Salam Sejahtera... Pada 24 Februari 2008, Kabu Nusi menulis:
> Lha kok indonesian-coal 'seperti' penting saat ini? Mungkin karena > indonesia sudah tidak punya jalan lain buat bikin duit, plus memenuhi > kebutuhan energi sendiri (khan sudah ngimpor macem2, termasuk produk > bbm) :):):) Lalu, sampai kapan pengurasan ini akan dilakukan ? Apa yang akan ditinggalkan bagi penerus kita, yang baru lahir lama setelah kita lahir ? Bagaimana kebijakan pemerintah -juga partai-partai politik- untuk mengamankan nasib Republik Indonesia ? Ketika terlibat dalam penerjemahan novel "The Bear and The Dragon" (Tom Clancy), yang diterbitkan Gramedia dalam judul "Beruang dan Naga", saya semakin tersadarkan mengenai betapa berbahayanya keadaan RI pada saat ini. Dalam novel tersebut, Amerika Serikat membantu Russia melawan RRC, karena ditemukannya cadangan amat besar emas di Russia. Sekarang, mari kita lihat dengan kacamata jernih -bukan sekadar keuntungan belaka- ketika Elnusa (ELSA) dilibatkan dengan peran besar dalam penambangan di Natuna. Selama ini, RI telah 'diperkosa' oleh kekuatan-kekuatan asing, yang mengeruk warisan bagi generasi penerus pengawal berdirinya NKRI. Hitung saja berapa yang sudah diangkut Freeport dan ExxonMobil keluar dari haribaan Pertiwi. Mungkin ada baiknya kita memberikan dukungan dalam hal ini, dengan cara dalam jangka panjang memegang saham-saham milik negeri sendiri, di antaranya Elnusa. Dengan demikian, mereka mempunyai kekuatan untuk bersaing. Perkara penyelewengan dana, mari kita upayakan penertiban sistem perpolitikan kita, dengan cara menggunakan hak pilih dalam pemilihan-pemilihan umum. Roma tidak dibangun dalam sehari, semua harus bersabar dan bersedia berkorban, karena para keturunan kita akan mengadili peran yang kita lakukan saat ini. Sharif Dayan tidak memegang ELSA Omnia labor vincit