Salam Sejahtera... Pada Senin, 17 Desember 2007, ssugaa menulis:
> Mayjen John Sedgwick adalah seorang jendral dari kubu > Union. Pada tanggal 9 Mei 1864 beliau dan pasukannya > Sejarah mencatat bahwa hari itu sang mayjen gugur > dengan luka tembak di bawah mata sebelah kiri. > > Moral of the story : Kalau sedang ada tembak-tembakan, > dan anda tidak punya baju besi atau helm baja, jangan > coba-coba ikut ikutan. Salah-salah kena tembak / > pentung berpaku. Mending tunggu perang berhenti. Pada sekitar tahun 53 SM, bertempat di Carrhae (sekarang bernama Harran, di dalam wilayah Turki), berhadapanlah sekitar 10.000 prajurit Parthia di bawah pimpinan Surena melawan sekitar 50.000 legiuner Romawi yang dipimpin Marcus Licinius Crassus. Perang itu dimenangi oleh Parthia, yang sekaligus merupakan salah satu kekalahan besar bagi Republik Romawi. Mengapa Romawi yang terkenal digdaya itu dapat dikalahkan, apalagi dengan perbandingan kekuatan yang tidak seimbang itu ? Salah satu kesalahan Crassus adalah karena ia tidak cermat mengenai sekutunya. Yang dimaksud itu adalah Ariamnes, pemimpin kavaleri berkekuatan sekitar 6.000, dari Arab. Ia sebenarnya berada pada pihak Parthia. Crassus juga dibutakan oleh ambisinya untuk mengalahkan pamor Julius Caesar dan Pompei, sehingga tidak sadar bahwa keberhasilannya memadamkan pemberontakan para budak yang dipimpin Spartacus bukan semata karena kemahirannya bertempur. Simpulannya: tidak pandang bulu seberapa tingkat kekuatan pasukan Anda, yang penting adalah menggunakan sebaik mungkin kekuatan itu, karena pertahanan yang paling baik adalah menyerang. Sekiranya kita tidak memiliki jaringan intelijen, maka kita tidak pernah tahu apakah serangan gencar musuh disebabkan mereka berkelebihan amunisi atau gertakan untuk meruntuhkan semangat. Saya kurang sependapat dengan Anda, tapi cerita Anda tersebut menambah pustaka pengetahuan saya. Terima Kasih telah berbagi. Sharif Dayan Epitoma Rei Militaris