Selasa, 18/12/2007
 Bumi tak akan mundur soal Herald  
   Cetak
    JAKARTA: PT Bumi Resources Tbk menyatakan tidak akan mundur meskipun 
penawaran pembelian saham yang diajukannya kepada Herald Resources Ltd dinilai 
agresif dan tidak dikehendaki.
 
 Chairman Herald Terry Allen dalam suratnya kepada pemegang saham pada 13 
Desember menyebut penawaran yang dibuat Bumi sebagai penawaran yang agresif dan 
tidak dikehendaki. 
 
 "[Karenanya] direksi menyarankan agar pemegang saham tidak mengambil tindakan 
apa pun sehubungan dengan penawaran tersebut hingga dewan direksi memiliki 
peluang untuk mempertimbangkan penawaran dan membuat rekomendasi formal," tulis 
Allen seperti dikutip dalam situs resmi Herald, kemarin.
 
 Sebagai catatan, Allen mengatakan perusahaan telah menjalin kerja sama dengan 
PT Aneka Tambang Tbk yang memiliki 20% kepemilikan pada proyek Dairi.
 
 Menanggapi pernyataan dari ma-najemen Herald tersebut, Presdir Bumi Ari 
Saptari Hudaya mengatakan telah memberitahukan manajemen soal rencana transaksi 
tersebut beberapa waktu yang lalu. Karenanya dia akan terus menjalankan rencana 
pembelian saham Herald.
 
 "Sah-sah saja mereka bilang begitu. Ini kan tergantung pemegang saham, mereka 
yang akan menentukan bukan manajemen. Kami akan tetap menjalankan [rencana 
transaksi ini]," ujarnya saat dihubungi Bisnis, kemarin.
 
 Ari menyerahkan proses transaksi kepada tim yang telah ditunjuk. Ketika 
ditanyakan apakah sudah ada komitmen khusus dari pemegang saham untuk 
menyerahkan kepemilikannya pada Bumi, Ari mengatakan tidak ingat. Dia juga 
menolak menyebutkan jumlah saham yang akan dibeli Bumi. Pembelian akan 
dilakukan langsung di bursa.
 
 Secara terpisah, Senior Vice President Investor Relations Bumi Dileep 
Srivastava mengatakan hal yang senada. Manajemen akan melanjutkan proses 
transaksi dengan memenuhi ketentuan hukum ataupun pasar modal yang berlaku di 
kedua negara.
 
 Terkait transaksi tersebut, Bumi telah mengagendakan rapat umum pemegang saham 
luar biasa (RUPSLB) pada akhir Januari 2008. "Kami tidak dapat memprediksikan 
apa yang akan terjadi di masa datang. Pada intinya kami telah membuat penawaran 
dan selebihnya tergantung pada pemegang saham."
 
 Saham Bumi
 
 Pada penutupan perdagangan kemarin, saham Bumi turun 2,54% atau Rp150 ke level 
Rp5.750. Harga saham ini terus merosot dari level rekor Rp6.250 yang dicetaknya 
pada 4 Desember. 
 
 Sementara itu, per pukul 19.00 WIB kemarin saham Herald di bursa Australia 
juga turun sebesar A$0,01 menjadi A$2,28.
 
 Herald adalah perusahaan pertambangan yang berbasis di Australia. Perusahaan 
ini terhitung mempunyai 80% kepemilikan di proyek Dairi, yakni proyek 
pertambangan seng dan timah hitam di Dairi, Sumatra Utara.
 
 Allen juga menyebutkan deposit Anjing Hitam di Dairi mengandung 6,6 juta ton 
seng grade 15% dan 9%� timah hitam. Perusahaan merencanakan untuk 
menambang cadangan metal tersebut sebesar 1 juta ton per tahun sehingga 
kegiatan operasional diperkirakan bakal berlangsung selama tujuh tahun.
 
 "Dengan kapasitas penuh penambangan akan menyumbang produksi metal sekitar 
115.000 ton seng dan 60.000 ton timah hitam," tulis manajemen.
 
 Pada 12 Desember, Bumi mengajukan penawaran sebesar A$ 2,25 untuk tiap saham 
yang dikeluarkan Herald. Akuisisi terhadap seluruh saham Herald itu 
diperkirakan bernilai A$455 juta atau setara US$397 juta.
 
 Bumi akan membeli saham perusahaan melalui Calipso Investment Pte Ltd, anak 
perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Herald. 
 
 Melalui rencana pembelian saham itu, Bumi berharap dapat menyelesaikan jalan 
buntu atas rencana Herald untuk membangun proyek Dairi, yang sampai saat ini 
masih terganjal perizinan dari Departemen Kehutanan.
       
---------------------------------
Looking for last minute shopping deals?  Find them fast with Yahoo! Search.

Kirim email ke