Maaf Mbah, numpang sharing...semoga kita selalu bersyukur atas nikmat yang kita peroleh selama ini meskipun Bursa sedang merah meriah...
Saya akan bercerita tentang pengalaman hidup saya dari tahun 2008 sampai 2009, yang saya rasa banyak hikmah yang bisa kita petik dan semoga bermanfaat buat kita semua, semoga Allah selalu melimpahkan rahmatnya kepada kita semua dan memberikan kita semua kebahagiaan dunia akherat. Mungkin akan terasa panjang dan membosankan. Saya seorang Ayah yang berusia 31 thn dengan 2 orang anak cewek berusia 3.5 tahun dan 18 bulan, didampingi seorang istri yang berusia 30 thn. Saya bekerja di perusahaan swasta yang cukup bonafid, istri saya bekerja di Perbankan BUMN yang juga lumayan mapan. Sejak awal pernikahan 2005 sampai akhir 2008, kehidupan kami lancar-lancar saja, dan penuh dengan kebahagiaan, hampir tidak ada masalah yang mengganggu kehidupan kami. Secara financial kami juga berkecukupan untuk untuk memenuhi kebutuhan kami. Kami selalu percaya bahwa Rejeki, Jodoh, & Kematian adalah misteri dan hanya Allah yang mengetahuinya. Ternyata tahun 2008 merupakan tahun permulaan kehidupan kami yang mulai bergelombang. Awal tahun 2008, setelah pulang dari ibadah Haji, ayahanda saya di vonis sakit kanker kelenjar getah bening yang sudah Stadium IV. Kami sekeluarga berusaha semaximal mungkin untuk melakukan pengobatan, tetapi karena ayahanda juga menderita Sirosis hati maka pengobatan tidak bisa dilakukan secara maximal oleh team dokter Dharmais, tepat 6 bulan dari vonis kanker tersebut, Ayahanda saya dipanggil oleh Yang Maha Kuasa di bulan Mei 2008. Semoga Allah mengampuni semua dosa dosanya dan menerima semua amal ibadahnya, diangkat derajatnya disisi Allah. Alhamdulilah kami sekeluarga bisa melaluinya dengan penuh keihklasan dan kesabaran. Akhir tahun 2008 cobaan dari Allah menghampiri kami, tabungan dan investasi kami yang kami kumpulkan sejak awal pernikahan nilainya merosot drastic cuma tinggal 10% karena gelombang Krisis Financial Global yang terjadi sejak September 2008. Kami memang selalu menyadari bahwa Rejeki juga datangnya dari Allah, pernah terlintas sedikit rasa kecewa, kenapa rejeki itu diambil kembali oleh-Nya, padahal kami mendapatkannya dengan cara yang halal. Bukan hasil dari korupsi ataupun hasil menipu atau cara cara yang haram lainnya. Dengan penuh rasa ikhlas dan sabar, kalau memang Allah mengharapkan rejeki itu buat keluarga kami, pasti alamatnya tidak akan salah dan pasti akan dikembalikan lagi kepada kami, itu keyakinan yang ada di hati kami. Toh dengan diambilnya tabungan kami tersebut, kamipun tetep masih bisa memenuhi kebutuhan hidup kami. Memasuki awal tahun, kami biasa menentukan target atas apa saja yang akan kami lakukan di setiap awal tahun. Awal tahun 2009 Kami sepakat seandainya tabungan tersebut dikembalikan kepada kami,maka kami : 1. Mendaftar Haji, untuk menunaikan rukun Islam yang kelima. 2. Mengumrohkan Ibu & Ibu Mertua kami 3. Mengajak Ibu & Ibu mertua kami untuk pergi jalan jalan ke negeri seberang. 4. Membeli mobil untuk kebutuhan transportasi kami. 5. Membeli sepeda motor Kawazaki Ninja 250cc 6. Membeli rumah yang akan kami tawarkan ke kakak ipar kami untuk mereka tempati, kebetulan mereka belum memiliki rumah. Sampai akhir bulan April 2009, di setiap ibadah kami, doa selalu kami panjatkan kepada Allah. Tetapi ternyata kami masih diuji lagi keihklasan dan kesabaran kami, rumah yang kami tempati malah disatroni sama perampok yang pura pura datang ke rumah di siang bolong dengan alasan dari BPN untuk mengukur tanah di rumah kami dan disuruh oleh saya. Saya selalu berpesan kepada pembantu saya, kalau ada tamu dan tidak ada pesan dari saya jangan sekali kali dibukain pintu pagar, tetapi sepertinya mereka bertiga lalai atau seperti terhipnotis. Mereka malah membukakan pintu, dan akhirnya 6 orang laki laki langsung masuk ke rumah kami dan menguras perhiasan istri yang ada di kamar belakang, 15 menit setelah kejadian tersbut, pembantu memberi kabar kepada saya dan saya langsung pulang ke rumah, karena kwatir dengan kondisi kedua anak kami. Alhamdulilah semuanya selamat dan tidak ada luka apapun. Saat seperti ini, kami benar benar bersyukur, bahwa kami hanya kehilangan harta, tidak sampai kehilangan anak-anak yang kami cintai. Saya yakin bahwa Allah akan memberikan segala sesuatunya indah di saat kita semua tidak menyadarinya. Bahwa Allah memang memberikan semuanya sesuai kebutuhan kita bukan sesuai keinginan kita. Tidak lama kejadian kerampokan itu berselang, tepat satu minggu, kami diberikan rejeki senilai uang yang bisa kami pergunakan untuk mendaftar ibadah haji. Dan alhamdulilah kami selalu ingat akan cita cita kami di awal tahun. Ketika akan kami setorkan dana tersebut ke rekening haji kami, salah satu teman di kantor menemui saya dan bercerita tentang permasalahannya dia. Seandainya orang tuanya belum bisa melunasi hutangnya di bank, maka pihak bank atau orang lain berkemungkinan untuk memiliki rumah yang ditempati orang tuanya saat ini. Lha koq, nilai yang untuk pelunasn tersebut jumlahnya hampir sama dengan dana naik haji kami. Ada dilema dalam hati saya, apakah saya akan meminjamkan dana tersebut kepada teman kami selama 3 bulan, ataukah kami tidak mau tahu dan membiarkan teman kami ini menyelasaikan masalahnya sendiri. Saya bertanya kepada teman dan kepada ulama yang saya anggap memiliki ilmu agama yang lebih dalam, banyak yang menyarankan untuk mendahulukan membantu teman yang kesulitan, toh andaikata kami daftar haji bulan Mei 2009, juga belum tentu kami berangkat 2009. Kalau kami tunda pendaftarannya 3 bulan lagi, mungkin jadwal kami juga tidak akan jauh berbeda. Akhirnya dengan mengucpkan bismilahhirrohmanhirohim, kami niatkan untuk membantu teman kami terlebih dahulu dengan tetep berpesan, bahwa dana yang kami pinjamkan adalah dana naik haji kami dan usahakan dikembalikan tepat waktu di bulan Agustus 2009. Ternyata, tindakan yang kami lakukan tersebut, mungkin benar benar mendapat ridho Allah, gak berselang seminggu, kami mendapatkan dana yang bisa untuk umroh kedua ibu kami. Dan tidak lama kemudian, juga mendapatkan dana yang bisa digunakan untuk pergi ke Singapore bersama kedua ibu kami. Kami langsung informasikan kepada mereka, dan mereka ingin melaksanankannya di awal tahun 2010. Tepat di akhir bulan juni, kami bisa membeli mobil Great Corrola thn 95, dari teman yang akan berangkat tugas dinas ke Thailand selama 1 tahun. Di awal Juli, kami diberi rejeki lagi, sehingga kami bisa menukarkan mobil kami dengan kapasitas yang lebih gede, innova v tahun 2006, dari teman kantor juga kami memperolehnya. Akhir juli, kami mendapatkan rejeki lagi, yang saya pergunakan untuk membeli sepeda motor Kawazaki Ninja 2008 warna hijau. Tepat di awal agustus, kami juga bisa membeli rumah di daerah Pulogadung, Jakarta Timur hampir 500m2, dan kami tawarkan ke kakak ipar kami untuk mereka tempati, tapi mereka karena suatu hal tidak mau menempatinya. Akhirnya rumah tersebut disewa oleh beberapa orang teman kantor untuk didirikan minimarket dan sekarang dalam proses pembangunan. Ya Alllah, ternyata engkau memang bener bener yang mengatur semua rejeki yang ada, dan memang benar semua keyakinan kami terbukti. Kalau rejeki memang datangnya dari Allah, dan kapanpun Allah bisa mendatangkannya, dan kapanpun Allah bisa menghilangkannya. Semoga kami bisa memanfaatkan semua rejeki yang kami peroleh untuk kebaikan umat manusia, bukan untuk kami nikmati sendiri. Di awal bulan agustus, teman saya mengembalikan dana yang dia pinjam, dan saat itu juga langsung kami daftarkan haji, dan alhamdulilah kami mendapatkan kursi haji tahun 2013, semoga memang Allah mengharapkan kami datang ke baitullah. Minggu ke dua Agustus, kami memeriksakan kehamilan istri yang ke 3 bulan 3 minggu, Sore itu kami datang ke dokter langganan kami di RS Hermina Jatinegara, ini control kehamilan bulan yang keempat. Ketika janin dalam perut istri diperiksa, alhamdulilah semuanya berjalan dengan lancar dan dokter mengucapkan selamat karena kemungkinan dari hasil USG, anak ketiga kami adalah laki laki. Alhamdulilah ya Allah, bahwasana engkau begitu memanjakan kami dengan segala kemurahan hati Engkau. Tetapi dokter melihat ada kelainan di kepala janin tersebut, dan meminta untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan USG 4D dan direkomendasikan ke dokter spesialis USG 4D tanpa menyebutkan kelainan apa yang beliau prediksikan. Besuknya kami segera memeriksakan istri ke dokter dan membawa hasil pemeriksaan USG 4D kepada dokter kandungan istri. Dan ternyata, sesuai dengan analisa USG 4D, anak ketiga kami divonis mengidap syndrome DANDY WALKER. Yah anak ketiga kami divonis otak kecilnya tidak berkembang dan diperkirakan andaikata anak lahir dengan selamat, maka anak tersebut akan memerlukan bantuan orang lain untuk menjalani kehidupannya. Anak tersebut diprediksikan akan mengalami lumpuh total, lebih parah dari anak autis maupun anak hidrosepalus. Pada awalnya kami merasa bahwa ini hanyalah kesalahan diagnosa dan kita akan cari second opinion, makanya kami memeriksakan diri ke RS Hermina, RSCM dan RS pondok Indah, tetapi dari ketiga dokter yang kami datangi semuanya menyatakan hal yang sama. Terus terang, kami benar benar shock dengan berita tersebut, istri saya langsung terurai airmata setiap kali dokter menjelaskan prognonis dari hasil pemeriksaan janin ketiga kami. Saya sendiri sebenarnya juga merasa shock, tetapi saya tetap berusaha mengendalikan diri semaximal mungkin. Dari penjelasan keempat dokter tersbut, bahwa tidak ada tindakan penyembuhan/korektif selama bayi dalam kandungan, yang ada adalah penghentian kehamilan atau ABORSI, dan itu semua diserahkan kepada pihak keluarga. Kami sempat complain kepada dokter kandungan istri, kenapa setelah 4 bulan baru ketahuan kelainan seperti ini, kenapa dibulan bulan awal tidak terdeteksi. Ternyata syndrome Dandy Walker ini akan ketahuan setelah 3 bulan kehamilan, ketika otak janin mulai berkembang, dan kemungkinan disebabkan pada saat usia kandungan 3-4 minggu, ketika terjadi pembelahan sel dan pembelahannya tidak sempurna karena sang ibu mengalami perubahan suhu badan yang bisa disebabkan karena sakit flu atau demam. Dan memang setelah dicek medical record istri, di awal bulan pertama ketika istri saya belum sadar kalau hamil, dia memang mengalami demam yang lumayan tinggi/ meriang meriang karena flu, karena istri saya menyadari kalau hamil setelah 6 minggu kehamilannya. Sejak vonis itu, hari hari yang kami lalui seakan berlalu tanpa makna, tetapi untungnya masa tersebut segera bisa kami netralisir dan kami segera memantapkan diri, bahwa apapun yang terjadi, maka kami akan tetap melanjutkan proses kehamilan ini. Terus terang saya sangat bersyukur memiliki istri yang hanya dalam waktu 1 minggu langsung bisa memutuskan untuk tidak mengambil keputusan ABORSI dengan alasan, `anak adalah titipan Allah, masak kita akan milih milih, kalau kita dititipin oleh Allah yang baik menurut manusia (Kedua Anak kita yang Alhamdulilah saat ni sedang lucu lucunya dan sehat selalu ) akan terima dengan senang hati, tetapi ketika kita dititipin oleh Allah dan menurut manusia tidak baik seperti anak kita yang ketika kemudian kita buang / ABORSI, padahal itu jelas jelas dilarang oleh agama, seandainya kemudian Allah marah kepada kita dan semua kemurahan Allah diambil lagi, anak kita yang sehat sehat kemudian di beri sakit dan lumpuh total atau bahkan meninggal, kita sebagai manusia bisa melakukan apa??" Akhirnya setelah hampir 1 minggu aku merenung dan bertanya tanya kepada teman maupun ulama yang aku anggap lebih dalam ilmu agamanya, dengan penuh keyakinan dan selalu berpositif thinking bahwa apa yang diberikan Allah kepada kita pastilah yang terbaik, dan seandainya ini cobaan, pasti Allah tidak akan mencoba lebih dari batas kemampuan kami dan setiap orang pasti diuji dengan ujian yang berbeda, karena itulah Allah Maha Adil, karena kalau ujian semua orang adalah sama, maka disitu Allah tidak Adil. Alhamdulilah, kami ternyata masih diberikan keimanan dan tidak mengambil jalan putus asa dengan melakukan ABORSI. Dan ternyata buat kami sekrang ini, ujian masalah anak ketiga ini menjadi ujian keimanan kami yang besar maknanya, kenapa Allah dalam Firmannya menyebutkan kalau ada 3 perhiasan dunia, ANAK, ISTRI, KUDA Tunggangan. Dan anak menempati urutan pertama ternyata memang masalah anak akan menjadikan kita bener bener teruji, dan ternyata masalah cobaan harta yang aku alami di tahun lalu,ternyata tidak seberat yang aku rasakan saat ini. Memasuki bulan ramadhan, terus terang saya berusaha memperbanyak ibadah dan berusaha memaximalkan bulan yang penuh berkah ini, setiap kali menonton mujizat shodaqah yang diasuh Ustadz Yusuf Mansyur dan Pernah lihat di Metro TV, kalau Shelomita pernah mengalami vonis yang sama terhadap anak pertamanya yang dianjurkan Aborsi karena mengidap Rubela dan ternyata sampai sekarang anaknya normal normal saja. Akhirnya semakin memantapkan saya dan trus berusaha untuk berdoa kepada Allah. Sampai suatu saat saya mendengarkan ceramah, kalau bershodaqah dengan harta yang engkau cintai maka itu sebaik baiknya shodaqah. Malam harinya saja bicara dengan istri, kamu ada harta apa yang kamu cintai mari kita zakat dan shodaqahkan, kata istri aku, " Harta yang paling aku cintai ya anak anak dan suami aku, kan perhiasan aku sudah hilang dirampok di bulan april kemarin. Harusnya kamu yah yang mesti evaluasi?" Akhirnya kami ambil keputusan untuk menzakat dan shodaqahkan mobil kami satu satunya, toh kami berangkat kantor juga naik angkutan umum maupun sepeda motor juga bisa dan kalaupun perlu mobil kita masih bisa menggunakan taxi. Jumat saya jual mobil, dan semuanya berjalan dengan lancar, hari sabtu & minggu kita salurkan dana yang kita peroleh dari menjual mobil kepada yang berhak. Dan hati ini benar benar merasa plong tanpa ada beban sedikitpun, bahkan kita juga tidak kuatir kita pulang mudik ke jawa timur akan memakai mobil apa, karena kami yakin pasti Allah akan menolong kami. Seninnya, saya masuk kerja seperti biasa, eh tiba tiba ketika melintas di lorong kantor, salah satu direktur merangkul saya dari belakang dengan senyum yang penuh kehangatan dan berkata " Kamu orang yang sangat menikmati hidup " saya jawab, " Maksudnya menikmati hidup bagaimana mana Pak", beliau jawab, " Ya kamu berangkat pulang kantor naik motor gede Ninja 250 warna hijau lagi", trus beliau berlalu dari saya. Saya jadi terbengong bengong, seperti ada yang menghujam di benak saya, " Apakah saya terlalu hidup bermewah mewahan, Apakah saya jauh dari hidup sederhana?? Ya Allah,kenapa beliau berkata seperti itu, apakah ini juga salah satu teguran dari Allah melalui beliau" Akhirnya saya bertanya Tanya ke teman sedivisi saya, Apakah saya hidup terlalu mewah? Mereka mengatakan, enggak koq, kami melihatnya kamu biasa biasa aja, naik motor naik angkutan umum dan kehidupan juga biasa biasa saja koq, andaikata kamu beli motor itu juga tidak sampai berhutang. Tetap saja malamnya saya tidak bisa tidur dengan tenang dan terus merenungkan apa yang terjadi seharian tadi, akhirnya saya minta ijin istri untuk menjual dan sekalian menzakat dan menshadaqahkan sepeda motor yang saya idamkan dari awal tahun. Besuknya saya langsung pasang iklan di Koran untuk menjual motor tersebut, tetapi sampai 10 hari tetap belum laku motor tersebut, banyak yang datang dan melihat tapi semuanya belum berjodoh. Sampai akhirnya di H-1tanggal 15 September 2009, sebelum saya pulang mudik dengan mobil pinjaman teman, ada seseorang yang telpon dan berniat membeli motor tersebut, saya minta dia datang kerumah jam 16.30 setelah saya pulang ke kantor. Jam 16.30, dia (Etnis Tionghoa) datang bersama temanya dengan naik motor, dan terjadi negosiasi harga dan sepakat motor dijual ke dia dengan pembayaran transfer di ATM BCA dekat dengan rumah aku, dalam hati saya mengucap syukur,ternyata di detik detik terakhir sebelum saya mudik, rencana saya untuk menjual motor akan bisa terlaksana dan bisa saya salurkan di jalan Allah. Sehabis saya membatalkan puasa, kita berangkat ke ATM dengan saya dibonceng calon pembeli dengan alasan test drive, tetapi setelah sampai ATM, dia bilang tidak bisa bayar transfer karena kakaknya tidak jadi transfer jadi mesti dibayar cash di rumah dia di Pluit, akhirnya kita dari rawamangun berangkat naik motor tersebut dengan saya sekalian membawa BPKB motor tersebut. Jam 19.00 kita sampai Pluit dan dia minta ijin isi bensin, saya pun yang dibonceng turun dari motor, tetapi apa yang terjadi, dia malah membawa kabur motor saya. Dari situ saya baru menyadari kalau saya menjadi korban penipuan yang sering saya baca di Koran Koran. Selanjutnya saya melaporkan hal ini ke Polsek Penjaringan, dan segera di BAP oleh kepolisian, jam 23.00 saya sudah kembali kerumah dengan naik ojek. Dirumah saya berpikir, saya sedang diuji apalagi ya Allah Sepertinya iman saya sedang diuji oleh Allah, disaat saya akan melakukan hal yang menurut kami baik, ternyata semuanya tidak berjalan lancar. Saya tetap berusaha mengambil hikmah positif di balik semua ini, dan dari akal saya, saya coba ambil hikmahnya : 1. Saya masih diberikan keselamatan oleh Allah, karena saya berniat baik maka saya tidak mengalami cedera apapun, bisa jadi kalau bukan karena saya berniat shadaqah, mungkin saya akan teraniaya karena saya juga membawa BPKB motor tersebut, No Rangka JKAEX250J9DA44195, No. Mesin EX250JEA44195. 2. Mungkin orang tersebut lebih memerlukan daripada list panti asuhan ataupun masjid yang sudah kami list untuk shadaqah kami, kalau dia tidak mendapatkan motor saya , mungkin dia akan melakukan perbuatan yang lebih keji lagi. 3. Mungkin Allah membuat jalan shadaqah motor saya ini tidak selancar ketika saya menjual mobil untuk shadaqah, karena mungkin Allah ingin menguji iman saya, kalau jual mobil dengan nilai lebih besar dan shadaqah aja bisa, maka menjual motor dengan nilai lebih kecil tentunya makin gampang untuk niatan shadaqah saya. Mungkin disinilah saya akan mendapatkan tambahan pelajaran hidup. 4. masihkan saya berpikir positif kepada Allah karena ketika sesaat motor saya dibawa kabur, yang ada di benak saya adalah saya menyalahkan Allah, Ya Allah kenapa engkau yang Maha Tahu, tahu apa yang ada di hati aku, tahu apa yang ada di hati setiap manusia tahu yang ada dihati pelaku tersebut, kenapa Engkau tidak berusaha menghentikan tindakan jahat dia. Ya Allah, maafkan hambanya yang sempat terbersit negative thinking kepada Mu. Setelah kehilangan motor, besuknya saya pulang kampung dengan mobil pinjaman dari teman yang kebetulan dia mudiknya naik pesawat ke pulau seberang. Benar kan, keyakinan saya, meskipun saya telah jual mobil, saya tidak akan kesulitan mudik, karena saya yakin bahwa Allah akan menolong kami lewat tangan siapa saja. Selasai kita mudik, tanggal 25 Sepetember kita sudah sampai lagi di Jakarta. Tanggal 27 Sepetember, saya mendapat telepon dari Polsek Penjaringan Jakarta Utara, kalau penipu motor saya sudah ketangkap, dan saya diminta datang ke kantor polisi untuk memastikan bahwa dia penipunya. Langsung siangnya saya meluncur ke kantor polisi, dan memastikan kalai dia yang menipu saya. Meskipun sepeda motor saya belum ketemu, tapi saya merasa, perjalanan hidup selama bulan ramdhan kali ini begitu berarti. Dan saya yakin kalau memang Allah menghendaki motor saya ketemu, saya tetap akan melaksanakan rencana saya dari awal. Semoga aparat kepolisian bisa membantu menemukan motor saya tersebut. Awal October 2009, saya dan istri sudah di BAP lanjutan, untuk proses lebih lanjut kepengadilan. Sebagai warga Negara saya akan terus mengikuti proses hukum yang benar, dan semoga pelakunya dibukakan pintu hatinya agak jangan pernah mengulangi tindakan yang melanggar hokum tersebut. Semoga kami sekeluarga bisa menyelesaikan semua permasalahan yang kami hadapi, Dan semoga dengan kejadian yang kami alami ini, membuat kami semakin beriman dan bertaqwa kepada Allah, dan membuat kami semakin peduli dengan sesama yang kekurangan. Desember 2009, mohon doa pembaca sekalian agar nanti anak kami yang ketiga lahir, semoga Allah menunjukan kebesaranya kepada kami, dan memberikan titipan yang terbaik, anak yang Sholeh, sempurna, sehat dan berbakti kepada Agama, Orang Tua dan Negaranya, agar senantiasa memperoleh kebahagian dunia akherat. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari perjalanan hidup saya di tahun 2008- sekarang. Allah memberikan sesuai dengan Kebutuhan Kita bukan Keinginan Kita