JAKARTA (Bisnis.com <http://web.bisnis.com/keuangan/ekonomi-makro/1id73766.html> ): Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada akhir 2008 diprediksi sebesar 5,98% dengan perkiraan pada semester II mencapai 6,10% dibandingkan tahun lalu.
Dari 24 perusahaan keuangan yang disurvei Bloomberg, rata-rata memprediksi pertumbuhan ekonomi yang tercermin dalam produk domestik bruto (PDB) semester II 2008 sebesar 6,10%. Sembilanbelas perusahaan diantaranya menyatakan pada akhir tahun PDB mencapai 5,98%, sedangkan pada 2009 lebih tinggi yakni 6,11%. Perusahaan yang disurvei tersebut diantaranya Bank Central Asia yang menyatakan PDB semester II tahun ini sebesar 6,2%, Bank Danamon 6,26%, BNI Securities 6,10%, Danareksa Securities 6,24%, UBS 6,20%, DBS Group 6,10% dan Standard Chartered 6,20%. Selain mengamati pertumbuhan ekonomi, ke-24 perusahaan yang disurvei ini juga memprediksi konsumsi individu pada semester II 2008 bertumbuh rata-rata sebesar 5,29%, ekspor 13,12%, dan belanja pemerintah 5,15%. Menteri Keuangan sekaligus Menko Perekonomian Sri Mulyani dalam rapat Laporan Semster I dan Prognosa Semester II APBN-P 2008 bersama Panitia Anggaran DPR bulan lalu mengatakan, realisasi tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun 2008 diperkirakan mencapai 6,19%, dengan perkiraan pada semester II mencapai 6,13%. Angka ini di bawah target APBN-P yang mencapai 6,4%. Inflasi sampai akhir tahun diperkirakan mencapai 11,4%, jauh di atas target APBN-P 2008 yang sebesar 6,5%. Laju inflasi Januari sampai Juli 2008 mencapai 8,85%, sedangkan laju inflasi year on year Juli 2008 terhadap Juli 2007 sebesar 11,90%. Nilai tukar rupiah pada semester II akan berada di level Rp 9.239 per dolar AS sehingga sampai akhir tahun nilai tukar akan berada di level Rp 9.250. Nilai ini juga di atas perkiraan APBN-P yang menetapkan asumsi nilai tukar sampai akhir tahun sebesar Rp 9.100. Suku bunga SBI 3 bulan pada semester II-2008 akan mencapai 10% sehingga perkiraan realisasi akhir tahun adalah sebesar 9,1%. Harga ICP diperkirakan rata-ratanya mencapai US$145 per barel sehingga sampai akhir 2008 rata-ratanya US$127 per barel, ini jauh di atas asumsi APBN-P yang sebesar US$95 per barel. Satu-satunya asumsi yang diperkirakan akan sesuai target adalah lifting minyak, pada semester I-2008 realisasinya baru mencapai 925 ribu barel per hari, dan pada semester II rata-ratanya akan mencapai 928 ribu barel per hari. oleh : Berliana Elisabeth S. Regrade Anna Rainsakina www.Bisnis.com <http://www.bisnis.com>