----- Original Message ----- 
  From: Halim Mintareja 
  To: obrolan-bandar@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, April 26, 2008 12:54 PM
  Subject: Re: New PE band ERA.. was: [obrolan-bandar] AALI: 300%+ EPS Q1 2008 
(YoY)
   
  Dulu AALI selalu trade di PE 20 karena para FM sudah tahu..kalau akan ada 
peak production di AALI tahun 2007-2009 (sawit kan butuh 4 tahun untuk panen) 
Jadi apa yang terjadi saat ini ..kurang lebih sudah bagian dari rencana yang 
ditanam sejak 2004-2006. Panen nya sekarang.

  Tolong tanya, pak Hmin dapat berita darimana kalau diatas thn 2006 AALI tidak 
melakukan penanaman lagi?
  Setahu saya, AALI rutin melakukan ekspansi tanaman maupun lahan tiap tahunnya.
  Tahun 2007 AALI melakukan penanaman baru 20rb ha.
  Lahan unplantednya masih luas sekali, thn 2007 ada pembelian lagi lahan 
seluas > 150rb ha.


  Sama dengan INCO..tanam tahun 2002-2003..panennya 2007. Itu semua sudah 
bagian dari set up.

  Wah, nickel harus ditanam juga ya selama 4 tahun baru bisa dipanen?
  Saya baru tahu mengenai hal ini.. hehehe


  Apakah AALI masih tergolong growth company ??Kalau iya mungkin layak traded 
di PE 15.

  Bisa ngga pak Hmin beri gambaran hitung2an kasar, kalau sama2 growth mengapa 
AALI layak di trade di PE 15, sedangkan PGAS layak di trade di PE 40.
  Tolong dong pak beri pencerahan, jangan pelit gitu loh...


  Kalau production sudah peak..mungkin PE cuman 8-10..

  Production AALI di 2008 ini meningkat > 20%


  karena CPO ada kemungkinan masih downtrend.

  Iya benar, tapi menurut saya downsidenya sudah terbatas pak, harga CPO tidak 
bakal turun lebih dari 10% dari harga sekarang.


  So..yang perlu diperhatikan...
  - Apakah CPO masih uptrend (pakai chart aja cukup..gak perlu hitung yang 
rumit-rumit)
  - Bagaimana usaha AALI untuk mempertahankan produksi
  - Berapa return rata-rata investasi di indo (gabungan dari bond dan saham)

  Nah dari sana kita bisa melihat..berapa wajar PE AALI saat ini
  Sementara saya baru melihat 8-15 (akan menyempit seiring berjalannya waktu) 
karena banyak variable yang belum jelas

  anyway....jangan sampai kejadian nickel tahun 2007 terulang. Digoreng abis 
padahal supply demand tidak berubah sama sekali

  Nickel tahun 2006-2007 melesat karena ada proyek2 besar di China menjelang 
Olympiade, otomatis demand meningkat pesat --> harga meningkat pesat pula.
  Sekarang ini kan proyek2 besar tsb sudah selesai, jadi demand turun lagi, 
terjadilah oversupply --> harga turun.
  Kayaknya sih murni karena supply and demand saja, tidak ada goreng2an pak.
  Bisa dinalar dengan akal sehat koq.
  Iya kan pak..
  Silahkan diargue..


  disclaimer on
  Halim


  2008/4/26 indf2000 <[EMAIL PROTECTED]>:

    Tergantung pada supply and demand.
    Jika pertambahan supplynya lebih besar dari pertumbuhan demand, atau ada 
komoditas lain yg bisa jadi substitutenya maka harga komoditasnya akan merosot, 
seperti contohnya nickel, dan PE emiten nickel memang harus diajust kebawah.
    Untuk Timah, Coal dan CPO apakah supplynya sudah lebih besar dari demand?
    Adakah komoditas lain yg bisa dijadikan substitute timah, coal dan CPO?
    Hal2 seperti itulah yg akan menentukan PE-band suatu sektor.
    Bisakah tolong dijelaskan atas dasar penalaran bagaimana pak Hmin 
men-downgrade PE-band sektor AGRI?
      

Kirim email ke