----- Original Message ----- 
From: Resia Marni 
To: Everyone Mailing List 
Sent: Wednesday, April 25, 2007 10:12 AM
Subject: [Everyone] [indo-com] Aku Pernah Datang dan Aku Sangat Patuh {01}




AKU PERNAH DATANG DAN AKU SANGAT PATUH 

---------------------------------

Kisah tentang seorang gadis kecil yang cantik yang memiliki sepasang bola mata 
yang indah dan hati yang lugu polos. Dia adalah seorang yatim piatu dan hanya 
sempat hidup di dunia ini selama delapan tahun. Satu kata terakhir yang ia 
tinggalkan adalah 'saya pernah datang dan saya sangat penurut'. 

Anak ini rela melepaskan pengobatan, padahal sebelumnya dia telah memiliki dana 
pengobatan sebanyak 540.000 dolar yang didapat dari perkumpulan orang Chinese 
seluruh dunia. Dia membagi dana tersebut menjadi tujuh bagian, yang dibagikan 
kepada tujuh anak kecil yang juga sedang berjuang menghadapi kematian, dan dia 
rela melepaskan pengobatannya. 

Begitu lahir dia sudah tidak mengetahui siapa orang tua kandungnya. Dia hanya 
memiliki seorang papa yang mengadopsinya. Papanya berumur 30 tahun yang 
bertempat tinggal di provinsi She Cuan kecamatan Suang Liu, kota Sang Xin Zhen 
Yun Ya Chun Er Cu. Karena miskin, maka selama ini ia tidak menemukan pasangan 
hidupnya. Kalau masih harus mengadopsi anak kecil ini, mungkin tidak ada lagi 
orang yang mau dilamar olehnya. 

Pada tanggal 30 November 1996, tgl 20 bln 10 imlek, adalah saat dimana papanya 
menemukan anak kecil tersebut diatas hamparan rumput, disanalah papanya 
menemukan seorang bayi kecil yang sedang kedinginan. Pada saat menemukan anak 
ini, di dadanya terdapat selembar kartu kecil tertulis, 20 November jam 12. 
Melihat anak kecil ini menangis dengan suara tangisannya sudah mulai melemah, 
papanya berpikir kalau tidak ada orang yang memperhatikannya, maka kapan saja 
bayi ini bisa meninggal. Dengan berat hati papanya memeluk bayi tersebut, 
dengan menghela nafas dan berkata, "Saya makan apa, maka kamu juga ikut apa 
yang saya makan". Kemudian papanya memberikan dia nama Yu Yuan. 

Ini adalah kisah seorang pemuda yang belum menikah yang membesarkan seorang 
anak, tidak ada ASI dan juga tidak mampu membeli susu bubuk, hanya mampu 
memberi makan bayi tersebut dengan air tajin (air beras). Maka dari kecil anak 
ini tumbuh menjadi lemah dan sakit-sakitan. Tetapi anak ini sangat penurut dan 
sangat patuh. Musim silih berganti, Yu Yuan pun tumbuh dan bertambah besar 
serta memiliki kepintaran yang luar biasa. Para tetangga sering memuji Yu Yuan 
sangat pintar walaupun dari kecil sering sakit-sakitan dan mereka sangat 
menyukai Yu Yuan. 

Ditengah ketakutan dan kecemasan papanya, Yu Yuan pelan-pelan tumbuh dewasa. Yu 
Yuan yang hidup dalam kesusahan memang luar biasa. Mulai dari umur lima tahun, 
dia sudah membantu papa mengerjakan pekerjaan rumah, mencuci baju, memasak 
nasi, dan memotong rumput. Setiap hal dia kerjakan dengan baik. Dia sadar dia 
berbeda dengan anak-anak lain. Anak-anak lain memiliki sepasang orang tua, 
sedangkan dia hanya memiliki seorang papa. Keluarga ini hanya mengandalkan dia 
dan papa yang saling menopang. Dia harus menjadi seorang anak yang penurut dan 
tidak boleh membuat papa menjadi sedih dan marah. Pada saat dia masuk sekolah 
dasar, dia sendiri sudah sangat mengerti, harus giat belajar dan menjadi juara 
di sekolah. Inilah yang bisa membuat papanya yang tidak berpendidikan menjadi 
bangga di desanya. 

Dia tidak pernah mengecewakan papanya, dia pun bernyanyi untuk papanya. Setiap 
hal yang lucu yang terjadi di sekolahnya diceritakan kepada papanya. 
Kadang-kadang dia bisa nakal dengan mengeluarkan soal-soal yang susah untuk 
menguji papanya. Setiap kali melihat senyuman papanya, dia merasa puas dan 
bahagia. Walaupun tidak seperti anak-anak lain yang memiliki mama, tetapi bisa 
hidup bahagia dengan papa, ia sudah sangat berbahagia. 

Mulai dari bulan Mei 2005 Yu Yuan mulai mengalami mimisan. Pada suatu pagi saat 
Yu Yuan sedang mencuci muka, ia menyadari bahwa air cuci mukanya sudah penuh 
dengan darah yang ternyata berasal dari hidungnya. Dengan berbagai cara tidak 
bisa menghentikan pendarahan tersebut sehingga papanya membawa Yu Yuan ke 
puskesmas desa untuk disuntik. Tetapi sayangnya dari bekas suntikan itu juga 
mengeluarkan darah dan tidak mau berhenti. Di pahanya mulai bermunculan 
bintik-bintik merah. Dokter tersebut menyarankan papanya untuk membawa Yu Yuan 
ke rumah sakit untuk diperiksa. Begitu tiba di rumah sakit, Yu Yuan tidak 
mendapatkan nomor karena antrian sudah panjang. Yu Yuan hanya bisa duduk 
sendiri di kursi yang panjang untuk menutupi hidungnya.

Darah yang keluar dari hidungnya bagaikan air yang terus mengalir dan memerahi 
lantai. Karena papanya merasa tidak enak kemudian mengambil sebuah baskom kecil 
untuk menampung darah yang keluar dari hidung Yu Yuan. Tidak sampai sepuluh 
menit, baskom yang kecil tersebut sudah penuh berisi darah yang keluar dari 
hidung Yu Yuan. Dokter yang melihat keadaan ini cepat-cepat membawa Yu Yuan 
untuk diperiksa. Setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa Yu Yuan terkena 
Leukimia ganas. Pengobatan penyakit tersebut sangat mahal yang memerlukan biaya 
sebesar $ 300.000. Papanya mulai cemas melihat anaknya yang terbaring lemah di 
ranjang. Papanya hanya memiliki satu niat yaitu menyelamatkan anaknya. Dengan 
berbagai cara meminjam uang ke sanak saudara dan teman dan ternyata, uang yang 
terkumpul sangatlah sedikit. Papanya akhirnya mengambil keputusan untuk menjual 
rumahnya yang merupakan harta satu satunya. Tapi karena rumahnya terlalu kumuh, 
dalam waktu yang singkat tidak bisa menemukan
seorang pembeli. Melihat mata papanya yang sedih dan pipi yang kian hari kian 
kurus, dalam hati Yu Yuan merasa sedih. 

Pada suatu hari Yu Yuan menarik tangan papanya, air mata pun mengalir dikala 
kata-kata belum sempat terlontar. "Papa, saya ingin mati". Papanya dengan 
pandangan yang kaget melihat Yu Yuan, "Kamu baru berumur 8 tahun kenapa mau 
mati?". "Saya adalah anak yang dipungut, semua orang berkata nyawa saya tak 
berharga, tidaklah cocok dengan penyakit ini, biarlah saya keluar dari rumah 
sakit ini." 

Pada tanggal 18 Juni, Yu Yuan mewakili papanya yang tidak mengenal huruf, 
menandatangani surat keterangan pelepasan perawatan. Anak yang berumur delapan 
tahun itu pun mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pemakamannya 
sendiri. Hari itu juga setelah pulang ke rumah, Yu Yuan yang sejak kecil tidak 
pernah memiliki permintaan, hari itu meminta dua permohonan kepada papanya. Dia 
ingin memakai baju baru dan berfoto. Yu Yuan berkata kepada papanya, "Setelah 
saya tidak ada, kalau papa merindukan saya lihatlah foto ini". 

Hari kedua, papanya menyuruh bibi menemani Yu Yuan pergi ke kota dan membeli 
baju baru. Yu Yuan sendirilah yang memilih baju yang dibelinya. Bibinya 
memilihkan satu rok yang berwarna putih dengan corak bintik-bintik merah. 
Begitu mencoba dia tidak rela melepaskannya. Kemudian mereka bertiga tiba di 
sebuah studio foto. Yu Yuan kemudian memakai baju barunya dengan pose secantik 
mungkin berjuang untuk tersenyum. Bagaimanapun ia berusaha tersenyum, pada 
akhirnya juga tidak bisa menahan air matanya yang mengalir keluar. 

Kalau bukan karena seorang wartawan Chuan Yuan yang bekerja di surat kabar 
Cheng Du Wan Bao, Yu Yuan akan seperti selembar daun yang lepas dari pohon dan 
hilang ditiup angin. Setelah mengetahui keadaan Yu Yuan dari rumah sakit, Chuan 
Yuan kemudian menuliskan sebuah laporan, menceritakan kisah Yu Yuan secara 
detail. Cerita tentang anak yang berumur 8 tahun mengatur pemakamannya sendiri 
dan akhirnya menyebar ke seluruh kota Rong Cheng. 

Banyak orang-orang yang tergugah oleh seorang anak kecil yang sakit ini, dari 
ibu kota sampai satu negara bahkan sampai ke seluruh dunia. Mereka mengirim 
email ke seluruh dunia untuk menggalang dana bagi anak ini. Dunia yang damai 
ini menjadi suara panggilan yang sangat kuat bagi setiap orang. Hanya dalam 
waktu sepuluh hari, dari perkumpulan orang Chinese di dunia saja telah 
mengumpulkan 560.000 dolar. Biaya operasi pun telah tercukupi.

Titik kehidupan Yu Yuan sekali lagi dihidupkan oleh cinta kasih semua orang. 
Setelah itu, pengumuman penggalangan dana dihentikan tetapi dana terus mengalir 
dari seluruh dunia. Dana pun telah tersedia dan para dokter sudah ada untuk 
mengobati Yu Yuan. Satu demi satu gerbang kesulitan pengobatan juga telah 
dilewati. Semua orang menunggu hari suksesnya Yu Yuan. Ada seorang teman di 
email bahkan menulis, "Yu Yuan, anakku yang tercinta. Saya mengharapkan 
kesembuhanmu dan keluar dari rumah sakit. Saya mendoakanmu cepat kembali ke 
sekolah. Saya mendambakanmu bisa tumbuh besar dan sehat. Yu Yuan, anakku 
tercinta." 

Pada tanggal 21 Juni, Yu Yuan yang telah melepaskan pengobatan dan menunggu 
kematian akhirnya dibawa kembali ke ibu kota. Dana yang sudah terkumpul, 
membuat jiwa yang lemah ini memiliki harapan dan alasan untuk terus bertahan 
hidup. Yu Yuan akhirnya menerima pengobatan dan dia sangat menderita di dalam 
sebuah pintu kaca tempat dia berobat. Yu Yuan kemudian berbaring di ranjang 
untuk diinfus. Ketegaran anak kecil ini membuat semua orang kagum padanya. 
Dokter yang menangani dia, Shii Min berkata, dalam perjalanan proses terapi 
akan mendatangkan mual yang sangat hebat. 

Pada permulaan terapi Yu Yuan sering sekali muntah. Tetapi Yu Yuan tidak pernah 
mengeluh. Pada saat pertama kali melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang, 
jarum suntik ditusukkan dari depan dadanya, tetapi Yu Yuan tidak menangis dan 
juga tidak berteriak, bahkan tidak meneteskan air mata. Yu Yuan dari lahir 
sampai maut menjemput tidak pernah mendapat kasih sayang seorang ibu. Pada saat 
dokter Shii Min menawarkan Yu Yuan untuk menjadi anak perermpuannya, air mata 
Yu Yuan pun mengalir tak terbendung. Hari kedua saat dokter Shii Min datang, Yu 
Yuan dengan malu-malu memanggil dengan sebutan Shii Mama.

Pertama kalinya mendengar suara itu, Shii Min kaget, dan kemudian dengan 
tersenyum dan menjawab, "Anak yang baik". Semua orang mendambakan sebuah 
keajaiban dan menunggu momen dimana Yu Yuan hidup dan sembuh kembali. Banyak 
masyarakat datang untuk menjenguk Yu Yuan dan banyak orang menanyakan kabar Yu 
Yuan dari email. Selama dua bulan Yu Yuan melakukan terapi dan telah berjuang 
menerobos sembilan pintu maut. Pernah mengalami pendarahan di pencernaan dan 
selalu selamat dari bencana. Sampai akhirnya darah putih dari tubuh Yu Yuan 
sudah bisa terkontrol. Semua orang-orang pun menunggu kabar baik dari 
kesembuhan Yu Yuan. 

Tetapi efek samping yang dikeluarkan oleh obat-obat terapi sangatlah 
menakutkan, apalagi dibandingkan dengan anak-anak leukemia yang lain fisik Yu 
Yuan jauh sangat lemah. Setelah melewati operasi tersebut fisik Yu Yuan semakin 
lemah. Pada tanggal 20 Agustus, Yu Yuan bertanya kepada wartawan Fu Yuan, 
"Tante, kenapa mereka mau menyumbang dana untuk saya?". Wartawan tersebut 
menjawab, "Karena mereka semua adalah orang yang baik hati". Yu Yuan kemudian 
berkata, "Tante, saya juga mau menjadi orang yang baik hati". Wartawan itu pun 
menjawab, "Kamu memang orang yang baik. Orang baik harus saling membantu agar 
bisa berubah menjadi semakin baik". 

Yu Yuan dari bawah bantal tidurnya mengambil sebuah buku, dan diberikan kepada 
ke Fu Yuan. "Tante ini adalah surat wasiat saya." Fu Yuan kaget sekali, membuka 
dan melihat surat tersebut. Ternyata Yu Yuan telah mengatur tentang pengaturan 
pemakamannya sendiri. Ini adalah seorang anak yang berumur delapan tahun yang 
sedang menghadapi sebuah kematian dan diatas ranjang menulis tiga halaman surat 
wasiat dan dibagi menjadi enam bagian, dengan pembukaan, tante Fu Yuan, dan 
diakhiri dengan selamat tinggal tante Fu Yuan. Dalam satu artikel itu nama Fu 
Yuan muncul tujuh kali dan masih ada sembilan sebutan singkat tante wartawan. 
Dibelakang ada enam belas sebutan dan ini adalah kata setelah Yu Yuan 
meninggal. Dia juga ingin menyatakan terima kasih serta selamat tinggal kepada 
orang-orang yang selama ini telah memperhatikan dia lewat surat kabar. "Sampai 
jumpa tante, kita berjumpa lagi dalam mimpi. Tolong jaga papa saya. Dan sedikit 
dari dana pengobatan ini bisa dibagikan kepada
sekolah saya. Dan katakan ini juga pada pemimpin palang merah. Setelah saya 
meninggal, biaya pengobatan itu dibagikan kepada orang-orang yang sakit seperti 
saya. Biar mereka lekas sembuh".

Surat wasiat ini membuat Fu Yuan tidak bisa menahan tangis yang membasahi 
pipinya. "Saya pernah datang, saya sangat patuh", demikianlah kata-kata yang 
keluar dari bibir Yu Yuan. Pada tanggal 22 Agustus, karena pendarahan di 
pencernaan hampir satu bulan, Yu Yuan tidak bisa makan dan hanya bisa 
mengandalkan infus untuk bertahan hidup. Mula-mulanya berusaha mencuri makan, 
Yu Yuan mengambil mie instant dan memakannya. Hal ini membuat pendarahan di 
pencernaan Yu Yuan semakin parah. Dokter dan perawat pun secepatnya memberikan 
pertolongan darurat dan memberi infus dan transfer darah setelah melihat 
pendarahan Yu Yuan yang sangat hebat. Dokter dan para perawat pun ikut 
menangis. Semua orang ingin membantu meringankan pederitaannya. Tetapi tetap 
tidak bisa membantunya. 

Yu Yuan yang telah menderita karena penyakit tersebut akhirnya meninggal dengan 
tenang. Semua orang tidak bisa menerima kenyataan ini melihat malaikat kecil 
yang cantik yang suci bagaikan air sungguh telah pergi ke dunia lain. Di 
kecamatan She Chuan, sebuah email pun dipenuhi tangisan menghantar kepergian Yu 
Yuan. Banyak yang mengirimkan ucapan turut berduka cita dengan karangan bunga 
yang ditumpuk setinggi gunung. Ada seorang pemuda berkata dengan pelan "Anak 
kecil, kamu sebenarnya adalah malaikat kecil diatas langit, kepakkanlah kedua 
sayapmu. Terbanglah..........." demikian kata-kata dari seorang pemuda 
tersebut. 

Pada tanggal 26 Agustus, pemakaman Yu Yuan dilaksanakan saat hujan gerimis. Di 
depan rumah duka, banyak orang-orang berdiri dan menangis mengantar kepergian 
Yu Yuan. Mereka adalah papa mama Yu Yuan yang tidak dikenal oleh Yu Yuan semasa 
hidupnya. Demi Yu Yuan yang menderita karena leukemia dan melepaskan pengobatan 
demi orang lain, maka datanglah papa mama dari berbagai daerah yang diam-diam 
mengantarkan kepergian Yu Yuan. Di depan kuburannya terdapat selembar foto Yu 
Yuan yang sedang tertawa. Diatas batu nisannya tertulis, "Aku pernah datang dan 
aku sangat patuh" (30 November 1996 - 22 Agustus 2005). Dan dibelakangnya 
terukir perjalanan singkat riwayat hidup Yu Yuan. 

Dua kalimat terakhir adalah disaat dia masih hidup telah menerima kehangatan 
dari dunia. Sesuai pesan dari Yu Yuan, sisa dana 540.000 dolar tersebut 
disumbangkan kepada anak-anak penderita leukimia lainnya. Tujuh anak yang 
menerima bantuan dana Yu Yuan itu adalah : Shii Li, Huang Zhi Qiang, Liu Ling 
Lu, Zhang Yu Jie, Gao Jian, Wang Jie. Tujuh anak kecil yang kasihan ini semua 
berasal dari keluarga tidak mampu. Mereka adalah anak-anak miskin yang berjuang 
melawan kematian. Pada tanggal 24 September, anak pertama yang menerima bantuan 
dari Yu Yuan di rumah sakit Hua Xi berhasil melakukan operasi. Senyuman yang 
mengambang pun terlukis diraut wajah anak tersebut. "Saya telah menerima 
bantuan dari kehidupan Anda, terima kasih adik Yu Yuan kamu pasti sedang 
melihat kami diatas sana. Jangan risau, kelak di batu nisan, kami juga akan 
mengukirnya dengan kata-kata 'Aku pernah datang dan aku sangat patuh'". 

Demikianlah sebuah kisah yang sangat menggugah hati. Seorang anak kecil yang 
berjuang bertahan hidup dan akhirnya harus menghadapi kematian akibat sakit 
yang dideritanya. Dengan kepolosan dan ketulusan serta baktinya kepada orang 
tuanya, akhirnya mendapatkan respon yang luar biasa dari kalangan dunia. 
Walaupun hidup serba kekurangan, dia bisa memberikan kasihnya terhadap sesama. 
Inilah contoh yang seharusnya kita pun mampu melakukan hal yang sama, berbuat 
sesuatu yang bermakna bagi sesama, memberikan sedikit kehangatan dan perhatian 
kepada orang yang membutuhkan. Pribadi dan hati seperti inilah yang dinamakan 
pribadi seorang pengasih.

Harry Prasetya, ST
Departemen Keuangan R.I.
Ditjen Kekayaan Negara
Gedung D Lt. 11
Jl. Dr. Wahidin No.1
Jakarta 10710

---------------------------------
Don't get soaked. Take a quick peak at the forecast 
with theYahoo! Search weather shortcut.

[Non-text portions of this message have been removed]



 

Kirim email ke