Sekedar larutan penyegar buat bursa yang lagi panas dalam...^_^'

Jumat, 10/10/2008
Konsorsium Antam jajaki caplok Bumi

   
JAKARTA: Konsorsium PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Tambang
Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) menjajaki kemungkinan membeli 35% saham
PT Bumi Resources Tbk.

Penjajakan akuisisi itu di tengah tergencetnya harga saham Bumi, induk
perusahaan tambang batu bara dengan produksi terbesar di Indonesia, ke
level Rp2.175 per saham dari posisi tertinggi di level Rp8.550.

Direktur Utama PTBA Sukrisno mengatakan perseroan berdiskusi dengan
jajaran manajemen Antam terkait dengan rencana akuisisi Bumi. Sejauh
ini, konsorsium BUMN ini masih menyiapkan dana dari kas internal untuk
mendukung aksi korporasi itu.

"Akuisisi ini sejalan dengan rencana kami untuk mengakuisisi
perusahaan tambang yang ada di Kalimantan guna meningkatkan cadangan
batu bara kami," katanya kepada Bisnis kemarin.

Menurut dia, PTBA dan Antam masih mengkaji jumlah saham yang mungkin
untuk� diakuisisi, disesuaikan dengan kas internal. "Kami� masih
bernegosiasi dengan Antam terkait dengan rencana akuisisi itu. Dengan
harga saham Bumi seperti saat ini, tentunya sangat menarik untuk
diakuisisi."

Dirut Antam Alwin Syah Loebis ketika dikonfirmasi mengatakan perseroan
berminat membeli saham Bumi. Namun, hal itu bergantung pada valuasi
harga saham dan hasil uji tuntas.

Ketika dikonfirmasi, Senior Vice President of Investor Relations Bumi
Dileep Srivastava mengaku mendengar rumor itu dari eksternal. Namun,
katanya, sejauh ini dia belum mendapatkan informasi soal itu.�

Satu bankir investasi asing yang mengetahui informasi itu menambahkan
selain konsorsium Antam dan PTBA, dua konsorsium perusahaan lokal
lainnya tengah bernegosiasi dengan keluarga Bakrie terkait dengan
penjualan saham itu.

2 Konsorsium lain

Menurut kabar yang beredar, katanya, dua konsorsium itu adalah
konsorsium Sampoerna, Putra Mas Agung, dan pengusaha Tommy Winata, dan
konsorsium Djarum.

Bahkan, katanya, konsorsium Djarum melihat peluang melakukan hostile
takeover dengan mengumpulkan saham Bumi yang banyak beredar di pasar
saham pada harga yang cukup menarik.

Hostile takeover merupakan rencana akuisisi suatu perusahaan dengan
mengumpulkan saham di pasar.

Biasanya, aksi itu tidak sejalan dengan keuangan manajemen perusahaan
target. Selain itu, akuisisi itu juga banyak dihambat oleh calon
pembeli lain yang mencoba dengan menawar pada harga yang lebih tinggi.

"Ketiga konsorsium itu dikabarkan menawar saham Bumi di kisaran
Rp2.500-Rp2.700 per saham," ujarnya.

Ari Pitoyo, Head of Research PT Mandiri Sekuritas, juga mengaku
mendengar informasi rencana penjualan Bumi.

Jika Bumi hari ini mengeluarkan siaran pers mengenai adanya penawaran
saham di level Rp2.700, katanya, hal itu memberikan sentimen positif.

Apabila pembeli menawar Bumi Rp2.700, berarti itu setara dengan price
to earning ratio (P/E) 4 kali. "Valuasi itu menarik karena setara P/E
perusahaan batu bara di Australia."

Bumi telah menandatangani pinjaman baru US$100 juta dari Credit Suisse
untuk menambah modal kerja.
 


Kirim email ke