---------- Forwarded message ----------
From: Prof. Roy Sembel, Ph.D <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Jan 9, 2008 11:07 PM
Subject:  Artikel Ekonomi:  2008, Bullish atau Bearish


Rekan-rekan netter milis MIGAS Indonesia yth,
Berikut ini artikel di Investor Daily 2 Januari 2008.
Saya harap bermanfaat sebagai informasi memasuki tahun 2008.
salam,

Roy Sembel

===

2008: BEARISH ATAU BULLISH?
Prof. Roy Sembel
Dekan FE Universitas Multimedia Nusantara (www.unimedia.ac.id)

Tahun 2007 baru saja kita lalui. Saatnya untuk merenung sejenak
melihat ke belakang dan mengevaluasi bersiap menghadapi masa depan.

".Orang yang tidak belajar dari masa lalu akan cenderung mengulangi
kesalahan yang terjadi di masa lalu .."
George Santiana, filsuf.

Tahun 2007 dimulai dengan keprihatinan karena tahun sebelumnya
(2006) kita didera oleh dampak kenaikan harga BBM yang sangat besar
di kuartal terakhir 2005. Untungnya, selama tahun 2006, inflasi masih
terkendali sehingga suku bunga SBI perlahan bisa turun ke bawah 10%.
Selama tahun 2007, sejalan dengan menjinaknya inflasi di dalam negeri
dan penurunan suku bunga The Fed, suku bunga SBI pun turun secara
bertahap sehingga mencapai 8% di akhir 2007.

Penurunan suku bunga dibarengi dengan semakin menggeliatnya
perekonomian. Ekonomi Indonesia bertumbuh sekitar 6,3%. Salah satu
faktor signifikan pendorong laju pertumbuhan ini adalah pertumbuhan
ekspor sekitar 10,5% (dengan realisasi mencapai rekor baru sekitar
US$ 112 milyar) dan pertumbuhan investasi sebesar 7,9% dibanding
tahun 2006. Sementara itu, cadangan devisa kita telah terakumulasi
lebih dari US$ 55 milyar, sehingga Rupiah cukup stabil terhadap
dollar AS di kisaran antara Rp 9000 - 9500 / US$. Sebagai akibat
positif dari perkembangan tersebut, Produk Domestik Brutto (PDB) per
kapita Indonesia di tahun 2007 telah menembus ke atas angka US$ 1800,
sudah jauh di atas tingkat PDB per kapita tertinggi sebelum krisis
1997 (sekitar US$ 1100).

Di bidang perbankan, fungsi intermediasi sudah memperlihatkan
tanda perbaikan (tingkat Loan-to-Deposit Ratio yang telah mendekati
70%). Optimisme juga tercermin di pasar saham. Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) ditutup pada level 2745, atau menguat sekitar 52%
dibanding penutupan akhir tahun 2006. Total nilai transaksi saham
selama tahun 2007 telah mencapai lebih dari Rp 1000 trilyun (rata-
rata lebih dari Rp 4 triliun per hari, bandingkan dengan 5 tahun lalu
yaitu hanya sekitar Rp 400 milyar per hari). Nilai kapitalisasi pasar
mendekati angka US$ 200 milyar, atau sekitar setengah dari nilai PDB
2007. Sejalan dengan itu dana kelolaan reksadana telah kembali ke
atas Rp 90 triliun (meski belum pulih di atas rekor sebelumnya, yaitu
di atas Rp 110 triliun pada sebelum krisis reksadana tahun 2005),
dengan porsi terbesar dialokasikan di reksadana saham.

Meskipun banyak indikator yang memperlihatkan perbaikan
perekonomian, ada juga sinyal `lampu kuning' yang perlu kita
waspadai. Angka pengangguran tetap tinggi meski angka terakhir telah
turun sedikit di bawah 10%. Harga minyak dunia sempat mencapai US$
99 / barel, sementara angka lifting minyak bumi tidak mencapai
target. Di arena Internasional, krisis sub prime mortgage di AS masih
perlu diwaspadai dampak turunannya.

Peringkat Indonesia dari sisi kemudahan berusaha dan indeks
pembangunan manusia masih sangat memprihatinkan (situasi ini sangat
mungkin berhubungan dengan prestasi Indonesia di SEA Games yang hanya
menduduki peringkat ke 4). Masalah infrastruktur transportasi dan
distribusi energi masih tersendat. Proyek infrastruktur yang
rencananya digelontorkan tahun 2007, masih banyak yang tidak sempat
terealisasi. Ketersendatan ini masih diperparah dengan bencana alam
yang seolah tak putus melanda negeri ini.

Quo Vadis 2008?

Kita tentu berharap agar momentum perbaikan tersebut tetap
berlanjut di tahun 2008. Ada beberapa sinyal positif yang mendukung
harapan tersebut. Pertama, impor barang modal selama kuartal terakhir
tahun 2007 mengalami peningkatan. Indikator ini pertanda baik bagi
kegiatan produksi dalam negeri. Kedua, pembangunan infrastruktur
tampaknya akan terus berlanjut. Beberapa tender penting, khususnya
untuk kelanjutan proyek infrastruktur telah diselesaikan oleh
instansi terkait. Selain itu, pemerintah juga meluncurkan insentif
untuk mendongkrak lifting minyak.

Momentum profitisasi dan privatisasi BUMN terus berlanjut.
Menurut Menneg BUMN, minimal ada 5 BUMN yang telah siap untuk IPO di
Bursa Efek Indonesia di tahun 2008, yaitu, Krakatau Steel, BTN,
Jasindo, Semen Baturaja, Sucofindo, dll. Sementara itu, lembaga
pemeringkat internasional telah mulai berdiskusi dengan BI dan
pemerintah dengan kemungkinan menaikkan (memperbaiki) peringkat
risiko negara Indonesia menjadi semakin mendekati investment grade.

Dengan momentum perbaikan perekonomian itu, pertumbuhan PDB
diperkirakan akan mencapai di atas 6,5%, sehingga angka pengangguran
akan menurun mendekati 9%. PDB per kapita akan menembus US$ 2000,
sehingga melewati angka psikologis menuju negara berpenghasilan
menengah.

Dengan masuknya beberapa BUMN berkinerja baik ke BEI di tahun
2008, IHSG diperkirakan masih akan melanjutkan pergerakan naiknya
meskipun dengan persentase kenaikan (return) yang sulit untuk
menyamai rekor tahun 2007. Return IHSG akan kembali ke angka normal
rata-rata return jangka panjang, yaitu sekitar 15%-20% per tahun.
Dengan demikian, level IHSG diperkirakan menembus angka 3000 dan
mencapai 3250.

Tahun 2008 akan diwarnai dengan instrumen baru yang
diperkenalkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), misalnya Exchange-Traded
Funds (ETFs), Real Estate Investment Trusts (REITs), Asset-Backed
Securities (ABS atau Efek Beragun Aset / EBA), dll. Oleh karena itu,
diperkirakan total nilai perdagangan harian di BEI akan melonjak ke
atas Rp 5 trilyun.

Meski ada banyak indikator positif, kita tetap perlu waspada.
Dampak kekacauan di Pakistan masih merupakan bola liar yang belum
jelas arahnya. Dampak krisis sub prime mortgage di AS pun masih
mungkin membuahkan kejutan-kejutan baru. Bencana alam di dalam negeri
juga tetap perlu diwaspadai dampak buruknya. Perkembangan harga
minyak dunia juga merupakan variabel yang tak boleh diabaikan.

2008: Bull atau Bear?

Berdasarkarkan uraian singkat di atas, jadi kesimpulannya Bull
(banteng) atau Bear (beruang)? Bullish adalah istilah barat untuk
optimis, sementara bearish untuk pesimis. Mungkin untuk kasus
Indonesia, yang merupakan bagian dari 'timur', binatangnya bukan
sekadar bull atau bear dari barat. Masih ada dragon (naga) dan
elephant (gajah) serta cobra (ular kobra) yang akan sangat
mempengaruhi perekonomian Indonesia. Di level regional, Olimpiade di
Cina (naga) dan kebangkitan ekonomi India (negara gajah dan ular)
akan berimbas positif bagi perekonomian 'Garuda' Indonesia. Di level
domestik, persiapan pemilu 2009 (ada juga hubungannnya dengan
banyak 'banteng' dan 'bintang'), diharapkan justru akan membawa
dampak positif 'election year effect', yaitu pemerintah biasanya akan
berusaha mengelola ekonomi sebaik mungkin menjelang pemilu. Tentu ini
dengan catatan (dan harapan kita semua agar) keamanan tetap
terkendali.

Apa pun ramalan di atas kertas, realisasinya akan tergantung
kerja keras, kerja cerdas, dan kerja tuntas dari kita semua. Sesuai
dengan kata-kata bijak: Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu bangsa
apabila bangsa tersebut tidak berusaha mengubah nasibnya. Selamat
tinggal tahun 2007, selamat datang tahun 2008 yang penuh dengan
kesempatan di tengah kewaspadaan.

Tabel
Indikator Perekonomian dan Pasar Finansial Indonesia 2007-2008
(Sumber: BI, BPS, dan estimasi penulis)

Indikator    Tahun 2007    Tahun 2008     Keterangan

BI Rate         8%           7,5%        Menurun / membaik
Inflasi         6,5%         6%-7%       Stabil
Pertumbuhan PDB 6,3%         6,5%        Sedikit membaik
PDB per kapita  > US$ 1800   > US$ 2000  Membaik
Kurs Dollar AS  Rp 9250      Rp9000-9500 Stabil
Pengangguran    9,8%         9%-9,5%     Membaik
IHSG            2745         ~3250       Return rata-rata
                                        jangka panjang 15%-20%
Transaksi/hari  ~ Rp 4 trn   ~Rp 5 trn   Membaik
Dana kelolaan  ~ Rp 90 trn   ~Rp 130 trn Membaik
reksadana



Kirim email ke