Unfortunately.. just A HOAX http://stanford.edu/about/history/
The Stanfords visited several great universities of the East to gather ideas. An urban legend, widely circulated on the Internet but *untrue*, describes the couple as poorly-dressed country bumpkins who decided to found their own university only after being rebuffed in their offer to endow a building at Harvard. They did visit Harvard's president but were well-received and given advice on starting a new university in California. >From the outset they made some untraditional choices: the university would be coeducational, in a time when most were all-male; non-denominational, when most were associated with a religious organization; and avowedly practical, producing "cultured and useful citizens" when most were concerned only with the former. Hati-hati baca forward di email dan bb.. banyak yang gak benar 2010/1/31 iching_prediction <iching_predict...@yahoo.com> > > > cerita yg mantap! > > > --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com <obrolan-bandar%40yahoogroups.com>, > Bandar Junior <bandar_jun...@...> wrote: > > > > Seorang wanita yang mengenakan gaun pudar menggandeng suaminya yang > > berpakaian sederhana dan usang, turun dari kereta api di Boston, dan > > berjalan dengan malu-malu menuju kantor Pimpinan Harvard University. > > Mereka meminta janji. > > > > Sang sekretaris Universitas langsung mendapat kesan bahwa mereka adalah > > orang kampung, udik, sehingga tidak mungkin ada urusan di Harvard dan > > bahkan mungkin tidak pantas berada di Cambridge. > > > > > > > > “Kami ingin bertemu Pimpinan Harvard†, kata sang pria lembut. > > > > “Beliau hari ini sibuk,†sahut sang Sekretaris cepat. > > > > “Kami akan menunggu,†jawab sang Wanita. > > > > > Selama 4 jam sekretaris itu mengabaikan mereka, dengan harapan bahwa > > pasangan tersebut akhirnya akan patah semangat dan pergi. Tetapi > > nyatanya tidak. Sang sekretaris mulai frustrasi, dan akhirnya memutuskan > > untuk melaporkan kepada sang pemimpinnya. > > > > > > > > “Mungkin jika Anda menemui mereka selama beberapa menit, mereka akan > > pergi,†katanya pada sang Pimpinan Harvard. Sang pimpinan menghela nafas > > > dengan geram dan mengangguk. Orang sepenting dia pasti tidak punya > > waktu untuk mereka. Dan ketika dia melihat dua orang yang mengenakan > > baju pudar dan pakaian usang diluar kantornya, rasa tidak senangnya > > sudah muncul. Sang Pemimpin Harvard, dengan wajah galak menuju pasangan > > tersebut. Sang wanita berkata padanya, “Kami memiliki seorang putra > yang > > > kuliah tahun pertama di Harvard. Dia sangat menyukai Harvard dan > > bahagia di sini. Tetapi setahun yang lalu, dia meninggal karena > > kecelakaan. Kami ingin mendirikan peringatan untuknya, di suatu tempat > > di kampus ini, bolehkan?†tanyanya, dengan mata yang menjeritkan harap. > > > > > > > > > Sang Pemimpin Harvard tidak tersentuh, wajahnya bahkan memerah. Dia > > tampak terkejut. “Nyonya,†katanya dengan kasar, “Kita tidak bisa > > mendirikan tugu untuk setiap orang yang masuk Harvard dan meninggal. > > Kalau kita lakukan itu, tempat ini sudah akan seperti kuburan.†> > > > “Oh, bukan,†Sang wanita menjelaskan dengan cepat, “Kami tidak ingin > > > mendirikan tugu peringatan. Kami ingin memberikan sebuah gedung untuk > > Harvard.†Sang Pemimpin Harvard memutar matanya. Dia menatap sekilas > > pada baju pudar dan pakaian usang yang mereka kenakan dan berteriak, > > “Sebuah gedung?! Apakah kalian tahu berapa harga sebuah gedung ?! Kami > > memiliki lebih dari 7,5 juta dolar hanya untuk bangunan fisik Harvard.†> > Untuk beberapa saat sang wanita terdiam. Sang Pemimpin Harvard senang. > > Mungkin dia bisa terbebas dari mereka sekarang. Sang wanita menoleh pada > > suaminya dan berkata pelan, “Kalau hanya sebesar itu biaya untuk > > memulai sebuah universitas, mengapa tidak kita buat sendiri saja?†> > Suaminya mengangguk. Wajah sang Pemimpin Harvard menampakkan > > kebingungan. > > > > > > > > Mr. dan Mrs. Leland Stanford bangkit dan berjalan pergi, melakukan > > perjalanan ke Palo Alto, California, di sana mereka mendirikan sebuah > > Universitas yang menyandang nama mereka, sebuah peringatan untuk seorang > > anak yang tidak lagi diperdulikan oleh Harvard. Universitas tersebut > > adalah Stanford University, salah satu universitas favorit kelas atas di > > AS saat ini. > > > > > > > > Kita, seperti pimpinan Harvard itu, acap silau oleh baju, dan lalai. > > Padahal, baju hanya bungkus, apa yang disembunyikannya, kadang sangat > > tak ternilai. Jadi, janganlah kita selalu abai, karena baju-baju,acap > > menipu. > > > > >