Embah bilang "..,jadi kalo pake teori TERDALAM dari ilmu bandarmologi yaitu: - MAYORITAS trader adalah KORBAN dan MINORITAS trader akan diuntungkan."
Mungkin masih ada yg belum ngerti maksudnya apa? Ini ulasan agak panjangnya... Coba kita kembalikan ke diri kita sendiri... Misalnya kalau kita mau berbisnis dengan modal 1M bisa untung 50%. Tetapi karena terlalu banyak "pesaing", keuntungan itu bisa BERKURANG menjadi tinggal 10% bahkan 5% maybe... Apakah kita TETAP mau meneruskan bisnis tersebut? Pastinya pikir2, apakah SEBANDING dengan RESIKO-nya? Kalau di bursa misal ada saham yg beredar sbyk 1 juta lot. Kita memiliki 500 rb lot, penumpang gelap punya 500rb lot yg tersebar pd byk trader. Kalau posisi kita sbg bandar, sudah kelihatan yg "kerja keras" adalah kita, tetapi potensi keuntungan pastinya akan dibagi...DUA!? Bisa jadi bukan kategori kerja keras tapi KERJA PAKSA kayak jaman penjajahan. Terus buat apa??? Byk orang bilang "main saham" like....talk business... Doing business.....our target just ONE of profit or loss, can't be accepted both of them... Break event same as LOSS... Makanya bandar akan berusaha KERAS utk meningkatkan potensi keuntungannya dengan mengurangi KEKUATAN pesaing. Caranya berbagai macam... - Saham tersebut di "smackdown" kayak PGAS saat ini. - Di- mantengin - Di buat naik turun, kalau perlu turun terusss... - Dst Itu semua sekali lagi bandar sedang....DOING their BUSINESS Nah...ketika TIBA saatnya; yaitu para trader sudah pada bingung dan cut loss....saham tsb tinggal DIANGKAT setinggi2nya. Pastinya ditambahi bumbu2 penyedap...semua good news keluarin SEMUANYA... Kalau ada orang lain meng-counter dg bad news....peduli amat...wong harganya naik terusss... Nah dikaitkan dengan dengan riset, hanya Bandar goblok yg men- downgrade saham yg MASIH dimilikinya. Harusnya di-upgrade terus sampai barangnya LUDES terjual. Kalau sudah tidak punya barulah didowngrade sepuasnya... Contoh kasus MENARIK adalah KLBF, INKP, TKIM dan BLTA utk th 2006.Kedua saham ini turun duluan sebelum diikuti indeksnya saat ini. Namun sekarang saya hy akan mengulas BLTA. Penurunan BLTA sangat terasa setelah listing di SGX, karena setelah itu harga BLTA turun teruss. Penurunan terjadi dari 2200 (3/10/06) hingga 1660... Menariknya menurut saya BLTA adalah saham yg dicover oleh BANYAK analis dari broker asing maupun lokal. Maksudnya TERLALU banyak "orang pinter" di BLTA, menurut saya ini adalah sesuatu yg harusnya DIHINDARI dlm BB. Alasannya terlalu banyak pesaing, terlalu banyak yg pegang saham BLTA, So...buat apa berbisnis yg sudah banyak "pesaing" nya? Pertanyaannya apakah BLTA bisa naik kembali, pastinya BISA . Kalau secara BB sudah cukup menguntungkan... Intinya kalau seluruh trader (MAYORITAS) di BEJ pegang BLTA, kondisinya akan terjadi seperti yg dialami pd tahun 2006 hingga saat ini. Hampir mirip dg kondisi "manteng"-nya PTBA, pdhl ke belakang saham sekelas BBRI juga pernah mengalami hal yg sama. Nah saham2 yg demikian ini sering dibilang sama analis dg LAGGARD STOCK. Padahal berdasar teori KEMAUAN, saham yg laggard thd indeks terjadi karena "Bandar"nya saja yg BELON mau menggerakkan Semoga ulasan ini bisa menambah pemahaman yg saya sebut dg BANDARISME BUSINESS; karena akan ada ulasan2 lain yg akan menyusul...tunggu saja!? Regards Murid Embah