Jakarta
- Premi risiko gagal bayar perbankan atau Credit Default Swap (CDS)
Indonesia kemarin naik 3,93% ke level 185 basis poin sesaat setelah
pengumuman kabinet baru. 

"CDS
naik 3,93% ke level 185 basis poin. Perhatikan CDS yang meningkat
kemarin setelah pengumuman baru," jelas PT CIMB Securities Indonesia
dalam riset hariannya, Jumat (23/10/2009). 

Namun Bank
Indonesia (BI) menegaskan, kenaikan CDS itu tidak ada kaitannya dengan
pelantikan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II.

"CDS
biasanya tidak terkait dengan sentimen jangka pendek seperti rumor dan
berita-berita lainnya. CDS lebih terkait dengan prospek ekonomi dan
risiko penanaman ke depan," jelas Deputi Gubernur BI Hartadi A Sarwono
kepada detikFinance, Jumat (23/10/2009).

Hal
senada disampaikan Deputi Direktur Internasional Direktorat
Internasional BI Dian Ediana Rae. Menurut Dian, kenaikan CDS adalah
dinamika pasar biasa dan tidak ada hubungannya dengan kabinet.

"Secara
keseluruhan persepsi pasar positif bahkan sebagaimana kita maklum
rating negara semakin menunjukkan arah meningkat termasuk dalam outlook
ekonominya yang terus membaik," ujar Dian melalui pesan singkatnya.

Sementara Hartadi menambahkan, BI yakin CDS Indonesia akan membaik sejalan 
dengan naiknya penilaian oleh lembaga pemeringkat.

"Setelah Moody's upgrade akan disusul pula oleh S&P yang masih kita tunggu 
beritanya," pungkas Hartadi.

Bank
Indonesia dalam Tinjauan Kebijakan Moneter Triwulan III-2009
menjelaskan, persepsi risiko terhadap perekonomian Indonesia terus
membaik. CDS Indonesia telah menurun dari 310 bps pada triwulan II-2009
menjadi 183 bps pada triwulan III-2009 sejalan dengan pergerakan CDS di
kawasan Asia.

                      (qom/dro)
                



      

Kirim email ke