Saya nggak paham "bandarmologi-perception-analysis". Referensi saya cuman harganya secara historis murah nggak. Contoh, ISAT kalo 6000 itu murah. Demikian juga BDMN dan BBRI di bawah 6.000, BMRI di bawah 3.000, TLKM di bawah 9.000, ANTM di bawah 3.000, UNTR di bawah 11.000. Kalau turun lagi di bawah itu, sikat lagi aja.
Beberapa saham yang sudah kelamaan naik terlalu tinggi, emang sulit menentukan bottomnya. ASII misalnya, saya pikir 22 ribu sudah murah. Eh, masih nyungsep ke 17 ribu. Terpaksa nyangkut deh. Sekarang saya pakai angka 17 ribu ini sebagai bottom. AALI juga sekarang baru tahu kalau bottomnya 21 ribu. BUMI bottomnya 5 ribu. (Mungkin ini yang secara teknikal disebut sebagai support ya?) Tapi ini metode trial and error ya. Maklum otodidak. J Saya emang nggak pernah pakai news buat dasar transaksi. It is bullshit dan bisa jadi jebakan. Rgds, RW From: obrolan-bandar@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of er1ck Sent: 19 April 2008 15:39 To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Subject: Re: [obrolan-bandar] Re: ada saran INCO ? jadinya TUJI dong, tusuk jigong ha3x , tp tetep berhati2x saja lah , skrg pake TA- FA lg susah ditebak, contoh PGAS katanya secara FA not bad, secara TA busuk banget . Saya jadi inget wktu ANTM pertama kali keluar 'news' mau nawar herald tgl 14 feb, hari itu ANTM naik 11% untuk kemudian sideaways ke samping sampai mid march dan kemudian ngecor ke bawah, news buat saya udah basi, ga mempan , mungkin pake bandarmologi-perception analisis yg paling tepat untuk situasi sekarang :-)) 2008/4/19 Ricky Wakiman <[EMAIL PROTECTED]>: , eh "tsunagong" (tsunami bagong)-nya nggak jadi dateng. Sial bener. RW