Akankah pemilik si BEJO jadi ketum?

Perolehan suara resmi calon presiden dan wakil presiden, Jusuf Kalla-Wiranto, 
belum diumumkan Komisi Pemilihan Umum. Tapi, internal partai pengusung JK, 
Partai Golkar, sudah bicara kekalahan dan ramai soal nama yang kelak mengganti 
posisi JK sebagai ketua umum partai.

Fungsionaris Partai Golkar, Anton Lesiangi, bahkan telah memprediksi partai 
beringin melaksanakan Musyawarah Nasional untuk menggantikan pengganti Jusuf 
Kalla pada awal atau Agustus 2009. Alasannya karena Pemilihan Presiden telah 
usai satu putaran dan tanda-tanda JK kalah sangat kuat.

Anton juga mengaku sudah mengantongi empat nama tokoh senior Partai Golkar yang 
diyakini salah satunya akan menjadi pemimpin partai periode 2009-2014.

Mereka adalah anggota Dewan Penasihat Partai Golkar Aburizal Bakrie, dan 
fungsionaris Partai Golkar Siswono Yudohusodo, Wakil Ketua Umum Partai Golkar 
Agung Laksono, dan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Surya Paloh.

Dari empat orang itu, Anton menjagokan Aburizal. Alasan Anton adalah, Menteri 
Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat itu sudah menegaskan tidak bersedia 
lagi duduk di pemerintahan pada periode 2009-2014 dan ingin fokus mengurus 
partai.

"Kemudian soal dana. Dana Ical (Aburizal) tidak perlu diragukan. Dua kekuatan 
itu harus jadi satu. Icallah yang paling tepat," katanya.

Sedangkan untuk posisi Wakil Umum Partai Golkar, Anton mengusulkan Siswono 
Yudohusodo.  Dia dinilai orang yang paling tepat berada di posisi itu karena 
memiliki kemampuan mengorganisir partai dengan baik. Selain itu, Siswono juga 
menguasai strategi politik.

Posisi Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar, menurut Anton, yang paling tepat 
ialah Sultan Hamengku Buwono X. Tapi, dia punya alternatif lainnya, seperti 
Agung Laksono, dan Akbar Tanjung.

Priyo Budi Santoso dan Yuddy Chrisnandi dinilai pantas diusulkan menjadi 
Sekretaris Jenderal Partai Golkar. Menurut Anton, kedua tokoh itu merupakan 
kader muda yang memiliki mobilitas cepat dan tinggi.

Anton mengatakan Priyo atau Yuddy tepat menduduki posisi itu. Sebab, posisi 
Sekretaris Jenderal merupakan dapurnya organisasi. Karena itu, memerlukan koki 
yang terbaik.

"Sekjennya, tidak perlu lagi dari TNI, sudah cukup. Karena banyak kader yang 
layak jadi di Sekjen," kata dia.

Kirim email ke