Rabu, 03/06/2009 11:50 WIB BI Rate Turun Jadi 7% Wahyu Daniel - detikFinance
Foto: dok detikFinance <http://openx.detik.com/delivery/ck.php?n=a3db6179&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_H ERE> Jakarta - Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan suku bunga acuan, BI Rate 25 basis poin menjadi 7%. Keputusan itu diambil setelah melakukan evaluasi menyeluruh atas perkembangan ekonomi internal dan eksternal. Demikian hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang berlangsung, Rabu (3/6/2009). BI menjelaskan, selama triwulan I-2009, perekonomian Indonesia masih tumbuh 4,4%, terutama didukung pertumbuhan konsumsi baik rumah tangaga atau pemerintah. "Di tengah ketidakastian perekonomian glonal, kontraksi ekonomi di negara-negara dagang utama masih berlangsung dan memberikan tekanan pada kinerja ekspor Indonesia. Namun secara keseluruhan BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2009 masih tinggi di kisaran 3-4%," jelas Dyah N Makhijani, Direktur Humas BI dalam siaran persnya. Di sisi harga, tekanan inflasi terus menurun didukung oleh penguatan Rupiah dan terjaganya harga-harga barang kebutuhan pokok. Sampai dengan bulan Mei 2009 inflasi baru mencapai 0,1% (ytd) atau 6,04% (yoy), sehingga inflasi pada akhir 2009 masih sesuai dengan perkiraan semula yaitu dalam kisaran 5%-7%. Bank Indonesia senantiasa mewaspadai potensi tekanan inflasi dalam tahun 2010 bersamaan dengan perkiraan kenaikan harga beberapa komoditi dunia. Penguatan nilai tukar Rupiah dalam beberapa waktu terakhir berkontribusi positif terhadap stabilitas makro secara keseluruhan. Membaiknya kondisi Neraca Pembayaran Indonesia dan meningkatnya jumlah cadangan devisa menjadi faktor utama yang mendukung stabilitas nilai tukar rupiah. Pada akhir Mei 2009 jumlah cadangan devisa mencapai 57,9 miliar dolar AS yaitu, cukup untuk membiayai lebih dari 6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Di sektor keuangan, kondisi perbankan nasional tetap terjaga dengan baik, dengan CAR yang cukup tinggi (17,6%). Likuiditas perbankan, termasuk likuiditas pasar uang antar bank makin membaik dan DPK terus meningkat. Selain itu, terdapat indikasi awal pemberian kredit oleh perbankan mulai meningkat. Namun, Bank Indonesia tetap mencermati potensi peningkatan risiko kredit. Rasio NPL gross dan net masing-masing meningkat secara marginal yaitu dari 4,5% dan 1,9% menjadi 4,6% dan 2,0%. Sementara itu, respons perbankan terhadap penurunan BI rate masih terbatas, seperti terlihat dari pertumbuhan kredit dan penurunan suku bunga yang masih belum seperti yang diharapkan. Untuk itu Bank Indonesia bersama perbankan akan terus berupaya mengurangi kendala-kendala dalam peningkatan fungsi intermediasi perbankan. (qom/ir) Powered by BEI BerbullishT
<<image001.jpg>>
<<image002.gif>>