Salam Sejahtera... Pada Sabtu, 22 Maret 2008, edwinkdr menulis:
> OOT - Buat mengisi liburan ^^, berikut cerita gugurnya Abimanyu di > medan kurusetra... :-) > http://id.wikipedia .org/wiki/ Abimanyu > Semoga bermanfaat, Sangat bermanfaat ! Sudah lama sekali saya tidak membaca tentang wayang ! Saya berutang budi pada majalah Si Kuncung, yang telah mengenalkan saya yang masih bocak kurang pengetahuan, mengenai perwayangan. Itulah salah satu sumber pengetahuan saya mengenai seni berperang, bukan sekadar menarik picu dan menekan tombol meriam swagerak (self-propelled gun) ! Mandala bursa laksana Kurusetra, yang secara abadi terus diramaikan oleh pertempuran yang tidak pernah usai. Kadang harum semerbak yang mengudara, kadang bau amis darah dan bangkai yang menusuk ke mana pun angin berembus. Orang yang -mencoba- bijaksana tidak akan begitu saja masuk ke dalam mandala, tidak perduli seberat apa pun persenjataan yang ia bawa serta sebanyak apa pun amunisi yang ia miliki, sebelum menetapkan doktrin perang, menyusun strategi dan menetapkan taktik. Batara Kresna boleh saja dijuluki Si Ireng, bahkan Duryudana mengejeknya sebagai Pokrol Bambu, namun ialah yang menjadi strategiwan Pandawa, didampingi oleh Drestajumna -saya salah eja, ya ?- sebagai Panglima Perang. Bahkan Prabu Slaya, veteran berbagai pertempuran, yang menjadi andalan Kurawa, tidak dapat menandingi Kresna, yang merupakan titisan Dewa Wisnu itu. Sejak semula Kresna sudah mengetahui siapa yang akan mati dan siapa yang akan berjaya di dalam perang di antara keluarga Bharata itu (Bharata Yudha). Keberadaannya pada pihak Pandawa adalah untuk memastikan, sebagaimana telah tersurat, bahwa kebajikanlah yang akan dimenangkan. Itu yang sebenarnya terjadi dalam mandala bursa, entah di Jakarta, London atau New York. Ketika kita (perusahaan, pengawas dan pesaham) sudah seiya dengan nurani mengenai tindakan di dalam bursa, maka bersaham tidak lagi sekadar "pokoknya saya untung", melainkan "apa manfaat yang dapat saya bagikan setelah bertindak ?" Itu yang kemudian membedakan mengapa ada yang berderma, memelihara makhluk (manusia dan atau hewan, juga lingkungan) terlantar atau berbagi pengalaman, juga yang mengikuti suara kedagingannya. Jadi, kepada teman-teman yang merasa modalnya kecil, jangan justru kecil hati. Jagalah mereka dengan baik, sebagaimana layaknya orang tua terhadap anaknya. Di mana pun Anda tempatkan mereka, jangan menjagal mereka ketika mereka dihantam penurunan harga, dengan cara berkalikali menjual rugi saham. Pada saatnya, mereka akan berbalik memperlakukan Anda sebagaimana Anda memperlakukan mereka. Setialah mengenai hal-hal kecil, maka -dengan izin Yang Mahakuasa- hal-hal besar akan menundukkan diri di depan Anda... Selamat Bersaham ! Sharif Dayan Epitoma Rei Militaris