beli ENRG bisa dapet GAIN 1.000%... Wow...kebetulan msh simpen ENRG di 80 perak 
:D


Dalam penyerahan hadiah kompetisi transaksi saham belum lama ini, Ukie
Jaya Mahendra membuka rahasia mengapa dia bisa meraup gain mendekati
1.000%. Kuncinya adalah saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG).




Ukie adalah pemenang kompetisi transaksi online saham bertajuk HOTS
oleh PT e-Trading Securities Tbk. Selama 3 bulan berkompetisi, Head of
Asset Management PT Paramitra Alfa Sekuritas ini mengalokasikan
sebagian besar investasi di saham ENRG.




“Saya memasukkan sebagian besar portofolio di saham ENRG, sisanya di
saham lain yang memiliki beta besar. Sebelum saham ENRG terkoreksi,
saya sempat meraup gain hampir 1.000%, sebelum kemudian turun menjadi
200%,” tuturnya 2 pekan lalu.




Posisi investasi Ukie tersebut sesuai dengan momentum, mengingat harga
saham anak usaha grup Bakrie ini meroket hingga menduduki posisi puncak
saham pemberi gain, yakni sebesar 428,17% dalam 3 bulan terakhir.




Sepanjang tahun, saham tersebut mencatatkan kenaikan sebesar 346,43%
dengan posisi penutupan terakhir pada level harga Rp375, terkoreksi Rp5
per saham pada perdagangan akhir pekan lalu.




Analis PT eTrading Securities Tbk Suryadi Chandra Kasih menilai harga
saham grup Bakrie tersebut berpotensi melanjutkan penguatan 73,3%
sepanjang tahun ini, seiring dengan rencana perseroan membatalkan
penjualan blok Kangean.




“Kami menganalisis saham Energi Mega dengan rekomendasi beli dan target
harga akhir tahun senilai Rp650 per saham. Volume produksi dari blok
Kangean naik fantastis tahun ini dari semula 323 barel per hari (bph)
menjadi 5.000 bph,” paparnya dalam laporan riset per 8 Juni.




Kangean PSC, jelasnya, merupakan aset terbesar Energi Mega yang
merepresentasikan 66% aset perseroan. Produksi blok ini menyumbang 43%
total produksi gas dan 3% minyak bumi perseroan pada tahun lalu.




Di pengeboran lepas pantai tersebut, partisipasi Energi Mega tersisa
50% setelah pada Mei 2007 menjual separuh kepemilikannya kepada mitra
strategis yakni Mistsubishi dan Japex.




Perseroan sempat menyatakan rencana divestasi 50% sisa kepemilikan di
Kangean untuk melunasi utang US$120 juta dari Merrill Lynch yang jatuh
tempo Juni dan US$153 juta dari Credit Suisse pada Agustus 2009. Namun,
divestasi tidak lagi menjadi satu-satunya opsi. (Bisnis, 30 Mei)





Perkuat valuasi




Suryadi menilai positif keputusan perseroan mengoptimalkan aset blok
Kangean (monetasi), daripada mendivestasinya kepada pihak lain. Dengan
menggunakan asumsi konservatif harga minyak US$50 –US$70 per barel dan
US$75 per barel untuk jangka panjang, upaya pemanfaatan aset tersebut
nilainya mencapai US$1,2 miliar.




Dengan asumsi harga minyak mentah dunia itu, rata-rata tingkat
pertumbuhan tahunan (compounded annual growth rate/ CAGR) perseroan
bisa melonjak 20% dalam 3 tahun.




“Jika perseroan menjual Kangean ke pihak ketiga pada harga sama seperti
pembelian yakni US$360 juta tanpa termasuk utang, nilainya hanya US$1
miliar. Pengoptimalan produksi aset Kangean akan mempertinggi valuasi
saham Energi, dibandingkan dengan menjualnya ke pihak ketiga,” tegasnya.




Seiring dengan kenaikan harga minyak mentah dunia, dia optimistis harga
jual gas perseroan meningkat pada masa depan. Indonesia saat ini
menjadi eksportir gas terbesar ketiga Asia dan masuk dalam 20 besar
negara bercadangan gas terbesar di dunia.




Dia memperkirakan harga gas pada 2009-2011 akan naik berturut-turut
senilai US$4-US$5 per juta metik british thermal unit (million metrix
british thermal units/mmbtu), dan US$5,5 per mmbtu untuk jangka panjang.




“Blok Kangean menyumbang kontribusi besar ke depan, dari 2% produksi
minyak dan 43% produksi migas pada tahun lalu menjadi 35% produksi
minyak dan 51% produksi gas tahun ini.”


      

Kirim email ke