Embah, Maaf via japri.
Fame, attraction and/or recognition is the LAST THING i expect from the milist. Saya berusaha menghindari hal itu. Ketertarikan saya pada milis lebih kepada komunitasnya (bukan sok humanis, lho) Ini karena saya lebih cenderung memilih menjadi "purist" spt yang diistilahkan Justin Mamis dlm bukunya "The Nature of Risk" - shut the door and do my own home work. Untuk saya, milis ini lebih sebagai oasis ditengah gurun kebosanan. Hiburan yang menyejukkan. Tapi kadang iseng juga ingin memberikan sumbangsih agar bisa membantu mendewasakan investor di BEJ, jika ini sejalan dengan tujuan milis. Jadi kalau embah berkenan, bisa mempost tulisan dibawah sbg anonymous atau sbg tulisan embah sekalipun saya tidak keberatan. Yang penting untuk saya adalah pesannya didengar, bukan siapa yang mengatakan. Tetapi kalau tulisan ini dirasa tidak relevan, dihapuspun tidak jadi masalah. Namanya juga iseng...he..he...he... Terima kasih, dan masih dengan rasa hormat yang kian dalam. --------------------------------------------------------- Hanya pengetahuan umum untuk newbie, para ahli dan pemain berpengalaman, tak perlu membaca email panjang dan membosankan ini... Cuma iseng saja. Salam hormat untuk semua, Saya sangat setuju dengan embah, tidak ada alasan FA & TA harus dipertentangkan atau dipilih yang mana yang lebih penting. Kedua-duanya penting, namun untuk alasan dan kegunaan yang berbeda. Sekedar tambahan: IMHO, Untuk menjadi investor, FA tentu saja sangat penting. Karena untuk investor, yang menjadi sasaran adalah GROWTH dan VALUE PERUSAHAAN. Investor membeli PERUSAHAAN, karenanya seorang investor yang baik sepatutnya: 1. Sudah melakukan analisa menyeluruh terhadap suatu perusahaan dan percaya pada potensi pengembangannya di masa datang. 2. Mengerti dengan sangat baik bisnis dan posisi perusahaan di pasar. 3. Jika harga jatuh, tahu mengapa harga jatuh dan bisa menentukan apakah kejatuhan harga hanya sementara atau memiliki dampak jangka panjang. Fundamental perusahaan dan pasar berada dalam domain FA. Untuk menjadi trader, TA tentu saja sangat penting. Karena untuk trader, yang menjadi sasaran adalah PERGERAKAN HARGA. Trader membeli SAHAM, bukan perusahaan. Dan pergerakan harga berada dalam domain TA. Sedikit gambaran diatas dapat menjawab pertanyaan Apakah Investor perlu CL juga? Kalau investor CL, semata-mata disebabkan karena adanya perubahan FUNDAMENTAL perusahaan dan/atau pasar. Seperti disebutkan point 3 diatas, saat harga jatuh, investor sepatutnya tahu apakah harga jatuh karena faktor fundamental atau sekedar masalah teknikal. Jadi kalau yang merasa Investor, CL semata-mata karena penurunan harga tanpa melihat fundamental, hati-hati. Anda sudah berada di domain trader tanpa sadar. Apakah tidak boleh? Sangat boleh, tetapi anda harus sadar sepenuhnya bahwa anda sudah bukan lagi menjadi investor tetapi sudah menjadi trader. Apa perbedaan Investor dengan Trader? Banyak yang salah kaprah, menyebutkan time frame, waktu investasi. Investor, investasi jangka panjang. Trader investasi jangka pendek sampai menengah. Menurut saya pribadi, bukan itu perbedaannya. Perbedaan terbesar selain yang telah disebutkan diatas, adalah SASARAN INVESTASI. Mendapat keuntungan dari perkembangan growth dan value perusahaan atau semata-mata dari pergerakan harga Seorang investor bisa saja investasi jangka pendek, menengah maupun panjang, demikian juga trader. Tapi yang membedakan keduanya adalah alasan dan pertimbangan ketika membeli/melakukan investasi. Lalu mengapa membedakan kedua hal ini penting? Toh hanya sekedar istilah... Sangat penting, karena bukan sekedar istilah tetapi menyangkut penentuan ANALISA yang diperlukan. Seorang Investor perlu sekali menguasai FA, menguasai seluk beluk bisnis perusahaan secara mendalam. Kata kunci disini adalah: KEDALAMAN. Bukan sekedar tahu. Investor tidak terlalu menguasai TA, tidak menjadi masalah Selama sasaran yang dikejar semata-mata hanya growth dan value perusahaan, investor tidak terlalu dipusingkan oleh pergerakan harga teknikal. Itu sebabnya seorang Investor bisa punya keyakinan penuh bila harga turun bukan karena faktor fundamental. Karena setiap harga turun, investor yang baik akan meninjau kembali keadaan perusahaan dan pasar, adakah faktor yang terlewat olehnya atau berubah? Jika tidak, investor berani main ludah-ludahan :) atau mati2an menjelaskan baiknya perusahaan sampai cape sendiri. Investor yang baik tidak mengenal istilah beli lalu "tidur'. Karena investorpun harus terus memantau fundamental perusahaan dan pasar setiap saat. Sebaliknya, seorang trader boleh menguasai secara mendalam seluk beluk perusahaan, boleh juga tidak (ingat, trader membeli saham, bukan perusahaan). Tetapi penguasaan secara mendalam terhadap TA adalah penting sekali. Bila tidak mendalampun, ada satu faktor penting lainnya bagi trader untuk sukses jangka panjang: KONSISTENSI. Konsisten terhadap trading system maupun trading rule yang dijalankannya. Bahaya akan timbul kalau seorang investor tergiur untuk menjadi trader tanpa sadar, sementara karena pengalamannya selama ini tidak terlalu menguasai TA dan tidak memiliki konsistensi dan/pada trading system. Demikian juga sebaliknya, seorang trader yang mulai "jatuh cinta" pada perusahaan (dengan kata lain menjadi investor tanpa sadar), namun karena pengalamannya sebagai trader tidak terlalu menguasai seluk beluk bisnis perusahaan. Menjadi investor ataupun trader adalah pilihan. Kedua-duanya baik dan sama sulitnya. Hanya saja pastikan anda memilih sesuai karakter anda pribadi. Kembali ke pembicaraan awal mengenai FA dan TA Mengapa di Indonesia, bahkan trader-pun "terpaksa" harus bicara dan menguasai FA; sebaliknya, investorpun "terpaksa" harus menguasai TA? Hal ini sangat erat kaitannya dengan MARKET EFFICIENCY. Suatu konsep yang sebenarnya agak utopis karena menurut saya pribadi tidak ada satu marketpun di dunia yang bisa efisien secara sempurna. Bila market benar2 efisien, hasil FA dan TA akan berjalan bersama dan memberikan indikator yang sama. Seorang investor maupun trader bisa saja hanya menggunakan salah satu FA atau TA. Sayangnya, seperti yang saya katakan, market efficiency sering hanya utopia. Apalagi di Indonesia, dengan kepastian hukum, GCG, law enforcement dll yang rendah. "Terpaksa" di Indonesia kita harus menggunakan semua cara analisa FA, TA (termasuk BA) sebagai bagian dari Risk Management (saya kadang suka menyebut istilah Probability Management). Inipun masih belum punya kepastian sehingga Money Management jadi sesuatu yang sangat penting. Mengapa hasil analisa FA dan TA bisa bertentangan? 1. Karena faktor market efficiency diatas, termasuk ketidakpastian aturan main, hukum, GCG dll 2. Sebab kedua yang perlu diperhatikan juga adalah adanya kemungkinan KEDALAMAN analisa kita yang kurang, sehingga kesimpulan analisa menjadi kurang tepat.Saya bukan ahli FA ataupun TA. Tapi seringkali merasa FA dan TA, tereliminir sedemikian rupa sehingga menjadi sempit artinya. Jadi? Singkatnya pakai FA atau TA? Pilihan ditangan pribadi masing-masing. Tapi kalau saya pribadi disuruh memilih, saya akan pakai semuanya (serakah) he...he...he.... Pakai FA untuk menjawab WHAT. Pakai TA/BA untuk menjawab makro/(zoom out) WHEN Pakai Tape Reading untuk menjawab mikro/(zoom in) WHEN Ketiga hal ini sebagai bagian dari yang saya istilahkan sebagai Probability Management, bagian dari Risk Management (ketiga analisa dipakai untuk memaksimumkan probabilitas dalam rangka manajemen resiko). Terakhir saya juga menggunakan Money Management secara ketat dan konsisten. Karena tahu, hasil analisa diatas untuk pasar di Indonesia sama sekali bukan jaminan 100%. Ini kalau mau sukses jangka panjang. Mengapa banyak orang tanpa pusing2 analisa bisa berhasil? Ada banyak kemungkinan: 1. Orang yang sangat berpengalaman bisnis sekian lama spt Bpk SBy (salam hormat yang dalam untuk Bapak), kadang tanpa sadar sudah melakukan FA+MM. Tanpa teori2, street smart, langsung praktek. Jangan lupa Money Management juga digunakan dalam melakukan bisnis. 2. Kebetulan mendapat info atau bisikan yang benar. Masalahnya entah sampai kapan bisa dapat info yang benar terus. 3. Punya koneksi/dekat dengan BD. Nah kalau yang ini tidak terbantahkan deh. Ga perlu analisa2 segala. he... he...he.... Masalahnya berapa banyak orang yang punya akses spt ini. 4. Punya Feeling Analysis, intuisi yang peka dan luar biasa bagusnya. Ilmiahkah ini? Bisa jadi ya, karena yang dikatakan sebagai feeling analysis ini sebenarnya adalah semua analisis yang disebutkan diatas namun bekerja di level BAWAH SADAR. 5. Punya psychological profile yang cocok dengan seorang trader sukses seperti disiplin dll 6. Spt kata Bpk. SBy, beruntung. 7. Dll dll.... Daftar ini bisa jadi sangat panjang. Intinya adalah, semua ini justru yang membuat bursa jadi sangat menarik bagi siapapun. Karena bursa memberikan kesempatan berhasil maupun gagal bagi siapapun terlepas dari kepandaiannya. Bursa di manapun di dunia, termasuk di Indonesia, dipenuhi oleh orang2 terpandai, tercerdas dan terpintar di bidangnya masing2. Tapi toh keberhasilan dan kegagalan dirasakan oleh semua.