Embah dan Bang Poltak itu dulunya magang di milis SAHAM asuhan Bang Irwan.

Setelah matang, Mbah bikin obrolan Bandar dan Bang Poltak aktip di milis
keuangan

Dua2 nya asset nasional yang gak muncul di acara Cek & Ricek

A3K


________________________________________
From: obrolan-bandar@yahoogroups.com
[mailto:obrolan-ban...@yahoogroups.com] On Behalf Of M Herman
Sent: Thursday, March 19, 2009 9:20 AM
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Subject: Re: [obrolan-bandar] Teh Botol

Coba minta si Iman kasih jalan keluar (solusi)...emang gampang apa ngurus
keuangan negara..hehehe

--- On Wed, 3/18/09, Tommy Jayamudita <jayamud...@gmail.com> wrote:

From: Tommy Jayamudita <jayamud...@gmail.com>
Subject: [obrolan-bandar] Teh Botol
To: "milis obrolan-bandar" <obrolan-bandar@yahoogroups.com>
Date: Wednesday, March 18, 2009, 7:54 PM
Embah, saya kirimkan komentar bang Poltak tentang sebuah berita di
detikfinance, menarik sekali.


Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'
Posted by: "Poltak Hotradero" hotrad...@gmail. com   poltak2000
Wed Mar 18, 2009 3:50 am (PDT)
At 05:05 PM 3/18/2009, you wrote:

Ini masalah serius di Indonesia.

"Ekonom" nya demen ngomong politik
Sementara Politikusnya demen ngomong "Ekonomi"

Dan dua-duanya demen ngibul...

>Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'
>Angga Aliya ZRF - detikFinance
>
>Foto: Wahyu Daniel/detikFinance
>Jakarta - Tim Ekonomi pemerintah dijuluki 'Teh Botol'. Julukan itu
>diberikan karena tim ekonomi sekarang dinilai tidak bisa membaca
>situasi krisis ekonomi yang sedang melanda saat ini.
>
>Julukan 'Teh Botol' diberikan oleh pengamat ekonomi Indef Iman
>Sugema. 'Teh Botol' yang dimaksud bukan merek minuman ringan yang
>ngetop itu, namun 'Teh botol' yang dimaksud adalah singkatan dan
>teknokrat bodoh dan tolol.
>
>"Siapapun presidennya, sekarang atau nanti, tim ekonomi Indonesia
>itu teh botol," ujar Iman di sela-sela peluncuran buku Ekonomi
>Konstitusi, di Hotel Four Season Kuningan, Jakarta, Rabu (18/3).
>
>Ia mengatakan, salah satu kesalahan yang dilakukan adalah membuat
>Indonesia ketergantungan terhadap utang luar negeri. Menurutnya,
>ketergantungannya saat ini sangat tinggi sehingga negara kita
>menjadi adiktif pada utang.

Saya heran, Imam Sugema ini sedang ngomong tentang ekonomi atau
sedang kentut? Kok nggak ada bedanya.

Apa iya gitu Indonesia punya ketergantungan utang luar negeri yang
besar? Posisi utang luar negeri Indonesia saat ini USD 147 Milyar di
mana posisi utang pemerintah sendiri USD 86 Milyar - sisanya utang
swasta. Dari utang sebesar itu, utang jatuh tempo dan besar bunga
tahun 2009 adalah USD 6,6 Milyar (utang pemerintah) dan USD 8,8
Milyar (utang swasta).

Bandingkan angka-angka tadi dengan cadangan devisa BI (USD 53 Milyar)
atau dengan proyeksi GDP Indonesia 2009 yang setara USD 475 Milyar
(berdasarkan nilai pasar) ataupun USD 923 Milyar (berdasarkan PPP).

Dan sebagian besar dari utang swasta ini adalah utang dari perusahaan
asing yang beroperasi di Indonesia - di mana utang tersebut dijamin
oleh induk perusahaan di negara asal. Dan kalaupun ada utang luar
negeri pihak swasta nasional - itu pun biasanya dari perusahaan
dengan sumber pendapatan dalam mata uang asing (biasanya USD) semisal
perusahaan pertambangan ataupun perusahaan lain berbasis pasar ekspor.

Dengan posisi utang luar negeri USD 147 Milyar berarti Foreign Debt
to GDP Indonesia 34%, masih cukup bagus bila dibandingkan dengan
negara seperti Jerman atau Inggris misalnya yang mencapai sekitar
60%. Itukah yang disebut "ketergantungan yang tinggi terhadap utang
luar negeri?"

Apa bisa utang luar negeri Indonesia dibuat menjadi utang dalam
negeri 100%...? Bisa saja. Tapi konsekuensinya adalah tingkat bunga
yang akan meroket. Jauh lebih tinggi daripada tingkat bunga
sekarang. Ongkos ekonomi akan menjadi jauh lebih tinggi. Dan
sebagai konsekuensinya, maka pemerintah harus menaikkan pajak menjadi
jauh lebih tinggi daripada saat ini. Apa yang begitu yang diinginkan
Imam Sugema?

Dan melihat bahwa utang luar negeri Indonesia bagian terbesarnya
masih bersifat G-to-G terutama dengan pemerintah Jepang - yang
bunganya sangat-sangat- sangat rendah. Maka jelas utang demikian
(dari sisi bunga) sangat menguntungkan Indonesia. Bodoh sekali
Indonesia kalau melepas utang demikian dan menggantinya dengan utang
dalam negeri yang besar bunganya berkali-kali lipat. Kecuali kalau
Imam Sugema yang bayar.

>"Statistik menunjukan tingkat utang publik per bulan sangat tinggi.
>Bahkan terbesar sepanjang sejarah.Meski rasio turun tapi beban per
>kapita tertinggi sepanjang sejarah," ujarnya.

Ini jelas nggak fair. Manipulatif.
Bukankah Imam Sugema juga seharusnya menyampaikan bahwa pendapatan
perkapita Indonesia juga saat ini berada pada posisi tertinggi
sepanjang sejarah?

Ini berarti utang yang dibuat ternyata secara tidak langsung berperan
meningkatkan pendapatan perkapita.
Utang adalah membeli waktu.
Apa ada yang jualan waktu?


Kirim email ke