anggap saja begini tahun 2000 per bej 5+ situasi ga jelas= not conducive tahun 2008 per bej 15+situasi jelas=not bad
saya jadi inget pas krismon, ada bank yg nawarin bunga sampai 20%, tetap aja orang ga tertarik karena bisa aja depositonya ga bisa cair. atau ketika awal tahun harga bumi 7000 tetep aje orang pada berebutan, sekarang harga 5350 pada ogah. Indonesia masih lebih baik dlm hal politik dari thailand dan malaysia, vietnam biar murah resiko stabilitas ga jelas. Jadi mirip2 teori relativitas lah... --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "Dean Earwicker" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > *VALUASI IHSG di mata investor ASING* > > Ngomong-ngomong soal valuasi, saya penasaran, sebenarnya apa sih yang > dilihat investor asing di pasar saham Indonesia? Karena itu saya coba bikin > riset kecil-kecilan. > > Bisa kita lihat dibawah chart IHSG kita yang tersayang: > > > BULLISH! itulah yang kesan pertama yang kita lihat. IHSG sejak 2002 > mengalami bull rally yang sangat hebat. Fenomenal! > > Tapi apakah sama bila dilihat oleh "kacamata" investor asing yang dompetnya > berisi dollar? Coba kita tengok perbandingan IDR vs USD dibawah: > > > Wow. Semenjak dimulainya krisis ekonomi Asia tahun 1997, mata uang rupiah > terdepresiasi sangat hebat hingga puncaknya menembus 16000, atau sekitar 1/8 > dari nilai awalnya. Ini disebabkan karena mata uang kita yang dulu merupakan > fixed rate, jebol akibat money outflow (dan short oleh spekulan) akibat > kredit macet (SAMA seperti di US sekarang) sektor property di Thailand, dan > menyebar dengan cepat ke regional, bahkan sampai ke Russia (Russia sempat > men-default obligasi negaranya). Cadangan devisa Indonesia tidak mampu > menahan tekanan jual rupiah, sampai akhirnya pemerintah menyerah. Chaos > dimana-mana, sembako hilang, kerusuhan dimana-mana memperparah outflow yang > terjadi di Indonesia. > > Setelah IDR spike, lambat laun volatilitas menurun dan rupiah sideways di > kisaran 8000-12000. Semakin kesini, rupiah terlihat cukup stabil, karena > pergerakannya mengikuti mekanisme pasar (floating rate), dan didukung oleh > peningkatan stabilitas politik, ekonomi dan keamanan. Plus booming industri > di China dan India ikut memperkuat posisi Indonesia dan negara-negara Asia > lainnya. > > Tapi, bagaimana dilihat oleh investor asing yang notabene modalnya dalam > dollar? Coba lihat gambar dibawah: > > > Wah wah wah. Tak disangka tak dinyana, IHSG mengakhiri BULL RALLYnya > (mudahan salah) TEPAT saat valuasinya menyentuh puncak sebelum krisis 1997. > Chart diatas menunjukkan, bila kita adalah investor asing dengan modal > USD, maka IHSG valuenya SAMA dengan tahun 1997. Chart diatas tergambar > apabila kita meng"hargai" IHSG dalam mata uang USD. > > Jadi saya sekarang berpikir, apakah bull rally 2002-2007 adalah REAL BULL, > ataukah hanya "mengejar angin" akibat depresiasi rupiah? Coba renungi... > > Tetapi jangan sedih atau bingung, saya pribadi yakin kondisi kita tidak > seburuk 10 tahun lalu. Optimis sajalah Bear dan bull datang silih berganti. > Bull tidak perlu ditunggu, bear nggak usah di usir. Biarkan market berjalan > seperti apa adanya. Apalagi sampe bugil di Bunderan HI, dooh enggak banget > deh... > > Thanks. > > Regards, > DE >