Dear Ob'ers,
Betapa kaget ketika non aktif 10hari pulang dari antar anak Homestay,
eee....tin lme udah US$24,400 - 24,600/ton. Juga kaget ketika mengetahui
TBLA PER nya menjadi 'hanya' 4x.

Jadi tiba-tiba teringat seorang bernama Eka Suwandana.

Pak Eka pernah menulis di OB :

1. INCO akan menyusul harga saham AQUA menuju 100ribuan (ketika INCO masih
di 50rb an) ===> terbukti!!! INCO pernah di 11ribuan. Statement itu masih
VALID walau kemudian INCO merosot tajam, karena pasca huge deviden terjadi
profit taking/pelepasan saham dan juga merosotnya harga nickel matte yang
cukup dalam.

2. TBLA menuju  seribuan. Sekarang sudah santer di banyak market outlook
semua tercengang dan mulai membahas ulang soal TBLA ke 1000 itu. Dan menurut
hemat saya, memang layak TBLA di 1000, karena di situlah PER 9x terbentuk
seimbang dengan PER emiten CPO lainnya bila mengacu kepada Q1 yang
dianualise. Begitu TBLA mampu membukukan laba 128,2Milyar pada q1 alone,
keraguan akan performance, bonafiditas dan management TBLA seharusnya mulai
dikesampingkan. Membukukan net profit di atas 100M untuk 1 quarter  dapat
disejajarkan dengan  UNSP dan SGRO.

3. Tin ingot dahulu pernah lebih mahal dari ferronickel (Pak Eka mengutip
dari salah satu mantan Direktur TINS). Waktu itu posting Pak Eka
kedengarannya rada nyeleneh, namun sekarang selisih keduanya tinggal
3ribu/ton!! Gak kebayang! Bila hari ini warehouse stock TIN kembali merosot
dan canceled warrant nya kembali melambung, sementara nickel melanjutkan
over supply nya, dalam hitungan minggu, tin lme diharapkan bisa nyalip.
Berita terbaru dari export tin China sebagai produsen terbesar dunia bulan
April terus menunjukkan tidak adanya kenaikan export volume.


Masih ada beberapa catatan Pak Eka soal MEDC di Libya dan PTBA dengan rel
kereta apinya yang sangat asyik buat disimak dan ugh....beneeer
euy...mungkin memang harus dicombine dengan ucapan Pak Sudes "Ah, semua itu
AKAN indah pada waktunya!"

What an OB V VIP member you are, Pak Eka...

Happy Investing,



Angelo

Kirim email ke