Panitia Angket BBM Perlu Panggil Mega Soal LNG Tangguh
Jakarta - Banyak keanehan dalam kontrak penjualan gas LNG Tangguh ke Fujian, China. Sebagai penanggung jawab akhir, mantan Presiden Megawati Soekarnoputri harus dipanggil oleh Panitia Angket BBM. "Sebagai penanggung jawab terakhir tentunya perlu (dipanggil)," kata salah satu anggota Panitia Angket BBM Syarif Hasan. Hal itu disampaikan politisi Partai Demokrat itu di sela-sela mendengarkan keterangan ahli perminyakan Kurtubi dan Wahyudin Yudiana di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (27/8/2008). Menurut Syarif, dalam penyelidikan Panitia Angket BBM yang baru dimulai hari ini, Kurtubi secara khusus mengungkapkan berbagai keanehan dalam penjualan gas LNG Tangguh di era Megawati itu. Selain itu, Kurtubi juga banyak mengeluh soal UU No 2/2001 tentang Migas. Namun sayang, Syarif tidak merinci lebih jauh bagaimana keanehan-keanehan penjualan gas tangguh itu. Kontrak LNG Tangguh ditandatangani pada tahun 2002, atau pada masa pemerintahan Megawati. Harga jual LNG Tangguh disepakati hanya 2,4 dolar per ton, sementara saat ini harga LNG dari Bontang untuk ekspor ke Jepang mencapai US$ 20 per ton seiring dengan lonjakan harga minyak dunia.(ken/nrl)