percuma jg.. bank jg lepas tangan dari sindikat fraud ato financial crime
kek gt..
mendingan anda post di surat pembaca kompas aja..
biar bank bersangkutan BISA memperbaiki operasional ATM tersebut..
biar gk ad korban laen lagi pak =)

best regards,


On Thu, Jun 26, 2008 at 1:26 PM, SSTrader-03 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

>   kok saya juga sering dapet e-mail beginian ? ya' ...
>
> Tp ane salut ama pencuri-nya...apa dia ngak takut ama camera security
> ...pastinya tiap ATM ada kamera security
>
>
>
>
>
> On Thu, Jun 26, 2008 at 10:03 AM, aswinhendrato <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
>
>>   ============ ===
>> PENIPUAN DI ATM
>>
>> Peristiwa ini menimpa saya Hari Minggu yang lalu di salah satu ATM
>> Mandiri
>> (sebut saja ATM1). Semoga tidak terulang pada pembaca.
>>
>> Kejadian ini berawal ketika saya mau menarik uang di ATM Mandiri.
>> Seperti
>> kadang-kadang terjadi setelah saya masukkan kartu ATM, layar ATM
>> menyatakan bahwa …..out of service atau ….maaf sementara tidak dapat
>> melayani. Tentu saja saya langsung tekan tombol Cancel untuk
>> membatalkan
>> transaksi. Namun ternyata kartu ATM tidak kunjung keluar walaupun
>> saya
>> ulangi berkali kali dan saya tunggu.
>>
>> Di saat saya berharap kartu ATM segera keluar, tiba-tiba ada
>> seseorang
>> laki-laki (sebut saja Mr X) yang membuka pintu ATM dan tindakan
>> kurang
>> etis ini tentu agak mengejutkan saya. Orang tersebut yang tampil
>> dengan
>> sikap dan wajah innocent (tanpa dosa) dan dengan cukup santai
>> bertanya:
>> Bisa Pak? Kartu saya tadi tertelan pak! Karena merasa senasib, sikap
>> saya
>> berubah dari curiga menjadi welcome. Setelah saya amati, ternyata
>> kartu
>> saya tampak sedikit (kurang lebih satu millimeter) di bibir lobang
>> kartu
>> ATM dan saya berusaha dengan menyelipkan dua kartu tipis untuk
>> menjepit
>> kartu tersebut agar dapat saya keluarkan. Usaha saya itu mendapat
>> respon
>> yang bersahabat dari Mr X dan segera pula ia membantu saya untuk
>> menjepit
>> dengan kertas yang saya gunakan tetapi kartu ATM saya juga tidak
>> berhasil
>> dikeluarkan.
>>
>> Usaha berikutnya dilakukan oleh Mr X dengan menelpon "Bank" (katanya
>> saya
>> telpon bank saja pak, 14000 ya? tanyanya dan tidak saya jawab karena
>> saya
>> konsentrasi dengan usaha saya untuk mengeluarkan kartu ATM). Setelah
>> dia
>> menceritakan apa yang telah terjadi dan salah satu ungkapannya di
>> telepon
>> "kartu saya terganjal oleh bapak setelah saya pak!". Mr X segera
>> menyerahkan HPnya karena pihak "Bank" mau bicara dengan saya.
>> Pihak "Bank"
>> setelah menanyakan beberapa data seperti nama, tanggal lahir, nama
>> ibu
>> kandung segera menuntun saya agar dapat mengeluarkan kartu ATM saya
>> dan
>> tentu saja saya turuti.
>>
>> Tekan tombol di bawah angka 9; tekan tombol di bawah angka 7; tekan
>> pin
>> bapak; tekan ENTER. Keluar tidak pak? Tanyanya. Tidak, jawab saya.
>> Ok pak
>> saya akan bantu sekali lagi mengeluarkan kartu bapak. Ikuti petunjuk
>> saya
>> tekan tombol di bawah angka 9; tekan tombol di bawah angka 7; tekan
>> pin
>> bapak (pelan-pelan pak) dan saya sempat berpikir mengapa harus
>> pelan?;
>> tekan ENTER. Singkatnya saya menekan PIN saya sampai sekitar tiga
>> kali
>> yang disaksikan oleh Mr. X. Saya tidak sampai hati meminta Mr X
>> keluar
>> dari ruang ATM karena ia telah meminjami HP dan "menolong saya".
>> Adegan
>> ini berarkhir ketika pihak "Bank" tidak berhasil membantu saya dengan
>> mengatakan: Ok pak, karena kartu bapak tidak bisa keluar, KARTU
>> BAPAK SAYA
>> BLOKIR SAJA DAN SAAT INI KARTU BAPAK SUDAH TIDAK BERFUNGSI. Besuk
>> bapak
>> segera ke Bank Mandiri setempat untuk minta terbitkan kartu baru.
>> Karena
>> merasa aman, saya segera tinggalkan ruang ATM dengan mengucapkan
>> terima
>> kasih kepada Mr. X setelah anak saya segera keluar dari mobil,
>> menyusul ke
>> ruang ATM menanyakan apa yang terjadi (kata saya: kartu sudah
>> diblokir,
>> kita pindah ATM lain saja nak).
>>
>> Untungnya saya tidak menaruh semua telor saya dalam satu keranjang.
>> Masih
>> ada keranjang lain tidak peduli ukurannya. Segera saya menuju ATM
>> (sebut
>> saja ATM2) yang lain karena saya sudah ditunggu di salah satu toko
>> untuk
>> suatu transaksi. Sebelum saya (bersama isteri dan anak saya) masuk
>> ke ATM2
>> tiba-tiba SMS banking masuk dan menyatakan rekening saya terdebet Rp
>> 1.500.000,-. Ketika itu saya baru sadar (menurut saya bukan karena
>> hipnotis, tetapi logis) bahwa MR X TADI TERNYATA PENIPU dan
>> pihak "Bank"
>> yang bicara dengan saya adalah anggota sindikatnya.
>>
>> Segera saya menuju ATM1 dengan melanggar lampu merah di perempatan
>> jalan
>> sambil menghampiri Polantas setempat. Sampai di tempat kejadian,
>> tentu
>> saja pelaku sudah kabur dan selama saya menuju kembali ke ATM1,
>> rekening
>> saya selalu terdebet hampir setiap setengah menit Rp 1,5 juta dan
>> berkali-kali. Saya berusaha keras untuk memblokir via 14000 tetapi
>> selalu
>> dijawab oleh mesin penjawab dan setelah sekian lama saya baru bisa
>> bicara
>> dengan operator untuk melakukan pemblokiran. Apa boleh buat saat
>> pemblokiran saldo tinggal tersisa Rp 82 ribu.
>>
>> Setelah dihubungi oleh pihak kepolisian, tidak lama berselang
>> petugas ATM
>> Bank Mandiri datang dan membongkar mesin ATM. Ternyata di dalam ruang
>> kartu masuk telah diselipkan SEBATANG KOREK API yang telah dipotong
>> "pentolan" nya. Kata petuga bank: Inilah pak yang membuat kartu bapak
>> tidak bisa masuk….kejadian ini sudah sekitar satu tahun tapi
>> pelakunya
>> belum juga tertangkap…. Dia (Mr X) bisa mengeluarkan kartu bapak
>> dengan
>> tang/penjepit kecil…..Minggu lalu juga kejadian.
>>
>> Begitu memasuki hari kerja saya laporkan ke Bank Mandiri dan petugas
>> Customer Service menyatakan kasus ini baru pak (wah rupanya pihak
>> bank
>> ketinggalan juga, red) setelah dicek transaksi penarikan (oleh Mr X
>> cs)
>> tiga kali Rp1,5jt; 1xRp500rb; dan karena maksimum penarikan per hari
>> Rp5jt, sisanya dihabiskan untuk belanja kilat (mungkin di toko emas)
>> tentu
>> dengan memalsukan tanda tangan saya. Maaf pembaca, total kehilangan
>> tidak
>> perlu saya beberkan semua, yang jelas tinggal Rp82rb alias habis
>> dalam
>> waktu transaksi 17 menit.
>> KESIMPULAN:
>>
>> 1. Sindikat penipu memilih ATM yang terpencil, bukan yang di kantor
>> bank
>> dan/ atau yang ada security-nya.
>> 2. Mereka memilih hari libur agar nasabah tidak dapat menghubungi
>> bank
>> setempat.
>>
>> TIP AGAR HAL SERUPA TIDAK TERULANG PADA PEMBACA:
>>
>> 1. Gunakan ATM yang ada Bank-nya atau yang dekat security, hindari
>> ATM
>> terpencil walaupun di ATM terpencil kita tidak perlu antre.
>> 2. Jika kartu macet dan tidak bisa keluar dengan usaha sendiri,
>> tinggalkan
>> saja karena orang lain tidak bisa menggunakan tanpa mengetahui PIN-
>> nya dan
>> segera lapor ke bank setempat (tentu pada hari kerja).
>> 3. Pada saat pembaca panik karena jadwal padat, ditunggu dalam waktu
>> singkat, sehingga secara emosional tidak stabil, mungkin juga sedang
>> berantem sebaiknya hindari transaksi menggunakan ATM karena daya
>> analisa
>> menurun dan sangat memungkinkan terjadi kesalahan.
>> 4. (Walau yang keempat ini tidak terkait dengan sub judul di atas)
>> rekening yang ber kartu ATM batasi jumlahnya. Yang lain simpan saja
>> di
>> rekening tanpa kartu ATM dan jika terlanjur diberikan kartu ATM,
>> kembalikan saja ke bank dan bertransaksilah via kasir.
>>
>> Mohon maaf jika pembaca tersita waktunya untuk membaca ulasan
>> peristiwa
>> ini terutama bagi yang telah mendengar peristiwa serupa sebelumnya.
>> Jika
>> kurang bermanfaat bagi pembaca, berikan (forward) info ini kepada
>> rekan
>> yang lain, siapa tahu mereka membutuhkan. Terima kasih.
>>
>> Jika suatu saat info ini sampai kepada Mr. X yang telah menipu saya,
>> saya
>> berpesan carilah uang dengan cara lain karena melalui jerih payah,
>> hasil
>> akan lebih bisa dinikmati. Anda berkualitas dalam mendapatkan uang
>> cepat,
>> namun kualitas hendaknya memenuhi 5 indikator keseimbangan yaitu
>> QCDSM
>> (Quality, Cost, Delivery, Safety, Morale). Anda baik dari sisi
>> Quality
>> (cerdik); anda baik dari sisi Cost (dengan biaya rendah, hanya
>> sebatang
>> korek api); anda baik dari sisi Delivery (dapat uang dalam waktu
>> cepat);
>> tapi dari sisi Safety (anda aman....tapi hanya sementara lho); dan
>> dari
>> sisi Morale (sayang angkanya cuma nol) karena melanggar norma.
>>
>> Salam,
>> Wst
>>
>>
>  
>

Kirim email ke