OPEC Ingin Pertahankan Harga Tinggi  
 [JAKARTA] Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak 
(KTT OPEC) yang tidak menghasilkan keputusan mengenai penambahan produksi, 
perlu diwaspadai sebagai peringatan bahwa negara-negara anggota OPEC memang 
berharap harga minyak terendah tetap berada di kisaran US$ 90 per barel. 
 "Dengan harga yang mencapai US$ 90, bahkan mendekati US$ 100 per barel, para 
pemimpin OPEC justru senang. Setidaknya harga minyak US$ 90 per barel itulah 
yang akan diterima sebagai harga terendah yang baru oleh negara-negara OPEC. 
Implikasinya ke depan, kita harus waspada dan bersiap dengan lonjakan harga. 
Dengan sikap OPEC tersebut, rasanya mustahil harga minyak akan turun jauh di 
bawah US$ 90 per barel," kata pengamat perminyakan Kurtubi, di Jakarta, Senin 
(19/11) menanggapi hasil KTT OPEC 17-18 November di Riyadh, Arab Saudi.
 Kurtubi menjelaskan, kesempatan untuk menekan harga dimiliki OPEC. Pasar 
minyak dunia sangat berharap OPEC menaikkan produksi, untuk mengimbangi 
permintaan minyak yang semakin tinggi. Sebab, mengharapkan penambahan produksi 
dari negara-negara non-OPEC saat ini sangat sulit.
 "Sekarang, kapasitas tersisa hanya dipegang OPEC. Sementara permintaan minyak 
dunia terus naik, OPEC tetap tidak menambah produksi, sehingga antara 
permintaan dan suplai sangat timpang. Di sini, kenaikan harga akan sulit 
dihindari. Penambahan produksi tidak akan terjadi, karena dengan menambah atau 
membuka kran produksi akan berdampak pada kelebihan suplai dan harga akan 
turun," katanya. 
 Negara penghasil minyak non-OPEC, saat ini yang bisa diharapkan dapat 
meningkatkan produksi antara lain Brasil, Rusia, Kazakhstan, dan Kanada. Namun, 
volume penambahannya tidak cukup signifikan untuk mengimbangi tingginya 
permintaan minyak dunia. 
 "Kalau ada prediksi tahun depan harga turun ke kisaran US$ 70 per barel, saya 
tidak sependapat. Sebab, permintaan akan terus meningkat sementara pasokan 
tidak bertambah," imbuh Kurtubi.
 
 Tidak Bereaksi
 Sementara itu, pasar minyak tidak terlalu bereaksi terhadap hasil KTT OPEC. 
Harga minyak di pasar Singapura, Senin (19/11) pagi, berada pada posisi US$ 
94,53 per barel, atau naik 0,69 sen dolar dibanding harga akhir pekan lalu. 
Menurut para analis, para pelaku pasar telah mengetahui OPEC tidak akan 
menaikkan produksi jauh sebelum KTT berlangsung,
 KTT ke-3 OPEC yang ditutup Minggu (18/11) tidak membicarakan masalah kenaikan 
produksi, yang diharapkan banyak pihak untuk meredam tingginya harga minyak 
bumi dalam beberapa bulan terakhir ini. Kesepakatan mengenai kenaikan pagu 
produksi minyak OPEC kemungkinan akan dibahas pada pertemuan menteri-menteri 
OPEC di Abu Dhabi, awal Desember nanti. 
 KTT hanya menelurkan deklarasi mengenai Tantangan Globalisasi dan Perubahan 
Pasar Energi Global yang Dinamis, Energi bagi Pembangunan Berkelanjutan, serta 
Energi dan Lingkungan.
 Sesi terakhir pertemuan puncak yang berlangsung sejak Sabtu tersebut diikuti 
seluruh pimpinan delegasi terdiri dari para pemimpin atau wakil-wakil 
pemerintahan 13 negara anggota OPEC, termasuk Wapres Jusuf Kalla.
 Pada bagian mengenai Tantangan Globalisasi dan Perubahan Pasar Energi yang 
Dinamis, yang terdiri dari 14 butir kesepakatan, antara lain disebutkan upaya 
untuk melanjutkan pasokan minyak ke pasar dunia dalam jumlah yang memadai, 
tepat waktu, efisien, ekonomis, dan terpercaya. Butir lain berisi desakan 
kepada semua pihak untuk meningkatkan efisiensi di pasar keuangan petroleum 
dengan tujuan menekan ketidakpastian harga yang dapat membahayakan, baik bagi 
produsen maupun konsumen minyak bumi. 
 OPEC juga sepakat melanjutkan proses koordinasi dengan negara-negara produsen 
minyak lainnya (non-OPEC). Dialog antara negara produsen dan konsumen melalui 
Forum Energi Internasional dan di forum internasional maupun regional lainnya 
akan ditingkatkan dan diperluas demi kepentingan semua pihak. [H-13/Ant/M-6]

---------------------------------
 Last modified: 18/11/07
 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

Kirim email ke