Lho, yang Pak Patric paparkan itu yang menurut saya sangat jelas adalah pen-dikotomi-an asing dan lokal.
Jadi kalo broker asing itu akan jual, berati investor asing yang mau keluar dari market Indonesia. Logika berpikir itu yang saya challenge. Analoginya sama dengan, kalo Citibank Indonesia transfer valas ke luar negri, berarti nasabah asingnya yang transfer, padahal kita tahu sendiri bahwa nasabahnya di Indonesia lebih banyak lokalnya. Hal yang lain yang saya anggap tidak fair, adalah karena broker asing yang akan jual, maka mari kita bikin susah hidupnya, seakan2 mereka melakukan perkara kriminal di Indonesia. Agak ironis ya, mereka diundang masuk untuk investasi portofolio, tapi pas mau keluar dibuat susah, bahkan diusulkan untuk diketok kepalanya sampai bocor, sehingga kalo perlu biar mereka kapok nggak masuk lagi ke market Indonesia. Mentang2 kita menganggap mereka yang perlu dana, kita buat susah saja hidupnya. Padahal kalo pun mereka keluar dengan kondisi market saat ini, mereka juga sudah rugi. Kemudian, apakah kalo pemain lokal mau jual di BEI dan transfer hasil penjualannya ke luar negeri, kita anggap tidak sama masalahnya? Analoginya, kalo kita di-pukul orang asing kita marah, tapi kalo kita di-pukul orang lokal kita happy2, koq aneh ya... Kemudian kalo logika berpikirnya karena market US yang rusak jadi berimbas ke Indonesia terus kita marah2, lah yang tahun 1997 itu market Asia (salah satunya adalah Indonesia) yg rusak dan nular juga ke seluruh dunia, terus apakah gara2 itu investor kita di US boleh diperlakukan tidak fair di sana? Ya khan mestinya nggak, siapa juga yang mau kena krisis SPM, dan siapa juga yang tahu dampaknya sehebat ini. Lain ceritanya kalo dari mulanya kita bilang ke semua dana asing, kalo mau masuk ke BEI akan dikenakan pajak tertentu, demikian juga kalo mau keluar dari BEI. Kalo menurut saya, namanya dana asing di Indonesia khan bukan cuma yang di BEI, tapi di SUN malah mungkin lebih banyak. Kalo memang mereka mau keluar dari Indonesia, mau di-iming2-i suku bunga tinggi pun mereka keluar aja kayak waktu krisis 1997. Kalo mau jujur, selain faktor krisis di US, masalah jebluk-nya BEI juga tidak terlepas dari kerakusan emiten2 lokal yang mengeduk dana dari masyarakat baik berupa IPO, right issue dan segala macam CA dengan harga yang melecehkan akal sehat. Nah, yg kasih izin emiten2 ini untuk buat CA yang aneh2 ini siapa dong, kalo bukan regulator lokal juga. Memang ini typical mentalitas orang kita yang kalo ada kasus selalu cari kambing hitam untuk dijadikan musuh rame2, padahal cikal bakal kasusnya ya dia2 punya andil juga. Pertanyaan sederhana saya, adalah apakah ada di antara kita yang yakin bahwa dana 4 T dari pemerintah untuk membeli saham akan jatuh ke tangan asing? Jangan2 jatuhnya ke bandar2 lokal yang dekat dengan kekuasaan lagi. Terus, apa bedanya jatuh ke tangan asing atau ke tangan lokal? Bagus mana, jatuh ke tangan bandar2 lokal terus dananya di-transfer ke luar negeri atau ke tangan asing dan danaya di-transfer juga ke luar negeri? Ya, sama saja toch. Ini loh maksud saya bahwa yang namanya duit itu tidak punya kewarganegaraan, dia akan mengalir ke tempat yang dianggap pemilik duit, paling menguntungkan untuk dia. Saya tidak pro asing atau pro lokal, saya cuma mau membahas persoalannya dengan jernih, tanpa ada tendensi kebencian ras asing atau lokal. Kita harus jujur untuk mengakui, bahwa negeri ini masih perlu banyak sekali dana untuk membangun, dan dana tsb bisa datang dari lokal dan asing. Kita harus menciptakan suasana nyaman untuk semua investor, agar mereka mau invest di Indonesia, baik berupa direct investment maupun investasi portofolio. Dan kita harus percaya satu hal, bahwa kalo iklim investasi di Indonesia itu menarik dalam semua aspek, dana lokal dan asing akan tetap masuk ke Indonesia. Peace ya pak. Merdeka juga! Regards, Bandar Bola 2008/10/10 Patric [EMAIL PROTECTED] > Maafkan saya apabila saya mengatakan terlalu "OPEN". > Namun hal ini harus saya sampaikan kepada teman-teman, karena saya > juga hadir di dalam meeting itu sendiri dan mendengarkan sendiri. > > Para Anggota Bursa LOKAL minta SUSPEN BURSA. > Para Anggota Bursa ASING ( yang wakilnya orang asing ) minta BURSA DI > BUKA ... "We desperately need the market open, and let us quit .." > Itulah kira-kira kalimat yang mereka katakan. > > Saya tidak mengadakan DIKOTOMI ASING DAN LOKAL. > > Namun memang kenyataannya mereka butuh dana segar di negara mereka, > yang artinya harus menjual asset mereka di negara ini, dan membeli USD. > > Nah, saya hanya meminta kita tenang, dan bisa memerika keadaan. > Sehingga kita mengambil keputusan yang tepat dalam berinvestasi. > > MARKET MERAH itu sudah so pasti pada saat BEI dibuka, namun seperti > pada pesan saya sebelumnya Buka di Reguler dan RUNNING TRADE akan > kelihatan berdarah-darah dan kita pun akan miris, serta sudah so pasti > akan banyak AUTO REJECT. dan itu bisa terjadi beberapa hari. > Jadi menurut saya, dan saya juga mendengar usulan ini dari salah > seorang yang bekerja di bursa, bahwa pasar Negosiasi mungkin salah > satu solusi yang bisa kita pikirkan bersama. > > Refer to my Message before : > Benar Pak, mengenai ide menggunakan Pasar Negosiasi itu adalah salah > satu solusi yang mungkin bisa digunakan. > > Nah, apabila bursa dibuka untuk RG maka yang terjadi pasti AUTOREJECT > di harga bawah, dan sangat mungkin ini terjadi 2 - 3x. > Katakan index kita bisa turun dalam anggaplah 50% dari sekarang. > Artinya kita akan face 700an. > > Nah dengan membuka pasar negosiasi, dan menutup pasar regular di > bursa, maka kita bisa paksa asing untuk jual di harga bawah. > ambil sample saham TINS yang saat ini (Last : 1.140) PER 2.5x, nah > andaikata kita paksa mereka jual di 500, artinya kita mendapatkan TINS > di area PER 1an. > Sangat murah bukan ?? > > Dengan cara NG menghilangkan psikologis "berdarah" di running trade. > *** daripada RUNNING TRADE ditiadakan *** > > Nah apabila skenario pasar NG bisa dijalankan, maka asing pasti akan > membeli USD dengan IDR hasilnya kan. > Nah para Banker kita harus memasang Bid dan Offer yang sangat jauh > dengan nilai tengah kita sekarang. Kalau bahasa orang FOREX adalah > HECTIC SPREAD. > > Nah apabila pasang Bid di 8500 dan Offer di 12000 atau lebih, jadi > asing terpaksa membeli USD nya lebih mahal. > > Nah dengan cara demikian artinya kita meredam lebih dari 50% dana > asing yang seharusnya keluar dari Indonesia. > > tapi semua hal yang saya tulis ini DISCLAIMER MODE ON ... > > Nah .. Terus langkah selanjutnya yang harus diselesaikan adalah > masalah dari BAKRIE FAMILY. Ini rumor yang saya dapatkan. CMIIW .. > Diharapkan mereka segera menyelesaikan transaksi penjualan saham BUMI > yang dimiliki BAKRIE FAMILY ke Tata Steel segera. > Setelah itu diadakan PUBLIC EXPOSE terkait saham BUMI sehingga > memberikan kesejukan di PASAR MODAL. > > Kenapa BAKRIE FAMILY bisa membutuhkan dana besar ?? > Ada kemungkinan akibat dari LAPINDO, saham2 kelompok BAKRIE melakukan > REPO terus menerus dengan menjaminkan saham2 kelompok mereka. > Atau dikarenakan banyak proyek yang mereka kerjakan menggunakan dana > short term loan (repo yang selalu jatuh tempo antara 3 - 12 bulan). > > Semua ini juga GOSSIP yang beredar, DISCLAIMER MODE ON juga. > > Nah, disini marilah kita berpikir sejuk. > Lihatlah oportunities juga disaat sulit ini. > Mudah-mudahan pesan-pesan dari teman-teman yang lain juga yang sejuk > dapat didengarkan oleh para otoritas bursa, teman-teman anggota bursa, > juga pemerintah, dan lain-lain sehingga kita dapat mengambil langkah > yang paling tepat. > > Jangan biarkan pemerintah keluarkan dana IDR 4 Trilyun sia-sia. > MARI KITA BELA KEPENTINGAN BANGSA INI, BUKAN KEPENTINGAN ASING !!! > > MERDEKA !!! > > . > > >