Dewa TA nya Jenenge sopo?

----- Original Message ----- 
From: James Arifin 
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com 
Sent: Sunday, July 29, 2007 5:52 PM
Subject: Re: Fw: [obrolan-bandar] Re: Sekarang Miranda yang ngomong...


Jangan bilang nggak mutu dulu khan waktunya dia nggak bilang kapan.
Tahun 2005 indeks turun 300 point dari highnya di tahun 2006 juga
turun dalam tahun 2007 belum ada kejadian so anggap 2005 - 300 point,
2006 - 400point maka wajar 2007 - 500point dari high artinya range
indeks bisa ke 1900. Kalau saya lihat ke 1800 sesuai analisa salah
satu dewa TA juga nggak masalah karena sangat wajar turun segitu,
artinya 1850 bisa kecapai dong ... heheh

On 7/27/07, Heryadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
>
>
>
>
>
>
> Indeks turun 500 poin?analisa nggak bermutu
>
>
> ----- Original Message -----
> From: cipto_trading
> To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
> Sent: Thursday, July 26, 2007 6:57 PM
> Subject: [obrolan-bandar] Re: Sekarang Miranda yang ngomong...
>
>
>
>
> ibu-ibu ini bener juga sebagai regulator mengingatkan pelaku ekonomi
> agar tetap waspada.... krisis pasti terjadi.... tapi tidak ada
> yang bisa memprediksi dengan tepat kapan terjadi, bahkan the fed
> sekalipun....
> krisisnya tidak akan separah 1997-1998. waktu itu diperparah oleh
> krisis politik dan fundamental ekonomi asia memang rapuh... sekarang
> agak lebih baik jadi tenang aja... tapi kalau IHSG turun 500 poin jgn
> kaget....
>
> --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "Dean Earwicker"
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Dulu Sri Mulyani bilang krisis, sekarang Miranda. What's up with you
> girls?
> >
> >
> >
> > Regards,
> >
> > DE
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > Miranda S. Goeltom:
> > HARGA KOMODITAS BISA PICU KRISIS
> >
> >
> >
> > Dadan Kuswaraharja - detikfinance
> >
> >
> >
> > Jakarta - Jika 10 tahun silam krisis dipicu oleh guncangan mata
> uang, maka
> > ancaman krisis pada saat ini bisa saja dipicu oleh harga komoditas.
> Untuk
> > itu, pergerakan harga komoditas perlu terus diwaspadai.
> >
> >
> >
> > Deputi Gubernur Senior BI Miranda S. Goeltom mengatakan, harga komoditas
> > juga menjadi perhatian BI, karena bukan tidak mungkin harga
> komoditas akan
> > menyebabkan krisis baru.
> >
> >
> >
> > "Apakah anda dapat bayangkan jika harga minyak jadi US$ 150-200, apa
> yang
> > terjadi terhadap dunia ini? Pasti ada yang kena ada yang tidak kena,
> kita
> > bisa terkena imbasnya," ujar Miranda dalam diskusi 10 tahun krisis
> di Hotel
> > Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (26/7/2007).
> >
> >
> >
> > "Tidak ada yang salah dengan kebijakan di dalam negeri, tidak ada
> yang salah
> > dengan makroekonomi, tapi shock bisa datang dari harga komoditas.
> Kalau dulu
> > kan syoknya dari nilai tukar dan perbankan. Ini bisa dari harga
> komoditas
> > karena ketidakseimbangan global," imbuhnya.
> >
> >
> >
> > Namun Mranda melihat kemungkinan Indonesia untuk kembali krisis sangat
> > kecil. Meski demikian, BI tetap akan menambah beberapa early warning
> > indicator sehingga bisa lebih siap jika krisis menghadang di depan mata.
> >
> >
> >
> > "Likelihood of crisis, sekarang menurut saya meager tapi kita gak boleh
> > santai, karena banyak yang belum kita tahu, apa yang harus dilakukan
> adalah
> > kita meningkatkan early warning indicator, segala macam informasi kita
> > langganan, kita dapat, kita desain informasi e-reporting system,"
> ujarnya.
> >
> >
> >
> > Kondisi sekarang dengan dulu sudah jauh berbeda. Menurut Miranda,
> dulu meski
> > krisis melanda, ekses likuiditasnya kecil tidak seperti sekarang, dimana
> > likuiditas di pasar global melimpah ruah.
> >
> >
> >
> > "Dulu tidak ada ekses liquidity global seperti sekarang. Ekses liquidity
> > meningkatkan creativity, terutama buat fund manager yang harus
> menghasilkan
> > duit," ujarnya.
> >
> >
> >
> > Yang kondisinya sama adalah pasar keuangan yang belum dalam (deep)
> sehingga
> > produk-produk pasar modal belum banyak.
> >
>
>
>
> 


 

Kirim email ke