Justru itu masalahnya pak. Price differential antara market price dan
subsidized price akan menyebabkan banyak sekali muncul rent-seeker, mulai
dari yang level kerah putih sampai kelas asongan.
It's all about money, pak. Temptation terlalu besar untuk dibiarkan seperti
itu. Boleh saja semua department direformasi, tetap saja akan seperti itu,
cuma ganti pemain, dan ganti gaya main. Uang subsidi tetap keluar dari
kantong pemerintah ke kantong rent-seeker itu. Dalam kepercayaan saya,
urusan money ini ada spiritnya (roh), yang kerjanya mempengaruhi orang untuk
bertindak egois, untuk kepentingan dirinya sendiri, walaupun harus merugikan
orang banyak.

Karena itu, kenaikan BBM banyak ditentang bukan saja oleh orang kecil yang
nggak ngerti masalah makro ekonomi, tapi oleh para rent-seeker itu dengan
mengatasnamakan rakyat kecil.

Believe me, pak. Price differential itu efeknya jelek sekali, kayak negara2
sosialis.
Sekarang, mau mana, beli BBM dengan harga sesuai market (mahal), tapi
distribusi lancar, atau beli BBM dengan harga subsidi (murah), tapi harus
ngantri berjam2 (itupun kalo nggak habis), dan kadang harganya jauh lebih
mahal dari harga yg seharusnya (karena sudah diborong oleh jockey).

Regards,
Bandar Bola

On Wed, Apr 23, 2008 at 11:50 AM, rangga_the_demon <
[EMAIL PROTECTED]> wrote:

>   menurut saya ada jalan selain menaikkan harga BBM pak...salah
> satunya adalah reformasi di kementrian ESDM, BP MIGAS, dan terutama
> PERTAMINA,sebagai contoh....temen saya cerita bahwa dia punya
> kenalan yang merupakan anak dari "yang punya plumpang"...harga
> minyak tanah disana masih seperti harga pemerintah..tetapi
> kenyataannya di agen2 pengecer sudah dijual seharga 5000ยด!!! gila ga
> tuh......sedangkan untuk plumpang tiap harinya bisa jutaan liter
> minyak tanah ...bikin ngiler ga tuh liat duit segitu .....kalah bill
> gates.....itu baru plumpang doang.....nah yang lain .....kita
> ngomongin duti triliunan tiap bulan neh bos..triliunan.....
>
> yang jadi pertanyaan ..BERANI KAGAK YAHH!!!
>
>

Kirim email ke