Trakindo kalau gak salah Caterpilar pak, saingannya UT On Fri, Apr 25, 2008 at 1:12 PM, oetomo_susanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Bad News... (kalau bener) > > sumber: http://www.radartimika.com/article/Utama/5056/ > > NEWS no. 1 > > Selasa, 22-04-2008 02:24 (GMT-4) > Karyawan Trakindo Tembagapura Mogok > > TIMIKA – Sekitar 150 karyawan PT. Trakindo Utama divisi mekanik yang > bekerja di Mega Shop Tembagapura, ikut menggelar aksi mogok kerja > seperti halnya karyawan lainnya di low land. Para karyawan tersebut > telah bergabung dengan ratusan karyawan Trakindo low land yang > bekerja di Light Industrial Park (LIP) Kuala Kencana. > > Sekitar 150-an karyawan Trakindo dari Tembagapura itu sebelumnya > sempat tertahan tidak bisa turun ke Timika karena tidak diizinkan di > Mile 68, sebab tidak sesuai jadwal off kerjanya. Namun kemudian > berhasil turun hari Minggu (20/4) sekitar pukul 09.00 WIT. Kini > mereka bergabung di gedung TDS, Jalan Cenderawasih, Timika, yang > dipakai karyawan Trakindo sebagai posko induk. > > Koordinator Lapangan (Korlap) Bechman Hutabarat dan Christian > Fonataba kepada Radar Timika, di posko induk konsentrasi karyawan > Trakindo di gedung TDS, Senin (21/4), mengatakan mogok kerja > tersebut dilakukan sebagai konsekwensi dari perjuangan menyangkut > kesejahteraan. Menurut keduanya, para karyawan Trakindo sudah siap > bertangung jawab sampai ada keputusan serta solusi dari dua tuntutan > karyawan, yaitu kenaikan upah serta transparansi yang belum > dimasukan dalam peraturan perusahaan, sesuai tuntutan pada demo > Jumat (18/4) lalu. > > Sementara itu Indri Hay, Pengurus SPSI PT. Trakindo selaku Ketua > Bidang Pembelaan kepada Radar Timika, tuntutan yang diajukan bukan > merupakan bentuk protes, tetapi mencari solusi secara transparan > sehubungan kenaikan upah karyawan 97,54 persen berdasar kesepakatan > bersama PTFI dan Tongoi Papua, 21 April 2007. > > Menurutnya, aksi mogok kerja ini merupakan buntut dari empat kali > pertemuan yang dilaksanakan bersama pihak manajemen tapi menemui > jalan buntu. Lanjut Indri, jika transparansi tidak dapat diketahui > secara umum, menurutnya paling tidak hal tersebut dibicarakan > alasannya, sehingga tidak menimbulkan iri hati antarkaryawan > khususnya menyangkut pengupahan yang diindikasi adanya kesenjangan. > > Indri Hay juga mempertanyakan dasar himbauan yang dikeluarkan > Diskimnaker terhadap karyawan Trakindo agar tidak melakukan demo. > Menurutnya, demo secara damai tanpa tindakan anarkis adalah jalan > untuk menjawab serta mencari solusi dari persoalan yang dihadapi > karyawan. > > Pihaknya berharap melalui mediasi dengan DPRD, persoalan ini > secepatnya diselesaikan dan ada solusi sesuai aturan yang tidak > mengecewakan karyawan. "Kita mau ada win solution, bukan saling > mencari kesalahan," ujar Indri. > > "Karena itu, resiko dari aksi mogok kerja sudah siap diterima jika > akhirnya tidak ada solusi atau penyelesaiannya," tambahnya. (eng) > > ================================ > NEWS No. 2 > Rabu, 23-04-2008 05:00 (GMT-4) > Demo, Karyawan Trakindo Berlanjut > > DEMO LAGI: Karyawan Trakindo menggelar demo di halaman kantor DPRD > Mimika, Jalan Cenderawasih, Timika, Selasa (22/4). > > > * Sebagian Anak-Istri Diajak Turut Serta. Tetap Meminta Kenaikan > Gaji 97,54% dan Transparansi > > TIMIKA - Demonstrasi karyawan PT. Trakindo Utama, Tbk. yang digelar > sejak 18 April lalu berlanjut hingga kemarin (22/4). Jumlah karyawan > Trakindo yang demo kemarin lebih banyak, apalagi ditambah anggota > keluarga seperti anak dan istri mereka. > > Karyawan yang demo sejak pagi sudah berkumpul di halaman Kantor DPRD > untuk mengikuti perundingan antara DPRD, perwakilan karyawan dan > Manajemen PT. Trakindo Utama. Sedianya perundingan dilaksanakan > pukul 09.00 WIT, namun urung dilakukan sebab DPRD masih berunding > dengan manajemen PT. Pangansari Utama, yang beberapa waktu lalu > karyawannya juga demo menuntut kenaikan gaji 97,54 persen. > > Saat menanti perundingan, karyawan Trakindo menggelar pentas seni di > halaman kantor DPRD. Alat musik seperti gitar dimainkan dan > menyanyikan lagu khas Papua dan tembang-tembang lawas. Bahkan ada > yang membaca puisi diiringi musik, sampai menari Yospan. > > Sekretaris SPSI PT. Trakindo Utama, Tbk., Ignasius didampingi > Ketuanya Maimun, A.Md., kepada Radar Timika mengatakan tuntutan > mereka masih sama seperti pada awal demo, transparansi penggajian > dari setiap level dan kenaikan gaji 97,54 persen sesuai yang > disepakati bersama 21 April 2007. Ignasius mengatakan tertulis dalam > Pasal 92 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan > yakni masalah transparansi. > > Soal mogok kerja, menurutnya ada tertulis dalam undang-undang yang > sama yakni dalam Pasal 137 tentang mogok kerja. Menurutnya, karyawan > akan menggelar mogok bersama sampai ada kesepakatan dengan manajemen > yakni dipenuhinya tuntutan mereka. > > Dia menambahkan, kegiatan pekerjaan Trakindo di dataran tinggi dan > rendah berhenti. Pihaknya meminta masalah ini dapat selesai dengan > baik. > > Sekitar pukul 12.00 WIT, lima perwakilan Manajemen PT. Trakindo tiba > di Kantor DPRD Kabupaten Mimika. Kedatangan mereka mendapat applaus > dari karyawan dan keluarganya. "Semoga segera ada solusi bagi kami, > kasihan kami sudah berhari-hari berada di sini," kata seorang > karyawan sembari menggendong anaknya. > > Sekitar pukul 12.30 WIT, perwakilan karyawan dan DPRD serta > Manajemen PT. Trakindo melakukan pertemuan di dalam ruang sidang > dewan. Pertemuan digelar antara perwakilan karyawan Trakindo, > Manajemen PT. Trakindo Utama Tbk., SPSI (Serikat Pekerja Seluruh > Indonesia), Diskimnaker (Dinas Pemukiman dan Tenaga Kerja), Tongoi > Papua dan DPRD. Pertemuan dipimpin Pejabat Ketua DPRD Mimika, > Stefanus Rahangiar, S.Sos. > > Pertemuan dimulai pukul 13.00 WIT. Masing-masing pihak diberi > kesempatan menyampaikan tanggapan, baik karyawan Trakindo, Manajemen > PT. Trakindo Utama, Diskimnaker, Tongoi Papua, dan DPRD. Pertemuan > berlangsung alot seperti sebelumnya, Jumat (18/4). Masing-masing > pihak mempertahankan prinsipnya. > > Pada kesempatan tersebut, DPRD meminta Manajemen Trakindo > menghadirkan Pimpinan PT. Trakindo Utama dan pimpinan PTFI pada > pertemuan berikutnya untuk mencari solusi sesuai aturan perundang- > undangan dan aturan perusahaan yang berlaku. > > Perwakilan Manajemen PT. Trakindo tetap pada prinsip memberlakukan > sanksi disiplin bagi karyawan yang demo. Perwakilan PT. Trakindo > diberi kuasa oleh Pimpinan PT. Trakindo untuk hadir dalam pertemuan > tersebut, untuk mendengar secara langsung sejumlah tanggapan baik > karyawan, DPRD dan Diskimnaker, dan tidak mempunyai hak untuk > mengambil keputusan. > > Pertemuan alot hingga Pukul 15.30 WIT. Disepakati atas usulan dewan > untuk menskorsing sidang selama 15 menit untuk meminta Manajemen PT. > Trakindo Utama mengontak langsung Pimpinan PT. Trakindo Utama di > Jakarta. Setelah melakukan runding, pertemuan dilanjutkan Pukul > 16.00 WIT dan mendengar langsung jawaban Pimpinan PT. Trakindo > Utama. > > Namun jawaban yang diberikan seperti disampaikan perwakilan > Manajemen PT. Trakindo, tidak membuahkan hasil. Pimpinan PT. > Trakindo Utama tetap berkeberatan untuk menghadiri pertemuan > berikutnya dan memberikan kepercayaan kepada perwakilan Manajemen > Trakindo untuk melanjutkan pertemuan. > > DPRD tidak setuju atas jawaban Pimpinan PT. Trakindo Utama tersebut. > DPRD menyatakan komitmennya untuk mengundang Pimpinan PT. Trakindo > Utama menghadiri pertemuan kali berikutnya. > > Sementara dari Diskimnaker, John Letsoin bersama staf lainnya, > menyampaikan agar karyawan kembali bekerja seperti biasa. Masalah > ini akan ditangani bersama pihak berwenang, mengingat agenda > Pemilukada sudah dekat, sehingga tidak mengganggu situasi di Kota > Timika. John Letsoin bersama staf Diskimnaker lainnya menyatakan > perlu transparansi struktur dan skala kenaikan gaji sehingga dapat > memberikan motivasi bagi karyawan dalam bekerja. > > Kemudian Kepala Diskimnaker Kabupaten Mimika, Nikolaus Mamor, > mengatakan pihaknya menginginkan persoalan tersebut diselesaikan > dengan baik dan dalam suasana kekeluargaan. Menurutnya, antara > karyawan dan Manajemen PT. Trakindo merupakan satu kesatuan yang > tidak bisa dipisahkan. > > Nikolaus Mambor juga tidak sepakat jika Manajemen PT. Trakindo tidak > mau transparan terhadap gaji. Menurutnya, transparansi penting > sehingga karyawan lebih berinisiatif dan termotivasi untuk > meningkatkan kinerjanya. > > Karyawan tetap pada pendirian. Bahkan perwakilan karyawan menilai > ada diskriminasi, dimana karyawan yang baru masuk langsung mendapat > jabatan dan upah yang lebih tinggi daripada karyawan yang sudah > bekerja cukup lama. Mereka meminta keadilan. > > Ketua DPC SPSI Kabupaten Mimika, Agus Hugo Kreey. Agus mengatakan > SPSI sebagai wadah untuk melindungi dan membela hak-hak karyawan. > Menurutnya, cukup jelas bagi karyawan untuk melihat upah pokok yang > diatur dalam skala/struktur upah. "Sehingga komponen-komponen dalam > aturan perundingan-perundingan bisa terakomodir," katanya. > > Agus menjelaskan, komponen tersebut antara lain; golongan, jabatan, > massa kerja, pendidikan dan kompetensi. Kemudian soal tuntutan > kenaikan gaji 97,54 persen, menurutnya merupakan hasil solusi Tongoi > Papua. Karena itu, karyawan Trakindo merasa berhak menuntut hak > tersebut karena kontribusi dan sumbangsih yang diberikan saat mogok > kerja 18-21 April 2007 yang telah membuahkan resolusi tersebut. > > Pada 18 - 22 April 2008, karyawan Trakindo kembali menyampaikan > tuntutannya. "Tongoi Papua harus turut memperjuangkan terhadap > kontribusi dan sumbangsih yang telah diberikan," ujar Agus. > > Sekretaris Pimpinan Unit Kerja SPSI PT. Trakindo Utama, Ignatius > Purwowidiyanto mengatakan, selama aspirasi belum diakomodir maka > karyawan tetap mogok. Menurutnya, masalah pokok tuntutan yakni skala > upah perlu transparan dan kenaikan gaji 97,54 persen sesuai > kesepakatan 18 April 2007. > > Sekretaris Komisi C DPRD Mimika, George Deda bersama anggota DPRD > lainnya tetap berpihak pada karyawan. Karena itu, dewan mengatakan > bila Diskimnaker tidak mampu mengatasi masalah ini, maka DPRD akan > melanjutkannya sampai tuntas. > > Hal senada disampaikan anggota Komisi A DPRD, Alpius Edoway. Dia > meminta PT. Trakindo Utama terbuka sehingga masalah ini bisa > diselesaikan dengan baik. Anggota DPRD lain juga meminta pada > pertemuan berikutnya pimpinan PT. Trakindo Utama hadir. > > Hingga petang kemarin, pertemuan belum selesai. Anggota DPRD yang > hadir dalam pertemuan itu antara lain; Pejabat Ketua DPRD Stefanus > Rahangiar, S.Sos, Drs. Maimun Madia, George Deda, Ivodius Jaujanan, > SE, Marianus Maknaipeku, Anastasia Takege, Gerson Wandikbo, Alpius > Edoway, Philipus Wakerkwa, Marthinus Maturbongs, Max Samaran, dan > Karel Gwijangge. (sas/ino) > > >