Pada saat market crash tentunya investor memerlukan DATA untuk mengambil KEPUTUSAN...
Pada saat market crash saat ini, investor memerlukan INFO tentang: - Apakah index turun karena diakibatkan index regional yg juga turun ?. - Apakah index turun karena faktor fundamental seperti inflasi, sukubunga, IDR dll - Apakah index turun karena ada policy pemerintah yg tidak disukai pasar ?. - Apakah index turun karena koreksi biasa karena index sudah naek tinggi ? - Apakah index turun karena ada PROGRAM SELLING dari institusi ?. - Apakah index turun karena market MERATA melakukan profit taking ?. Jika ada PROGRAM SELLING, investor memerlukan info tentang: - Apakah Asing yang melakukan program selling ?. - Apakah broker asing yang melakukan program selling ?. - Siapakah yang menampung barang yg dijual pada program selling ?. - Apakah lokal atau asing ? - Apakah institusi atau retail ?. - Apakah PROGRAM SELLING berlanjut berhari hari ?. - Apakah pasar bisa MENYERAP barang dari program selling dan bertahan ? - Apakah pasar yang menyerap barang dari program selling akhirnya ikut SELL ? - Apakah otoritas melakukan intervensi saat market crash ?. Investor memerlukan INFO diatas untuk mengambil keputusan TERUTAMA investor KECIL yang kurang informasi tentang APA YG TERJADI. Mereka akhirnya tau tapi sudah TERLAMBAT. Dari hasil POLLING sementara, terlihat lebih dari 90% investor dan trader TIDAK MENYETUJUI dihilangkannya KODE broker dari datafeed BEJ. Ini BERARTI hampir SEMUANYA investor memerlukan KODE BROKER. HAL BAGUS yg diinginkan MAYORITAS TRADER dan dipunyai sistem BEJ ini harusnya diPROMOSIKAN kenegara lain dan bukan DIHAPUSKAN... Apakah BEJ dan BAPEPAM mau menjadi otoritas yg OTORITER memaksakan KEHENDAKnya yg tidak DISUKAI PUBLIK ?. Kita liat SAJA, apakah BEJ dan BAPEPAM bisa BEFUNGSI sebagai REGULATOR bursa Jakarta, Mereka HARUSnya bangga dengan sistem yg SEKARANG karena sistem ini TERNYATA disukai MAYORITAS investor.