Beberapa BUMN yang memiliki fundamental perusahaan yang bagus dikabarkan akan 
melakukan buy back terhadap saham masing-masing.

Yang jadi pertanyaan
1.  Apakah langkah ini efektif untuk mempertahankan nilai saham itu dari 
kejatuhan ?
2. Seberapa jauhkah buy back tersebut bisa menahan saham-saham tersebut dari 
kejatuhan?
3. Berapa % saham itu akan bisa naik setelah di buy back?
4. Yang paling ekstrim adalah apakah buy back tersebut bisa mengembalikan harga 
saham-saham tersebut sama dengan di awal tahun 2008 ini?

Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab ditengah krisis ini. 

Tapi jika mau jujur, paling tidak kita harus mencoba melongok dulu kondisi 
sektor riil di negara kita yang semakin terdesak.

Pemerintah terjebak diantara berbagai keputusan strategis yang ujung-ujungnya 
menempatkan pemerintah dalam kondisi serba salah. Inflasi yang terus meningkat 
lama-kelamaan bisa menjadi racun yang menurunkan daya beli masyarakat. 
Ujung-ujungnya dengan dalih meningkatkan likuiditas IDR akhirnya BI 
mengeluarkan keputusan yang cukup kontroversial yaitu menaikkan suku bunga. 
Rencana buy back saham juga merupakan salah satu skenario pemerintah untuk 
meningkatkan likuiditas bursa.

Dalam pikiran saya sebagai orang awam likuiditas akan terbentuk sendiri sesuai 
dengan mekanisme market. Alasan pemerintah untuk meningkatkan likuiditas di 
Bursa dengan melakukan buy back akan jadi bumerang, bagi BUMN yang bersangkutan.

Nah loh......koq bisa jadi bumerang. Logika saya berpikir sederhana karena 
teringat ama omongannya George Soros bahwa peningkatan likuiditas dan masuknya 
dana segar ke market adalah surga untuk para spekulan-spekulan. Ibarat semut 
yang dikasih gula pasti pada langsung rebutan.

Serba salah juga sih, ujung-ujungnya depan kena...belakang kena. Dan harus ada 
yang jadi korban. Fokus pemerintah saat ini adalah menolong kejatuhan pasar 
finansial seperti perbankan dan bursa, tapi diluar ada hal yang lebih 
mengkhawatirkan lagi sektor riil sekarang sudah mulai deg-degan diawali dengan 
naiknya nilai USD/IDR, jatuhnya harga komoditi (bikin eksport jadi loyo), 
Naiknya BI Rate, yang terakhir yang paling bikin cemas, pajak mo dinaikin lagi. 

Tadi sore dengerin pembicaraan dengan JK di metro TV. Ada kesimpulan sederhana 
yang saya terima. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia selama ini tidak teroganisir 
dengan baik. Kenapa saya ngomong gitu:
1. JK mengatakan akan menikkan pajak kendaraan bermotor karena semakin 
banyaknya permintaan akan kendaraan bermotor yang artinya pemerintah harus 
membuat jalan-jalan lebih panjang dan perawatan ekstra untuk jalan raya. Bagi 
saya hal ini sudah menunjukkan kelemahan pemerintah. Harusnya APBN sudah 
dialokasikan untuk hal-hal itu, tidak perlu menaikkan pajak dengan alasan 
seperti itu. Hal itu juga menunjukkan bahwa alokasi dana APBN masih belum 
optimal.

2. Harga beberapa hasil komoditi kita di pasaran internasional dihargai sangat 
murah sekali, dibawah harga pasar sesungguhnya

3. Dibalik jatuhnya harga sawit, pemerintah cuman bisa bengong saja dengan 
kondisi ini. Dengan posisi Indonesia sebagai negara penghasil CPO nomor 2 
terbesar harusnya sudah mulai menerapkan aspek2 hedging dalam komoditi sejak 
jauh-jauh hari

Kesimpulan dari obrolan ngalor ngidul ini, seperti yang diungkapkan temen saya  
sih cuman satu.
yaitu 

Dalam posisi ketiga faktor negatif maka buy back baru bisa efektif apabila dana 
buy back lebih besar dari dana seller. Apabila tidak akan sama dengan 
‘menggarami laut’.

Buy back saham oleh pemerintah/BUMN sama dengan memberi kesempatan kepada 
seller (khususnya foreign yang akan pullout) untuk menjual sahamnya dengan 
jumlah banyak dan dengan harga yang masih relatif tidak murah, kemudian 
mengkonversikanya kedalam mata uang US$ dan pergi...... US$ naik dan likuiditas 
US$ akan terganggu/menciut.

Dalam kondisi dimana likuiditas di pasar uang sedang terganggu (bunga deposito 
sudah melebihi tingkat suku bunga penjaminan), maka buy back dengan menggunakan 
internal cash BUMN, merupakan tindakan bodoh yang bisa merugikan BUMN itu 
sendiri (illiquid, default)

Kind Regards

Aditya

source
www.trendtrader.co.cc
http://forum.detik.com/showthread.php?t=63383



__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Kirim email ke