan kinerja yang buruk 
karena mereka berspekulasi bahwa harga sahamnya sudah mencapai titik 
terendah, dengan harapan mereka akan menjualnya lagi setelah harga 
naik. Namun kadang-kadang ternyata harga saham justru meluncur turun 
lebih jauh.

"Jika Anda perlu untuk menjual aset-aset ini dan nilai aset Anda 
sudah turun, maka Anda dapat kehilangan uang dari harga yang Anda 
bayar untuk aset ini," jelas Sloman.

"Anda harus membedakan aset-aset, seperti saham atau rumah dari uang 
tunai. Uang tunai bisa lenyap, tapi nilai aset seperti 'kertas' 
(saham) dan fisik (rumah) bisa turun karena mereka tergantung dari 
permintaan dan penawaran. Namun itu tidak berarti ada uang yang 
hilang," urai profesor Sloman.

Anda setuju?


Kirim email ke