Kredit Macet Tekstil 2006 Turun Tajam Arin Widiyanti - detikfinance Jakarta - Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) kini tidak dipandang sebagai sunset industry atau industri yang tenggelam lagi. Hal tersebut terlihat dari menurunnya kredit macet untuk industri TPT nasional dari 42 persen di tahun 2005 menjadi hanya 12 persen di akhir tahun 2006. "NPL turun itu membuat kondisi pemberian kredit untuk sektor tekstil sudah membaik, artinya kita sudah siap membiayai industri TPT ini, selain itu restrukturisasi juga sudah membaik," kata Ketua Perbanas Sigit Pramono, di acara Munas ke XI Asosiasi Pertekstilan Indonesia, di Hotel Bina Karna, Pancoran, Jakarta, Rabu (7/3/2007). Menurut Sigit, untuk membuat industri TPT ini tetap mendapatkan pembiayaan dari perbankan, industri harus banyak melakukan banyak peremajaan terhadap mesin-mesinnya agar lebih efisien. "Investor kan lihat dulu apabila akan menanamkan uangnya, kalau feasible atau layak baru ke bank untuk mengajukan pinjaman, kalau feasible dari perbankan berarti industri ini sudah bankable, kalau bankable baru kita berikan kredit," papar Sigit. Menurut Sigit saat ini perbankan lebih senang menaruh dananya ke Sertifikat Bank Indonesia (SBI) karena daya serap sektor riil dinilai masih rendah. Secara nasional penyaluran kredit perbankan ke industri TPT tahun 2006 mencapai Rp 2,9 triliun, angka ini turun dari tahun 2005 yang sebesar Rp 3,175 triliun.(hdi/ir)