Jakarta - Perusahaan jasa tambang, PT Elnusa Tbk (ELSA) membukukan pertumbuhan laba bersih tahun 2008 sebesar 34% menjadi Rp 133,8 miliar dibanding tahun sebelumnya Rp 100,1 miliar.
Kenaikan laba bersih anak perusahaan Pertamina ini didukung oleh naiknya pendapatan usaha sebesar 21% dari Rp 2,1 triliun di 2007 menjadi Rp 2,5 triliun di 2008. "Lonjakan pendapatan tersebut merupakan hasil dari strategi kami untuk fokus ke pengerjaan jasa hulu terintegrasi yang mempunyai prospek bisnis yang sangat bagus. Kami perkirakan pendapatan tahun 2009 ini akan lebih baik lagi," kata Direktur Utama ELSA, Eteng A. Salam dalam siaran persnya, Rabu (1/4/2009). Eteng menjelaskan, kontribusi pendapatan terbesar di tahun 2008 diperoleh dari pelaksanaan kontrak-kontrak baru jasa tersebut sebesar 66% dari total pendapatan perseroan atau sebesar Rp 1,68 triliun, dibandingkan tahun 2007 yaitu 53% atau sebesar Rp 1,12 triliun. Adapun sisa pendapatan diperoleh dari jasa penunjang hulu migas, jasa hilir migas, dan telematika penunjang migas. Sedangkan kegiatan survey seismik yang dilakukan oleh Geoscience Services (GSC) merupakan penyumbang terbesar di segmen jasa hulu migas terintegrasi yaitu sebesar 48%, disusul oleh Drilling Services (EDS) yang berfokus pada jasa pemboran dan penunjang pemboran, serta Oilfield Services (OFS) yang berkaitan dengan kegiatan perawatan sumur untuk meningkatkan produksi migas. Pada 2008, perseroan membukukan nilai kontrak di bidang bisnis inti sekitar US$ 156 juta atau setara Rp 1,7 triliun. Kontrak-kontrak tersebut memiliki periode waktu jangka pendek antara 1-6 bulan maupun jangka panjang antara 1-5tahun. Untuk 2009, perseroan optimistis dapat melaksanakan kontrak-kontrak yang sudah diperoleh dan meningkatkan pendapatan melalui peningkatan kompetensi inti, yaitu rangkaian kegiatan jasa hulu migas yang dilaksanakan secara one-stop-services oleh Perseroan. "Bisnis hulu migas di tahun 2009 yang prospektif, memacu kami untuk melakukan penetrasi pasar di marine serta pemboran sumur dalam," tandas Eteng.