Berawal dari ketertarikan saya dalam dunia saham Indonesia, membuat saya dan rekan-rekan saya tertarik untuk ikut dan terlibat dalam lomba finance stock yang diadakan oleh suatu perguruan tinggi. Selama ikut, ada beberapa masalah, namun masalah yang mendasar dan paling penting bagi saya dan rekan-rekan saya yaitu mengenai menang atau kalah yang dihitung atas dasar "Konsep ROI". Mungkin saya kasih sedikit ilustrasi agar, teman-teman dapat mengerti: - Modal yang diberikan kita 10 milyard - Maksimal transaksi 3000 lot / transaksi - Ada beberapa saham yang diperdagangkan, sebagai contoh ada BBCA, TLKM, TMPI, dan UNTR (sebagai contoh aja) - Kemudian diberikan berbagai isu,news,pergerakan saham dan dampak (secara fiktif) Yang menjadi inti permasalahan disini ada 2 pandangan yang berbeda dari beberapa pihak, termasuk panitia: a. Konsep ROI = Net income / Modal 10 milyard rupiah. - Contoh: Selama permainan (sekitar 2 jam), saya dan rekan-rekan saya melakukan banyak sekali transaksi , dengan berbagai volume (risk yang besar), dll.. sehingga pada akhirnya saya membukukan hasil dari modal 10 milyard menjadi 15 milyard. Sehingga menurut saya ROI saya menjadi 5/10 = 50%
b. Konsep ROI = Net income / uang yang dibelanjakan - Contoh: Selama permainan sekitar 2 jam, dengan modal 10 milyard rupiah (fiktif), si "X" hanya membelanjakan 1 lot saham TMPI seharga 60 rupiah, dan kemudian menjualnya seharga 120 rupiah sebanyak 1 lot. ROI = 120/60 = 100% Menurut Anda konsep ROI yang lebih tepat untuk diterapkan di saham yang manakah? Konsep A atau konsep B? Disinilah poin terjadi perbedaan persepsi, karena menurut saya konsep ROI bagian A lebih tepat untuk digunakan dalam saham. Mengapa ? 1. Untuk membuktikan seseorang itu mahir atau lebih hebat dalam bermain saham, konsep A lebih tepat digunakan. Atau kemahiran seseorang bukan dilihat dari Persentase keuntungan, tetapi dari modal akhir modal awal. (konsep "Show me the Money") 2. Dalam technical,money management, psikologi, kita mengenal batas profit, dan batas loss. Semisal batas profit 10%, dan batas loss 7%. Ini adalah salah satu bentuk money management (menurut saya). Sehingga jika menggunakan konsep B, ini kurang efektif untuk mengukur keberhasilan seseorang dalam ahli bermain saham. 3. Esensi dalam permainan saham yaitu psikologi atas sebuah resiko. Dengan konsep B, artinya kita meniadakan resiko. Ilustrasi: a. Si "X" transaksi 1 lot TMPI dan untung 60 rupiah/saham (beli 60, jual 120, atau untung 100%) Profit = 60x500x1 = Rp 30.000 b. Si "Y" transaksi 10 lot ANTM dan untung 200/saham (beli 1000, jual 1200, atau secara persentase 20%) Profit = 200x500x10=Rp 1.000.000 Menurut saya , kemahiran atau keahlian seseorang dalam bermain saham dilihat dari kemampuan menentukan volume transaksi (sesuai resiko yang dia yakini), sehingga si "Y" menurut saya lebih baik dalam berinvetasi saham "show me the money". Apakah anda berpendapat demikian juga? So kembali ke permasalahan awal, yang menjadi kebingungan saya, bahwa ternyata si "X" dengan transaksi hanya 1 lot TMPI (seharga beli Rp 60, dan jual Rp 120, atau untung 100% ) jauh MENGUNGGULI kelompok saya yang telah mampu mengembangkan uang dari 10 milyard (modal awal) menjadi 15 milyard. Ini yang menjadi kebingungan bagi saya. Pertanyaan 1. Apakah memang demikian dalam menilai kemahiran saham (lomba finance stock), yakni dimana si"X" hanya transaksi 1 lot unggul dari kelompok saya, dengan mengembangkan uang 10 milyard menjadi 15 milyard? 2. Setelah saya klarifikasi, ternyata aturan ini memang dari lomba-lomba Finance di Indonesia (termasuk di BEI atau Bursa Efek Indonesia), apakah memang demikian? 3. Menurut saya pribadi, yang lebih tepat adalah bukan si "X" yang menjadi pemenang. Ada yang bisa memberikan pendapat dan analisa yang berbeda dengan statement saya di no 3? Mohon diklarifikasi pendapat dari berbagai teman (yang berkecimpung didunia saham), karena ini berkaitan erat dengan perkembangan Financial Education (terutama Stock) di Indonesia. Note : - Beberapa data angka fiktif, untuk memudahkan dalam pemahaman - Prosesnya kira-kira seperti itu (agar mudah dimengerti) Best Regard, Raemon