PT Koba Tin Rugikan Negara Lebih Rp 15 Triliun Dua Kolektor Susul Mathias Kamis, 15 Feb 2007 01:59
PANGKALPINANG Setelah tiga jajaran direksi PT Koba Tin dijadikan tersangka, kini dua kolektor yang biasa memasok pasir timah ke Koba Tin bakal menyusul. Saat ini penyidik dari Bareskrim Mabes Polri terus mengintensifkan pemeriksaan saksi-saksi. Dalam jumpa pers, Yusuf didampingi Kabareskrim Mabes Polri Komjen Bambang Hendarso, Deputi Operasional (Deops) Irjen FX SUnarno dan Kadiv Humas Irjen Pol Sisno Adiwinoto. Tampak pula Direktur V Tipiter Brigjen Pol Drs Tukarno, Kapolda Kepulauan Babel Brigjen Pol Drs Imam Sudjarwo MSi, Wadir V Tipiter Kombes Drs Hadyatmoko serta Direktur dari Departemen Energi Sumber Daya Mineral dan Direktur Departemen Kehutanan. Dalam keterangan resmi kemarin, Yusuf menegaskan bahwa PT Koba Tin diduga melakukan tindak pidana pertambangan dengan cara membuat perjanjian imbal jasa dengan 42 kolektor. Perusahaan tersebut juga diduga telah melakukan penambangan di luar kontrak karya. Dimana dalam modus operandinya, PT Koba Tin menerima pasir timah dari kolektor yang diambil dari luar kontrak karya yang dimiliki PT Koba Tin. Dalam praktiknya, lanjut Yusuf, PT Koba Tin membuat perjanjian dengan pihak kedua dan kontraktor dengan mendapat imbal jasa untuk melakukan penambangan di wilayah kontrak karya PT Koba Tin. Namun kata Yusuf, perjanjian yang dibuatnya itu hanya formalitas. "Pihak kedua melakukan penambangan tanpa izin di luar kontrak karya PT Koba Tin dan hasilnya diterima PT Koba Tin dengan memberikan imbal jasa berupa uang. Disamping itu PT Koba Tin dengan sengaja tidak melaksanakan isi perjanjian," ungkap Yusuf. Dalam kasus ini, menurut Yusuf, PT Koba Tin telah melanggar pasal 31 (1) UU No 11 tahun 1967 tentang Ketentuan Pokok Pertambangan, dan pasal 480 KUHP tentang penadahan. Bahkan dikemukakan Yusuf, penyidik Bareskrim telah periksa 16 orang saksi dari PT Koba Tin, 19 orang kolektor, sembilan orang dari tambang ilegal, satu orang dari PT Timah dan mendengar keterangan ahli dari Departemen ESDM dan Departemen Kehutanan. Yusuf mengatakan, dalam kasus ini tidak menutup kemungkinan akan dikembangkan dugaan tindak pidana mengenai lingkungan hidup. Sementara Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Drs Bambang Hendarso mengungkapkan, bentuk barang yang sudah dioperasikan PT Koba Tin dan saat ini sedang diamankan nilainya sekitar Rp 1,2 triliun. Dari perhitungan sementara oleh Irwasum, kerugian negara akibat penambangan ilegal PT Koba Tin mencapai Rp 12 triliun-Rp 15 triliun. "Kerugian negara dalam tiga tahun yang dijalankan ini diduga dilakukan dengan modus, pada tahun I masih berjalan sesuai dengan normal. Namun bila dua tahun saja, kerugian diperhitungkan hampir antara Rp 12 triliun - Rp 15 triliun," ungkapnya. Jumlah kerugian tersebut menurut Bambang, baru dihitung dalam asumsi dari perhitungan barang yang berhasil disita, kerja sama dengan kolektor, yang berhasil dijual tanpa melalui prosedur yang benar sehingga royalti tidak diselesaikan. Sedangkan harga timah sampai Rabu (14/2) sudah mencapai 13.000 US dolar permetrik ton. Sebelumnya hanya 8.000 US dolar permetrik ton. Bambang juga mengemukakan bahwa 42 kolektor PT Koba Tin tidak sesuai dengan ketentuan perjanjian dalam kontrak karya. "Pasir timah yang masuk dari sekitar 42 kolektor yang ilegal sebanyak 3.000 ton perbulan. Sedangkan pasir timah yang diambil dari wilayah kontrak karya PT Koba Tin dalam satu bulan hanya sebanyak 200 ton," jelas Bambang. Wadir V Tipiter Kombes Drs Hadyatmoko menambahkan, hingga saat ini ada satu dari empat tanur milik PT Koba Tin tetap beroperasi. Tanur ini dibolehkan beroperasi karena bahan bakunya diperoleh dari tambang legal. Sedangkan tanur lainnya yang bahan bakunya diduga dari luar kontrak karya sudah tidak ada kegiatan sejak disegel beberapa waktu lalu. "Hanya satu tanur yang beroprasi, dan tiga tanur lainnya berhenti dengan sendirinya karena bahan bakunya sudah tidak ada," katanya. Sedangkan Kapolda Babel Brigjen Pol Drs Imam Sudjarwo mengatakan saat ini penyidik masih melakukan pemeriksaan terhadap mitra PT Koba Tin termasuk para kolektor pasir timah. "Penyidik masih periksa sebanyak dua orang kolektor dari 48 saksi," jelas Imam yang belum mau menyampaikan nama kolektor yang akan ditetapkan sebagai tersangka. Imam menambahkan, mereka yang melakukan usaha pertambangan timah ada kewajiban untuk mereklamasi lahan yang menjadi Kuasa Penambangan (KP)-nya. "Kalau nanti tidak bisa melaksanakan reklamasi, bisa dikenakan masalah lingkungan hidup. Dan ini akan dikembangkan oleh penyidik," tandas Imam. Melibatkan Dephut Dalam penyidikan kasus pertambangan di Babel, ada beberapa tindak pidana yang dilanggar termasuk lingkungan hidup. Penyidik menemukan ada pertambangan dilakukan di area hutan produksi yang digunakan untuk kegiatan pertambangan liar. Karena itu penyidik dari Bareskrim Mabes Polri mengikutsertakan tim dari Departemen Kehutanan (Dephut) untuk membantu penyidikan kasus pertambangan di daerah ini. "Kita akan lihat juga. Bahkan kita juga sudah ukur dengan GPS. Kalau nanti penambangan di dalam hutan produksi maka akan kita sikapi. Namun itu akan kita lihat dulu dari hasil pengukuran tim," kata Kasubdit Penyidikan dan Perlindungan Hutan Departemen Kehutanan M Awria Ibrahim ditemui Bangka Pos Group, Rabu (14/2) di Mapolda Babel. Awria menegaskan pelaku penambangan harus mereklamasi lahan yang ditambang. Kalau tidak direklamasi itu termasuk pelanggaran dan akan diselidiki oleh tim penyidik. "Jadi yang punya izin untuk kasus pertimahan sudah direklamasi. Dan kita sudah coba di beberapa tempat di Bangka dari tahun 70-an, namun hasilnya tidak begitu memuaskan," ujarnya. --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "James Arifin" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > baiknya jangan terlalu greedy yah ... wong resistennya sudah jelas2 > ditontonin ... kok maksa ... hehehh ... tunggu aja di 7900-8100 (rekomendasi > Danareksa hari ini) atau sekalian tungguin di gap besarnya di 5900. > > On 2/15/07, agoes_htm [EMAIL PROTECTED] wrote: > > > > Thanks atas semua analisanya.Saya hanya ingin menambahkan saja. > > > > Saya jadi teringat sama PGAS tahun lalu.. dimana harganya juga naik > > trus mulai dari awal tahun dimana PGAS juga salah satu BUMN. > > 65% saham Timah dimiliki oleh pemerintah Indonesia dan merupakan satu- > > satunya perusahaan yang memiliki izin untuk ekspor ke negara Asia > > Tenggara. > > > > Berdasarkan data perusahaan konsultasi besi yang berbasis di London, > > CRU, Timah dan Koba Tin merupakan perusahaan enam besar dunia untuk > > sektor pertambangan timah pada 2005. > > "Jika Timah memenuhi target produksi tahun ini, maka BUMN itu akan > > mengambil alih posisi Kunming yang merupakan produsen terbesar dunia > > yang berbasis di China," ujarnya. > > > > Ditambah lagi PT Koba Tin berhenti operasi, otomatis Timah menjadi > > pemain monopoli.. dengan hal ini kejadian TINS akan sama dengan PGAS > > tahun lalu.. > > > > Tembus ke level 11 ribuan bukan hal yang mustahil. > > > > Peace > > > > --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com <obrolan-bandar%40yahoogroups.com>, > > "laven_28" laven_28@ > > wrote: > > > > > > COGS nya Tins kagak perlu pake hitung2an...harga beli pasir timah > > > udah ditentukan paling mahal 60rb (SN72), itu tinggal dilebur udah > > > jadi Balok siap export paling tambah costnya kagak lebih dari 10%.. > > > > > > sekedar info, P.t. Kobatin setiap bulannya dapet 3000 ton pasir > > > timah dari colector2...dari KPnya dia cuman 200an ton sebulan... > > > makanya dia kagak bisa operasi skrg.. (skrg dia cuma bisa jalan 1 > > > tanur aja dari 4 tanur yg ada).. > > > > > > Jadi yang 3000 ton perbulan itu bakal timah yang ambil dengan harga > > > yang sudah FIX tersebut...... > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com <obrolan-bandar%40yahoogroups.com>, > > Frederick Schubert > > > <pemainbesar@> wrote: > > > > > > > > i do really enjoy reading discussions on TINS.... you guys are > > > good analysts..... > > > > hehehehehe > > > > > > > > Karno Edy <karno.edy@> wrote: > > > > COGSnya $8ribu, kalo ditambah biaya2 lainnya : > > > penjualan, administrasi etc berapa .. akhirnya operating profit > > > berapa ? > > > > Waktu ane masih kerja di prsh sekuritas TINS sempat dikabarkan > > > mau bangkrut karena harga timah melempem, cost bisa lebih tinggi > > > dari harga jual pada 3 s/d 5 ribu/ton. (waktu itu energi masih > > > murah, ane hitung2 TINS BEP kalo harga timah 4000/ton). > > > > Sekarang harga timah maupun TINS naik banyak. > > > > > > > > Hitungannya gak masuk akal, means harga timah naik 50% EPS naik > > > 175%? > > > > Kemungkinan : Setiap kenaikan harga timah sekian $, profit TINS > > > akan naik sekian juta rupiah. > > > > > > > > Cheers, > > > > Karno > > > > > > > > ----- Original Message ----- > > > > From: alfanendya > > > > To: obrolan-bandar@yahoogroups.com <obrolan-bandar%40yahoogroups.com> > > > > Sent: Thursday, February 15, 2007 8:06 AM > > > > Subject: OFF LOAD BARANG.....Re: [obrolan-bandar] Re: Cuman > > beda > > > STRATEGI........Timah (T > > > > > > > > > > > > Kan ada yang namanya Break Even Point Om :-). Delivered cost > > > per tonne (COGS) sekitar $8 ribu/ton. Menurut DBS, setiap kenaikan > > > 5% harga timah akan menyebabkan EPS naik 17,5%. Sekarang 3 month > > > LME tin di 12.700. > > > > > > > > > > > > --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com<obrolan-bandar%40yahoogroups.com>, > > "Karno Edy" <karno.edy@> > > > wrote: > > > > > > > > > > Kalo bicara laporan tahun 2006, ane optimis EPSnya gak akan > > > nyampe separo dari EPSnya ANTM > > > > > > > > > > Ane bilang gak efisien kenapa ? Ini soal perbandingan kinerja > > > sama-sama sebelum tambang liar diterbitkan. Rata-rata harga jual > > > naik tapi laba bersih turun banyak (bandingkan setengah tahun 2006 > > > dgn 2005) > > > > > > > > > > Sekarang setelah tambang liar ditertibkan ane percaya ada > > > perbaikan kinerja. > > > > > Tapi soal harga di pasar, murni kerjaan market maker. Timah > > awal > > > 2005 aja sudah 7500 s/d 8000an sampe sekarang baru naik 60%an. > > > Bandingkan nickel yg naik 200%an. Tapi TINS jumlah sahamnya sedikit > > > lebih gampang digoreng. Setengah tahun sudah naik 300 %an. > > > > > > > > > > Good luck. > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > ----- Original Message ----- > > > > > From: Investor Bonex > > > > > To: obrolan-bandar@yahoogroups.com<obrolan-bandar%40yahoogroups.com> > > > > > Sent: Wednesday, February 14, 2007 5:17 PM > > > > > Subject: OFF LOAD BARANG.....Re: [obrolan-bandar] Re: Cuman > > beda > > > STRATEGI........Timah (TINS IJ, BUY --- TP 11.000) > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > Thanks All... > > > > > > > > > > Jika dulu harganya 55 rb dan sekarang sekitar segitu, dari sisi > > > COGS Timah tetap dunk, artinya gain yg diterima PT Timah adalah > > > murni dari kenaikan harga di market. > > > > > > > > > > Menurut ogut, saat ini sepertinya Bandar2 yg ngumpulin di harga > > > 2000 dan 4000 lagi pingin pelesiran, so muatan harus di turunkan > > > dulu biar agak ringan. Nunggu lapkeu 4Q, seberapa effisien PT Timah > > > beroperasi, thus dari situ baru ketahuan going NORTH or SOUTH... > > > > > > > > > > Jst my 2 cent > > > > > > > > > > alfanendya alfanendya@ wrote: > > > > > Menurut PT Timah, para penambang inkonvensional (TI) masih bisa > > > untung > > > > > walau mereka jual tin ore ke PT Timah seharga 4 ribu $/MT. Jadi > > > tin > > > > > ore memang akan mengarah ke situ harganya. > > > > > > > > > > --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com<obrolan-bandar%40yahoogroups.com>, > > "HERDIYANTO WIJAYA" > > > > > herdiyanto_wijaya@ wrote: > > > > > > > > > > > > Kalau di pasaran waktu itu berkisar Rp 55.000/kilo (kadar > > 70% - > > > 74%) > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > Thx. > > > > > > > > > > > > ________________________________ > > > > > > > > > > > > From: obrolan-bandar@yahoogroups.com<obrolan-bandar%40yahoogroups.com> > > > > > > [mailto:obrolan-bandar@yahoogroups.com<obrolan-bandar%40yahoogroups.com>\ ] > > On Behalf Of Investor > > > Bonex > > > > > > Sent: Wednesday, February 14, 2007 2:31 PM > > > > > > To: obrolan-bandar@yahoogroups.com<obrolan-bandar%40yahoogroups.com> > > > > > > Subject: Re: [obrolan-bandar] Re: Cuman beda > > > STRATEGI........Timah (TINS > > > > > > IJ, BUY --- TP 11.000) > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > Sebelum terjadi penutupan smelter (kira2 pertengahan 2006), > > > kira2 Timah > > > > > > beli dari tengkulak pasir timah di harga brp per kilonya ? > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > thanks > > > > > > > > > > > > laven_28 laven_28@ wrote: > > > > > > > > > > > > Klo ngomong efisiensi,Harga pokok p.t. timah skrang hampir > > > sama > > > > > > dengan harga beli pasir timah dari tambang rakyat.... > > > > > > soalnya di Babel, sekarang p.t. Timah kebanyakan cuman beli > > > > > > pasir > > > > > > timah, lebih murah ketimbang pake alat beratnya dia, solar > > > > > > mahal. > > > > > > Tambang rakyat itu kebanyakan di areal KPnya dia... > > > > > > Harga belinya paling murah 39rb, paling mahal 59rb (pasir > > > timah > > > > > > kering) perkilo.. > > > > > > Sebelum-sebelumnya, dia mesti saingan ama si koba dan si > > > > > > smelter.. > > > > > > Skrg saingan udah gak ada... > > > > > > Skrg juga Colector2 yg sebelumnya pada jualan ke si Koba, > > skrg > > > > > > semuanya mesti jual ke si timah.... > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > ---------------------------------------------------------- > > - > > > ------------- > > > > > Bored stiff? Loosen up... > > > > > Download and play hundreds of games for free on Yahoo! Games. > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > --------------------------------- > > > > Don't be flakey. Get Yahoo! Mail for Mobile and > > > > always stay connected to friends. > > > > > > > > > > > > > >