Produsen CPO Pesta Pora Monday, 30 June 2008 > Bakrie Beli Saham Perusahaan Singapura
Kota, Warta Kota DENGAN memanfaatkan momentum kenaikan harga CPO ( crude palm oil) di pasar dunia yang signifikan, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP), Senin (30/6), memutuskan untuk membeli lagi saham sebuah perusahaan di Singapura, Agri International Resources Pte Ltd (AIRPL). Melalui transaksi itu, penyertaan saham UNSP di Agri Resources BV melonjak menjadi 51 persen. Dirut PT Bakrie Sumatera Plantation, Ambono Janurianto, mengatakan, keputusan itu diambil dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) perseroan. Diharapkan, dengan transaksi itu kinerja perseroan akan semakin meningkat. Sepanjang kuartal I/2008, misalnya, perseroan berhasil mencatatkan laba bersih Rp 165 miliar, naik hingga 794 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2007. Dikatakan, kuartal I/2007, perseroan mencatatkan laba bersih Rp 18 miliar. "Membaiknya harga jual CPO berdampak sangat signifikan terhadap perolehan penjualan perusahaan," ujar Ambono sambil menambahkan Insya Allah, pada 2011 nanti perseroan akan memiliki lahan perkebunan seluas 200.000 hektar. Hal yang sama juga terjadi di PT Sampoerna Agro Tbk yang berhasil meningkatkan penjualan CPO hingga 64 persen pada 2007 dibanding tahun 2006. Dalam RUPST tahun buku 2007 di Grand Hyatt Hotel, Jumat (27/6), nilai penjualan perusahaan dengan kode emitmen SGRO pada 2007 tercatat Rp 1,6 triliun, atau naik dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 977 miliar. Dengan demikian laba bersih terangkat menjadi Rp 215 miliar dari tahun sebelumnya yaitu Rp 112,7 miliar. "Melonjaknya harga CPO di pasar dunia hingga 79,2 persen pada tahun 2007, membuat angka penjualan SGRO naik. Namun, target penjualan tahun ini masih tergantung dari situasi pasar. Kami tidak bisa menyebutkan berapa targetnya tahun ini," ujar Sie Eddy Kurniawan, Direktur PT Sampoerna Agro. Hingga akhir 2007, perusahaan ini mempunyai lahan perkebunan kelapa sawit mencapai 186.572 hektar. Dari jumlah itu, 78.790 hektar merupakan luas lahan tertanam. Bahkan pada akhir tahun ini juga perusahaan mendapatkan izin lokasi untuk perluasan lahan hingga 90.396 hektar. Eddy mengatakan, selama 2007 Sampoerna Agro mengoperasikan lima pabrik kelapa sawit dengan total produksi 350 ton tandan buah segar/jam. pada bulan April 2008 kapasitas produksi ditingkatkan menjadi 395 ton tandan buah segar/jam. Sementara produksi tandan buah segar dari perkebunan di Sumatera dan Kalimantan naik menjadi 1,184 juta ton buah segar dari produksi sebelumnya hanya 1,150 juta ton buah segar. "Biaya untuk penanaman setiap hektar mencapai Rp 30 juta sampai Rp 40 juta. Biaya itu di luar pembangunan pabrik minyak kelapa sawit. Namun, perusahaan belum akan mengelola buah segar kelapa sawit ke pabrik bukan milik perusahaan," ujar Yasin Chandra, Direktur PT Sampoerna Agro. RUPS itu juga mengumumkan penggantian Goh Cheng Beng sebagai Presiden Direktur dan digantikan Ekadharmajanto Kasih, serta seorang direktur Ali Gunawan yang digantikan Jaffesjah Chandra. RUPS juga menyetujui pembagian dividen tunai Rp 21/saham dari total dividen yang akan dibagikan Rp 39,690 miliar. (hes/ang) Last Updated ( Tuesday, 01 July 2008 )