akhirnya,... makasih pa dfaj, kita keluar sejenak dr topik BLTA, dan
sambungin ke yg lebih general, "ïnternational listing"... anyway,
sayah juga minta maaf sama bapak kalo pendapat saya suka terkesan
"maksa" ato ga appropriate... masih perlu byk blajar... glad to know
ure open minded for all of these,... its likely we're comin and grow
from the same culture of intellectual society, malahan mungkin sy
tebak dr "perguruan" yg sama yah, sebuah kampus sederhana di kota
bandung sana... cuman beda generasi aj mgkn...

sekarang, saya mo coba ambil sudut pandang yg aga berbeda lagi sedikit
(gapapa kan biar seru...)

tentang dual listing pa dfaj,... bagaimana kalo ternyata alasannya
bisa sangat sederhana,... masalah "sentimentil dan romantisme ajah"...
hehe,... ehm, bisa ga.. kalo misalnya ada yg dual listing dibursa
luar, karena dy ingin lebih "dekat" dengan "pasar yg coba dy perkuat",
 atau menarik perhatian dari pemodal dari negara tersebut atau
"numpang"reputasi pasar modal di negara tersebut, atau lebih jauh
lagi, dy cuma ingin "naik sabuk" dengan listing di bursa asing... atau
mungkin lebih ekstrim lagi, jadi salah satu strategi
marketing-advertising,... kadang2, di INDONESIA, dengan adanya
tambahan kecil tulisan "Listed on Jakarta and singapore Stock
Exchange", atau "traded at new york stock exchange", itu bisa jadi
standar "prestige" baik bagi emiten ato pemegang saham, kadang itu
bisa jadi benchmarking bwt sebagian orang...

tentang kurang likuidnya saham kita diluar, nah ini mungkin ga bisa
kita generalisir,... pricing telkom di amerika sama disini sama ga
hayoh?(coba dicek), trus kenapa disini rame disana engga?, nah... kita
sama2 tau lah tipikal otoritas bursa dan investor diluar, disana,
laporan audit telat melulu beresnya, dengan keganjilan disana-sini...
investor mau gituh ambil disana, sementara perbandingan telkom disana
dengan saham2 laen sektor telekomunikasi di US mgkn malah seperti
telkom itu jd BTEL, dan temen2nya di newyork level TELKOM ato
INDOSATnya sana,... uda gitu temen2nya laporannya lancar lagih...

ato ANTAM, mungkin ga, kalo waktu dulu2 disana harga komoditas produk
dan valuation antam blon booming makanya ga rame?, hayoh.. saya udah
pegang ANTAM dari jaman kuliah dan terus terang aja baru pada ribut en
HYPE 2taun sekarang2 ini aja...
jadi gimana?,...


ato ada yg beda nih... BLTA (udah tapi jgn disambung2in k yg kmrn2 lg
yah), Ada ga yg tau, kalo BLTA itu markas besar dan basis operasional
perusahaannya di singapur, karyawannya banyak banget di singapur,
kapalnya pada nongkrong di pelabuhan singapur, selain jepang dan
hongkong... yg di indonesia cuman nongkrong satu kapal doank!!... 

kemudian masalah hubungannya dengan devisa,... betul itu, mengurangi
devisa,... tapi kita sama2 taulah, selain karena yg diluar bursa itu
porsinya dikit jadi kadang ga likuid, biasanya international atau
hedge fund atau mutual fund gede yg bapa sebut2 tadi itu kalo beli
barang cari yg di market dy ato samperin ke JSX??, hayoh.. dipancing
dengan yg diluar, biasanya sih kalo mo cari yg murah mereka tetep aja
cari nya di sini, coba tanya fund manager asing yg pegang telkom di
portfolionya, itu telkom yg di bursa amerika ato yg mungut en
ngumpul2in di jsx?? hayo.... 
justru itu, kalo makin banyak yg "ngendus" potongan ikan... kucing2
makin banyak yg dateng ke tempat ikannya langsung iya khan... nah dari
perspektif itu nanti bisa malah tambah devisa iya khan,... kedua,...
makin pesat perekonomian indonesia, makin banyak perusahaan asing
beroperasi ato joint venture ato beli secara block-sale perusahaan
disini(Sampoerna), ato investasi riil lgsg dgn bikin perusahan di
indonesia, kemudian di-listing disini, emangnya kita doank yg bisa
listing di luar, emiten luar yg operasi disini, pengen "mendekat" dgn
pasar sini, nantinya emang ga bisa jg listing disini(dgn beberapa
peraturan dan protokol baru dari otoritas sini iya khan),... coba...
DVLA itu perusahaan mana hayoh,... hehe...

tetntang industri brokerage sini?, gapapa, kita mesti jujur, sdm
industri kita masih tertinggal jauh dari di luar,... ini yg agak
parah... skill dan kompetensi masih amat2 payah, bukti yg kmrn
di"begoin"sama broker bego aja banyak, taunya kejar target doank,
disuruh nerangin laporan keuangan bisanya bengong2, bisanya cuman "mo
digoreng kesini, diguyur kesono", dan begitu2lah....
ini bisa jadi lecutan kan supaya industri kita "melek"dan sadar...


nah sekali lagi sebelumnya, ini opini kalo ada yg ga cocok yah maaf
ajah... saya hanya mencoba mengingatkan kita tentang sudut pandang yg
lain ketika melihat sesuatu.., toh dalam hidup aja, kadang2 hal2
sentimentil en sepele bisa jd pertimbangan kita... udah tahu baju2 di
FO bandung kalo dicari di jakarta sebenernya ada, tapi kenapa orang2
borongnya disana?, atau orang umum tahu kalo tiramisu itu lebih enak
dr surabi,... sama kan, dengan jsx dan sgx ato asx, ato broker sini
dan broker sana... soalnya kadang2 once in a while selalu ada ïmpulse
lain ketika kita berhadapan dengan hal2 yg sifatnya emosiaonal dan
psikologis...

mungkin dari saya itu aja,...


salam... 










--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "dfaj21" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Sebelun-na urang minta maap....  pengen sharing aja, gak ada niat
> debat kusir. Dulu saya diajar untuk menyatakan pendapat yang logis,
> boleh dari kesimpulan dulu baru pendukung atau dari data mentah trus
> nyampe kesimpulan. Jadi kalau terlalu panjang narasinya mohon maaf,
> cuma berusaha menyampaikan urutan secara logis dengan data pendukung.
> Cuma karena ada rantai logika jadinya kan bisa di-tes, rantainya
> nyambung apa nggak, atau cuma ilusi.
> 
> Saya pernah denger kalau ANTM juga pernah dual listing di ASX
> (Australia), cuma impactnya ke harga saham di Indonesia sangat kecil
> sekali. Saya rasa ini tepat karena memang tidak liquid. Jadi prinsip
> "most traded place" menentukan harga terpenuhi ya logis jadinya. TLKM
> juga begitu di NYSE (barangkali dari timingnya kadang suka beda).
> 
> Cuma kalau saya perhatikan bursa-bursa maju (Singapore, Amerika,
> Australia) investor lokalnya jarang mau ambil langsung perusahaan luar
> negeri. Alasannya apa? Mereka gak ada hukum yang cukup untuk memberi
> hukuman bagi perusahaan luar negeri yang listing di tempat mereka
> (kecuali assetnya ada di bursa itu juga). Proses hukuman paling cepat
> paling juga di kick-out dari bursa, tapi reimbursement terhadap
> investor yang dirugikan sering gak bisa di-enforce karena assetnya ada
> di negeri orang (mo narik uang koruptor yang parkir di LN aja susah
> kan...  padahal pengadilan udah bilang itu hasil korupsi).
> 
> Alasan kedua, karena informasinya mereka kurang bisa dapat (dibanding
> dengan investor lokal). Siapa bandarnya, apa peraturan pemerintah
> lokal tentang pelayaran, atau pertambangan, apa harus bayar royalti...
>  dll. Jadi ada diskon harga.
> 
> Alasan ketiga, biasanya jumlah yang beredar juga tidak banyak, jadi
> memang tidak liquid.
> 
> Dulu saya pikir kalau dual listing menguntungkan perusahaan indonesia
> yang dual listing tersebut. Lama-lama saya pikir malah merugikan (buat
> bangsa). Alasannya:
> - Mengurangi cadangan devisa. Initial offering memang kita mendapat
> sejumlah cadangan devisa (Sing Dolar atau US), dan uang itu tetap di
> keep perusahaan (atau shareholder). Cuma perusahaan kan gak tetep
> segitu aja harganya. Kita dual listing selalu memberikan yang terbaik
> (misal BLTA, TLKM sama ANTM), cuma yang baik dari kita itu sering
> dilecehkan (dengan alasan-alasan sebelumnya). Padahal setelah sekian
> tahun akhirnya bertumbuh pesat kan berarti nilai perusahaan atau nilai
> sahamnya akan bertambah. Skenario listing di luar negeri (SGX, ASX),
> jika ANTM atau BLTA naik, investor global sedang cari saham dari
> negara berkembang, kemungkinan mereka akan beli di mana? Saya sih cari
> di Singapore. Artinya dollar panas mereka parkir di SGX atau ASX. Yah
> kalo panas sih kurang baik ya, cuma gimana kalo mereka itu dari
> Fidelity , atau mutual fund lain (apa ya namanya yang dari amerika
> naekin peringkat indo bagu-baru ini?) yang punya orientasi long term.
> Bukankah orang singapore yang untung punya tambahan devisa terus
> (padahal perusahaannya indonesia), dan sementara itu pemerintah indo
> kelimpungan nyari tambahan cadangan devisa, jual ladang minyak, jual
> kuasa pertambangan, jual bangsa sendiri demi cadangan devisa?
> Pantaskah? Saya kurang sreg dengan listing di luar negeri.
> 
> Alasan lain, investor global punya perusahaan sekuritas yang mapan.
> Kalau mereka main saham di SGX atau ASX, tentunya mereka harus bayar
> fee ke SGX dan ASX. Ada brokerage fee, etc. Bagaimana dengan
> perusahaan sekuritas lokal kita. Apa akan dibiarkan bangkrut karena
> investor global lebih senang menggunakan sekuritas asing di Singapore?
> Ada banyak pegawai yang dipekerjakan perusahaan sekuritas lho (gak
> sebanyak bank lah, cuma tapi kan lumayan untuk perbaikan ekonomi
rakyat).
> 
> Saya sendiri masih long dengan BLTA, cost basis sekarang 1925, cuma
> kesel aja mereka milih dual listing ke SGX. Kalo semua saham BLTA
> pindah di SGX, waktu jual apa saya harus buka rekening di Singapore
> baru bisa jual? Atau kalau mau beli apa saya harus buka rekening di
> Singapore baru bisa beli? Gak logis kan, lha wong perusahaannya di
> Indo masa mau beli harus ke singapore.
> 
> Lastly soal terawang-menerawang, saya gak tau siapa yang jual atau
> beli BLTA....  saya juga investor retail gak kenal siapa-siapa di JSX,
> Bapepam ataupun kantor BLTA. Annual meeting BLTA yang lalu saya gak
> dateng. Saya pernah ngirim email ke website BLTA cuma gak dijawab.
> Jadi yang saya sampaikan cuma teori, konspirasi teori seperti yang
> pertama saya sampaikan (karena yang beredar di SGX sedikit, mereka
> neken harga supaya bisa ngumpulin lebih banyak di Jakarta). Soal
> mereka ini siapa ya wallahuallam lah. Bener atau nggak juga gak tau.
> Namanya juga teori. (NB kalau saya meninggal minggu depan mungkin
> bener dan ada yang mencoba membungkam saya....  he... he...  serem
amat?)
>





 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/obrolan-bandar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/obrolan-bandar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke