Kang Ocoy....bursa regional koq ajrut2-an ? yang tadinya hijau jadi merah n sebaliknya ??? Dari yang tua, bingung, kroco n nyangkut lagi Jelas aku nggak pake margin wong pasar lagi runyam. Salam
--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, Bagus Perdana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > he2, sori pak... tp bpk ga pake margin kan??... gapapa pak, santay ajah... ntar jg balik... kalo stress ntar saya kirimin "Stock for the long run-jeremy siegel" deh pak.. obat stress kalo market lg turun tuh.. huehehehehehehe... > > "You make most of your money in a bear market, you just don't realize it at the time, because you're able to buy good bussiness at cheap prices. And although it doesn't feel good because of the uncertainty, this is when the opportunities are best." > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > ----- Original Message ---- > From: sulistyo_winarto <[EMAIL PROTECTED]> > To: obrolan-bandar@yahoogroups.com > Sent: Thursday, January 31, 2008 3:44:08 AM > Subject: [obrolan-bandar] Re: Terlalu Banyak yang Berpersepsi Buruk tentang AS > > Wah, Kang Ocoy bise aja... tadi STI, Nikkei , KS11 naik tipis > banget. yang lain merah. > Salam... dari yang nyangkut nih > > --- In obrolan-bandar@ yahoogroups. com, "kang_ocoy_maen_ saham" > <kang_ocoy_maen_ saham@ > wrote: > > > > Turun, Turun dehh.... biar tegas gitu.. mo turun ayo mo naek jg > > monggo.. kampret nih bikin keder ajeh.... tp turun ajalah yg > banyak, > > biar entarnya enak... > > > > > > > > > > --- In obrolan-bandar@ yahoogroups. com, "Aditya" <raja_ar_radu@ > > > wrote: > > > > > > Beberapa hari berturut-turut ini harga-harga saham di semua > bursa > > saham > > > berguguran. Padahal, perusahaan finansial, seperti perbankan dan > > > investment banking, yang merugi karena aset berbasis kredit > > perumahan > > > berisiko tinggi (subprime mortgage) adalah perusahaan-perusaha an > > > Amerika, Eropa, paling dekat China atau Jepang. > > > > > > Perbankan di Indonesia tidak diizinkan membeli aset berbasis > > subprime > > > mortgage AS. Namun, mengapa bursa saham di Jakarta juga terkena > > > dampaknya. "Perusahaan finansial tak sama dengan perusahaan > > > manufaktur," ujar Kepala Riset Recapital Poltak Hotradero. Dia > > > mengibaratkan, jika perusahaan manufaktur misalnya pembuat mobil > di > > AS > > > merugi karena penjualan menurun, CEO-nya tidak dapat serta- merta > > > menelepon pada cabang di India atau China. > > > > > > Sebaliknya di pasar saham, dengan hanya mengangkat telepon dan > > > memberikan perintah jual, dalam hitungan detik perintah itu sudah > > > dilaksanakan. Dampaknya ke bursa adalah harga saham jatuh diikuti > > > pelemahan indeks saham. Apalagi jika yang dilepas adalah saham- > saham > > > unggulan yang memiliki kapitalisasi pasar besar. Sedikit saja ada > > > penjualan, indeks serta-merta jadi "merah". > > > > > > Naik turunnya pasar saham juga dikendalikan dengan persepsi. > Jika > > ada > > > berita yang dipersepsikan akan berdampak bagus untuk saham atau > > > perekonomian, indeks akan bergerak naik. Sebaliknya, jika ada > > sesuatu > > > yang dipersepsikan buruk, dampaknya akan buruk juga. > > > > > > Keadaan perekonomian di AS yang terlihat dari data-data seperti > > tingkat > > > pengangguran, penjualan ritel, dan inflasi dianggap memburuk > pada > > awal > > > tahun ini. Semakin banyak orang yang menganggur, semakin sedikit > > > masyarakat Amerika yang berbelanja. Ditambah lagi dengan > tingginya > > > inflasi berarti semakin mahal harga barang di AS. > > > > > > Semua itu membuat negara- negara Asia yang mengekspor barangnya > ke > > AS > > > takut volume ekspornya menurun. Penurunan volume ekspor berarti > > > penurunan penjualan dan penurunan pendapatan bagi perusahaan- > > > perusahaan. Jika pendapatan menurun, semakin kecil kemungkinan > para > > > investor mendapatkan dividen, semakin kecil pula potensi > kenaikan > > harga > > > sahamnya di bursa. > > > > > > Akibatnya, para investor yang mempersepsikan data-data ekonomi AS > > > sebagai sesuatu yang buruk akan melepaskan sahamnya. Presiden > > George W > > > Bush sudah mengusulkan insentif pajak senilai 140-150 miliar > dollar > > AS > > > atau setara dengan 1 persen produk domestik bruto AS. Jumlah > yang > > besar > > > itu dipersepsikan oleh para pelaku pasar tidak akan membantu > > > menghindarkan ekonomi AS dari pelambatan bahkan resesi. > > > > > > Akibatnya, Senin (21/1), indeks saham di bursa mana pun melemah. > > Bank > > > Sentral AS, The Federal Reserve, yang akan memangkas suku > bunganya > > akhir > > > bulan ini seharusnya jadi berita baik, tetapi karena terlalu > banyak > > yang > > > berpersepsi buruk, berita baik ini tertimpa banyaknya berita > buruk. > > > > > > Pelemahan rupiah > > > > > > Gonjang-ganjing di pasar saham ternyata juga menular pada pasar > > valuta. > > > Sesuai dengan logika, persepsi yang buruk terhadap perekonomian > AS > > > menyebabkan nilai tukar dollar AS terhadap mata uang lainnya > > melemah, > > > kecuali terhadap rupiah. Rupiah terus tertekan dan pada Selasa > > (22/1) > > > sempat menyentuh Rp 9.500 per dollar AS dan ditutup pada Rp > 9.490 > > per > > > dollar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp 9.453 per dollar. > > > > > > Padahal, jika dilihat dari neraca perdagangan, terjadi surplus > yang > > > lumayan besar. Surplus yang dimiliki Indonesia menempati urutan > > ketiga > > > dari negara di Asia setelah China dan Jepang. Namun, sayangnya, > > neraca > > > berjalan rendah. Artinya, dari surplus perdagangan yang besar itu > > > sebagian dibelanjakan lagi sehingga surplus pada neraca berjalan > > tipis. > > > "Surplus perdagangan besar, tetapi banyak juga yang keluar > sehingga > > > sisanya 1 persen dari PDB," ujar Poltak. > > > > > > Harga minyak yang membubung tak diimbangi dengan hasil minyak > > (lifting) > > > yang dapat diekspor. Ujungnya, tetap saja kantung penerimaan > kempis > > > kembali karena keperluan pembayaran minyak jadi lebih tinggi. > > > > > > Pembayaran ini dilakukan dalam dollar AS sehingga meningkatkan > pula > > > permintaan mata uang dollar AS. "Arah pasar seperti berkabut, > sangat > > > sulit ditebak. Kalau ada analis yang mengatakan bahwa pasar akan > > terjadi > > > konsolidasi, itu sebenarnya sang analis sedang bingung," ujar > Kepala > > > Riset Mega Capital Indonesia Felix Sindhunata. Dalam pasar saham > > yang > > > sangat tinggi volatilitasnya seperti sekarang, banyak analis yang > > > menganjurkan agar investor memegang dana tunai. > > > > > > http://forum. detik.com/ showthread. php?t=22421 > > > <http://forum. detik.com/ showthread. php?t=22421> > > > > > > > > > > > _____________________________________________________________________ _______________ > Be a better friend, newshound, and > know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ >