Kamis, 25/09/2008 10:59 WIB Bush: Ekonomi AS Dalam Bahaya Dadan Kuswaraharja - detikFinance
Foto: Reuters Video Terkait Lehman Brothers Bangkrut Foto Terkait Lehman Brothers Bangkrut Washington DC - Krisis finansial akibat jatuhnya sejumlah lembaga keuangan di AS yang belum teratasi membuat perekonomian AS berada dalam situasi bahaya. "Kita berada dalam krisis keuangan yang serius, seluruh ekonomi kita dalam bahaya," ujar Presiden AS George W Bush dalam siaran televisi dari Gedung Putih, seperti dikutip AFP, Kamis (26/9/2008). Bush berbicara kepada publik AS untuk menjelaskan situasi terkini mengenai perkembangan krisis yang mendunia itu. Bush menuturkan jika tidak ada tindakan yang segera dilakukan maka resesi ekonomi tinggal menunggu waktu. "Negara kita bisa mengalami resesi yang menyakitkan dan lama," ujarnya. Bush meminta Kongres AS untuk segera menyetujui rencana penyelamatan sektor keuangan senilai US$ 700 miliar yang dianggapnya mujarab untuk mengatasi krisis. Bush mengaku sebenarnya tidak menginginkan adanya penyelamatan bagi perusahaan yang rugi, namun karena situasinya berbeda, maka penyelamatan itu diperlukan. "Jika tidak ada langkah yang cepat dari Kongres AS, Amerika akan jatuh ke dalam kepanikan situasi keuangan," ujar Bush dalam pidatonya yang berdurasi sekitar 13 menit itu. Dua Jam sebelum siaran televisi itu, Bush menelepon kandidat Presiden AS, Barack Obama dan John McCain untuk membahas krisis keuangan. Kedua kandidat dikabarkan akan memenuhi panggilan Bush ke Washington. Sementara itu, para pemimpin dunia juga mengkhawatirkan krisis di AS. Seperti PM China Wen Jiabao mengingatkan bahwa dampaknya akan lebih serius dan perlunya berbagai upaya untuk mengatasi krisis yang sudah berlangsung selama 1 tahun lebih ini. Dia menegaskan bahwa China, yang memiliki cadangan devisa terbesar di dunia dan merupakan pemegang obligasi pemerintah AS terbesar kedua akan membantu mengatasi krisis di seluruh dunia. "Volatilitas di pasar keuangan, memberikan dampak di banyak negara, dan efeknya kini menjadi semakin serius," ujar Wen di depan sidang PBB di New York.(ddn/qom)