Angka Pengangguran Eropa Capai Dua Digit
Kamis, 1 April 2010 | 08:44 WIB


MADRID, KOMPAS.com —
Krisis di Eropa terus berlanjut. Kenaikan angka inflasi di Benua Biru
ini lebih besar dari yang diperkirakan oleh banyak ekonom. Tak hanya
itu, angka pengangguran juga naik hingga mencapai dua digit, yang juga
pertama kalinya terjadi sejak tahun 1998.

Berdasarkan data yang
dilansir oleh Biro Statistik Uni Eropa di Luksemburg, harga rata-rata
barang di 16 negara anggota Uni Eropa pada bulan Maret naik 1,5 persen
dibandingkan setahun sebelumnya. Bulan lalu, harga rata-rata barang
juga naik 0,9 persen. Ini adalah kenaikan inflasi tercepat di kawasan
Eropa. Tak hanya itu, angka pengangguran juga naik ke level 10 persen
atau tertinggi sejak Agustus 1998.

Meski kenaikan harga minyak
bumi turut mendorong laju inflasi, naiknya angka pengangguran dan
rendahnya permintaan juga tidak dapat dikesampingkan. Hal ini membuat
angka penjualan perusahaan-perusahaan Eropa menjadi turun. "Menjadi
sangat penting untuk menahan laju inflasi di Eropa," imbuh Presiden
Bank Sentral Eropa (ECB) Jean-Claude Trichet, Rabu (31/3/2010) waktu
setempat.

Meski begitu, Kepala Ekonom Eropa di Fortis Bank
Amsterdam Nick Kounis menyatakan, meski ada kenaikan inflasi dan angka
pengangguran, hal itu masih di bawah ekspektasi dari ECB. "Kenaikan ini
masih sementara, apalagi kenaikan inflasi masih di kisaran 1 persen.
Adalah tugas dari ECB untuk menahan tren inflasi ini," ucap Kounis.

Beberapa
ekonom memperkirakan, dalam sidang ECB yang akan berlangsung tanggal 8
April mendatang, ECB akan tetap mempertahankan suku bunga di level 1
persen. Penahanan suku bunga ini diperkirakan akan terus berlanjut
hingga kuartal pertama 2011.

"Bisa jadi angka inflasi sudah
mencapai titik tertinggi, dan akan turun di bawah 1 persen dalam satu
tahun ini atau bahkan mendekati 0 persen," ungkap Ben May, ekonom di
Capital Economics, London.

Perekonomian Eropa saat ini masih
terus tumbuh setelah hanya naik 0,1 persen pada kuartal keempat
pascakenaikan harga minyak dunia sebesar 66 persen. Hal ini membuat
banyak perusahaan dan masyarakat Eropa lebih menahan diri untuk
membelanjakan uangnya.

Siemens AG, perusahaan elektronik
terbesar di Eropa, awal tahun lalu mengumumkan akan mengurangi 1.990
karyawannya di Jerman, seiring turunnya permintaan. Tak hanya itu,
pengurangan pegawai juga akan dilakukan oleh raksasa fashion, Gianni Versace 
SpA.(Agung Ardyatmo/Kontan)

sources:
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/04/01/08441090/Angka.Pengangguran.Eropa.Capai.Dua.Digit


      

Kirim email ke