> Mengenai stimulus ekonomi: tidak akan berhasil. Why: OM SAM nggak mo ngaca > bahwa kegagalan ekonomi dan finansialnya itu krn overspending credit. Paket > stimulus ekonomi 'BERTUJUAN' merangsang people and corporate spending lagi.
Solusi Republican: tax cut untuk merangsang ekonomi sehingga masyarakat menginvestasikan dananya untuk usaha yg berakibat meningkatkan kesempatan kerja Solusi Demokrat/Obama: spending sebanyak-banyaknya untuk memberikan kesempatan kerja seluas-luasnya bagi mereka yg saat ini terkena phk. (overspending diatasi dengan overspending yg lebih parah, hehehe) Kejatuhan DJIA sejak pengangkatan Obama sampai sekarang menunjukkan solusi demokrat sejauh ini belum mendapat kepercayaan pasar. Lagian paket stimulus dengan proposal ribuan halaman ini, sengaja buru-buru diloloskan tanpa sempat dibaca anggota kongres sehingga timbul tanda tanya, belum dibaca kok bisa diloloskan? Tentulah ini menimbulkan kecurigaan. Ketidakpastian (akan isi lengkap paket stimulus) selalu tidak disukai pasar, makanya sewaktu diloloskan, DJIA jatuh dalam. Selain itu, pelolosan paket stimulus ini diawali dengan kampanye Obama yg sengaja menakut-nakuti pasar "I can't tell you for sure that everything in this plan will work exactly as we hope, but I can tell you with complete confidence that a failure to act (to pass the economic stimulus plan) will only deepen this crisis...". Fear politics, kata oposisi/republican. ( http://www.duelingnations.com/ ) Setelah paket stimulus mulai terkuak, ternyata banyak proyek sampingan yg aneh-aneh seperti mengurangi bau di tempat pemotongan babi, dll (mungkin ini tujuan demokrat overspending tanpa peduli proyeknya berguna apa tidak), dan juga banyak proyek yg disinyalir disalurkan untuk memperkuat partai demokrat, bukan demi prioritas ekonomi. Dengan demikian, pasar semakin hilang kepercayaannya terhadap pemerintah. Trend menunjukkan, ditengah popularitas Obama yg masih tinggi, beberapa reporter yg tadinya ada sebagian yg mengelu-elukan Obama, sekarang sudah mulai bereaksi sebaliknya seperti yg dari CNBC, Jim Kramer, Larry Kudlow dan Rick Santelli. Jim Kramer yg awalnya mendukung Obama sebab mengira retorika Obama condong bersifat kiri tengah, ternyata dalam evaluasi terakhirnya menilai bahwa dalam bertindak, Obama adalah ekstrim kiri. Sebagian kelompok republican moderate yg terpesona dengan kepiawaian 'sihir' Obama sehingga mendukungnya, ternyata juga mulai sadar. Gejala buyer remorse katanya. Sebenarnya dari awal, kecenderungan arah visi Obama sudah terlihat ke arah ekstrim kiri sosialis. Hanya saja Obama sebagai politikus yg handal dan magician (tukang sihir) yg piawai (demikian menurut pandangan sinis beberapa suara oposisi), pintar membungkus niat sosialisnya dengan retorika yg enak didengar semua pihak tentu dengan tujuan meraup suara voter sebanyak-banyaknya. Perkara "cakap tak serupa bikin", itu belakangan, yg penting menang. Setelah terpilih, janji-janji kampanyenya mulai banyak yg dilanggarnya. Contohnya, sewaktu kampanye, Obama berjanji akan meningkatkan transparansi pemerintah dengan cara menyediakan waktu 5 hari bagi usulan aturan baru untuk bisa direview oleh kalangan masyarakat di website pemerintah. Namun ternyata, paket stimulus yg malah belum sempat dibaca oleh anggota kongres sudah buru-buru diloloskan. Berarti janji transparansi sudah dilanggarnya. Pantesan semua republican vote no untuk paket stimulus ini, mereka belum baca. Tapi berhubung, demokrat mayoritas di kongres, maka keinginan demokrat tetap menang, sehingga paket berhasil diloloskan. Tindakan Obama wajar saja, politikus namanya. Hanya saja, bila integritas mulai diragukan, pasar juga mulai ragu-ragu terhadap setiap kata-kata Obama. Ini mungkin salah satu alasan mengapa optimisme terhadap terpilihnya Obama sejauh ini belum berhasil menahan kejatuhan DJIA. Sebenarnya sewaktu kampanye sudah terlihat kecenderungan sosialis Obama dimana ketika menjawab pertanyaan seorang Joe the plumber, Obama keceplosan menjawab dengan "spread the wealth", wealth distribution, pajak setinggi-tingginya buat pengusaha demi disumbangkan kepada mereka yg pengangguran yg menetek pada pemerintah. Jelas yg kerja keras protes dengan gaya kebijakan sosialis ini, mengapa uang pajak mereka di'rampok' untuk disumbangkan kepada sebagian masyarakat yg tidak membayar pajak dan tidak produktif. Mungkin menurut pemikiran mereka, harusnya anggota masyarakat yg tidak produktif dicarikan solusi sehingga mereka bisa produktif, bukan dibiarkan pasif menetek pada welfare pemerintah tanpa usaha. Seperti sekarang mereka yg kredit properti secara ugal-ugalan untuk tujuan spekulatif tanpa dibackup dengan kemampuan dana cukup, malah ketiban rejeki nomplok dibail-out pemerintah sedang mereka yg bekerja keras mati-matian dan berhati-hati dalam investasi propertinya tidak kebagian apa-apa. Juga dengan kebijakan yg berorientasi sosialis ini, apakah nanti tidak timbul pemikiran semua orang untuk hanya menetek pada pemerintah saja, toh kerja mati-matian nanti dipajaki habis-habisan. Bila semua mulai punya pemikiran berhenti berusaha dan hanya menyusu pada welfare/bailout pemerintah, bagaimana ekonomi mau bergerak? Investor yg percaya trend akan mengarah ke sana, kemungkinan jadi berpandangan bearish sehingga menjual saham-sahamnya. Maka DJIA jatuh terus. Tadinya banyak yg berharap kemenangan Obama akan meningkatkan kepercayaan pasar. Sejauh ini, yg terjadi malah bertolak belakang. Jangan-jangan pakem 90% mayoritas trader gagal dan hanya 10% yg berhasil, berlaku juga untuk mayoritas yg bullish terhadap Obama. Berhubung mayoritas mendukung Obama, bahkan seluruh dunia condong mendukung Obama, apakah dapat disimpulkan mayoritas selalu geblek/salah, hehehe? Jadi sekarang ayo para pendukung Obama bertanggung jawab, kekekeke. --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, dario kurniawan <darioamran1...@...> wrote: > > tanggapan saya sih..misal saya investor amerika, udah tau bursanya hancur dan > sulit untuk invest boro trading dan dengan sedikit dana yg tersisa saya > better main di bursa di luar amerika, cari bursa yg negaranya masih punya > prospek pertumbuhan ekonomi kaya china yg prediksi 8% tahun ini...why not... > > Dario Amran > > --- Pada Jum, 6/3/09, RATU SIMA <ratus...@...> menulis: > > Dari: RATU SIMA <ratus...@...> > Topik: Re: [obrolan-bandar] Re: INTERIM REPORT 1 (CAKRABIRAWA OPERATION) > Kepada: obrolan-bandar@yahoogroups.com > Tanggal: Jumat, 6 Maret, 2009, 2:53 PM > > > > > > > > > > > > > Embah, > > Bukan tidak mengikuti Main Index as U said, tapi BELUM. > Emerging markets berpola pikir "Ketahanan pasar nasional kita secara > fundamental masih kuat." > Aimee opposes bahwa ini 'decoupling process'. > Seperti sejarah membuktikan berulang kali, kepercayaan akan "ketahanan" ini > akan terbukti salah krn perbedaan nilai riil dan nilai pragmatisme. > Capital inflow ke emerging markets, menurut Aimee, belum saatnya juga karena > investor besar: investor institusi, hedge fund, sovereign fund, and its > allies sejauh ini belum melakukannya. Yang dilakukan justru hedging portfolio > dan switching instruments. Mohon perhatikan pergerakan emas, logam mulia, dan > properti. > > Yang menjadi 'pertanyaan' Aimee justru bagaimana Mbak Sri, Mas Bud, dan Mbak > Marie 'memainkan' standing by loan, mengalokasikan paket stimulus ekonomi, > kurs rupiah, obligasi, stimulus fiskal, dan diversifikasi ekspor dalam > 'gerakan yang relatif cepat dan cermat'. > > Mengenai stimulus ekonomi: tidak akan berhasil. Why: OM SAM nggak mo ngaca > bahwa kegagalan ekonomi dan finansialnya itu krn overspending credit. Paket > stimulus ekonomi 'BERTUJUAN' merangsang people and corporate spending lagi. > JELAS ini (excuse my French): RIDICULOUS! > > Di lain sisi, berhemat: tidak baik untuk roda ekonomi. KENAPA? Dgn tightening > budget: otomatis sale & purchase MANDUL. Supply MUCH OUTWEIGH demand di semua > sektor. > Pertanyaan nakal Aimee: mo nggak Pemimpin-pemimpin Indonesia mengikhlaskan > sebagian gaji dan pendapatan mereka sebagai per-teladan- an kepada > rakyatnya??? > Jawab sendiri kalee. Yang ini too MUCH CLEAR. > > Kwk wk wk... golput.com > > Lieutenant Aimee, > Commander-In- Chief CAKRABIRAWA OPERATION > > Aimee