Saya setuju dengan pak boyz, data TA dan FA sebenarnya bisa
dimanipulasi, bahkan walaupun FA yang saya maksud termasuk di
antaranya adalah berita fundamental terakhir (dapat kontrak baru,
pabrik terbakar atau kesalahan produksi dll), jadi bukan sekedar data
lapkeu yang cuma direlease 3 bulan sekali.
Kemudian, sekali lagi, ini bukan mempertentangkan antara FA dan TA,
bukan itu tujuan saya. Yang ingin saya sampaikan adalah bahwa kekuatan
uang (kapital) di bursa saham sangat besar, dalam artian, apapun yang
dibilang oleh TA (maupun FA), jika ada boss bermodal besar punya
kemauan, maka harga yang muncul di quote dan apalagi di-chart harus
dibaca bukan sekedar "Market is always right" tapi "Boss is the
'market' and market is always right".
Contoh kelemahan FA yang kalah dengan TA adalah BMTR. Sebelum
lapkeu-nya keluar ke publik, BMTR tembus new high beberapa kali
sehingga secara TA memunculkan sinyal buy, orang-orang yang cuma
mengandalkan FA/lapkeu tentu ragu untuk ambil posisi. Baru setelah
lapkeu keluar, orang baru sadar bahwa ada pihak-pihak yang punya akses
ke informasi dari dalam (tentunya bukan small trader) yang
memanfaatkan informasi itu untuk mengail untung dari market. Orang ini
tentu sudah mulai mengumpulkan barang mulai dari harga 1000 perak dan
tidak peduli dengan TA atau apalagi FA yang cuma berdasar lapkeu di
masa lalu.
Jika tulisan saya di bawah hanya menekankan kelemahan TA, itu sekedar
untuk mengingatkan bahwa sumber-sumber data TA pun sebenarnya sangat
rawan untuk dimanipulasi. Seperti ditulis pak Boyz, foreign buy-sell
bisa dimanipulasi, broker buy-sell bisa dimanipulasi, volume bisa
dimanipulasi ( teknik kantong kiri kantong kanan ), dimana targetnya
adalah harga bisa dimanipulasi. Dengan demikian, buat saya sangat
absurd kalau seorang trader/investor hanya mengandalkan TA, karena
dengan demikian, ia akan menjadi seperti ikan yang dipancing dengan
umpan sinyal-sinyal TA oleh bandar (karena bandar bisa dengan gampang
bikin sinyal-sinyal TA). Pada kondisi itu, maka gerombolan small
trader di mata bandar tidak lebih dari gerombolan ikan-ikan di kolam :
kasih umpan sinyal ini, ada yang nyangkut, kasih umpan sinyal lain,
ada lagi yang nyangkut, makin banyak kasih umpan, makin banyak yang
nyangkut... :-D
Seorang trader/investor mustinya bukan sekedar pemakan umpan seperti
itu, harus ada pegangan lain yang menjadi dasar dari posisi yang
diambil, sehingga dia bisa stand still, tidak gampang tergiur oleh
umpan-umpan (sinyal TA) dari bandar. Dan jika itu bukan dari TA, maka
FA lah yang menjadi referensi, walaupun FA juga tetap punya peluang
telah dimanipulasi.
rgds
On 10/25/06, boyz <[EMAIL PROTECTED]com.sg>
wrote:
> ikut nimbrung ya ....
>
> saya rasa ngga ada satupun trading system yg 100& untung trus,
tanpa ada
> rugi secuilpun
>
> saya kira BUKAN METODEnya yg jadi masalah (mau applying FA saja or
TA
> saja or techno-fundamental bahkan BANDARMOLOGI),
> (menurut saya) yg jadi masalah adalah disiplin kita (dalam hal
money
> management atau kedisiplinan dalam menjalankan our trading rules)
dan
> disiplin dalam hal tidak berbuat kesalahan yg sama.
>
> dan untuk FORECASTING, PREDICTION atau TERAWANG ....
> TIDAK ADA METODE FA atau TA atau BANDARMOLOGI yang 100 % AKURAT
dalam
> PREDICTING (FORECASTING or TERAWANGING eh TERAWANG) HARGA!
>
> jadi yg ga akurat bukan hanya TA aja pak.
> memangnya ada METODE FA yang 100% akurat dalam PREDICTING or
FORECASTING
> harga / target rebound atau koreksi ???
>
> untuk TA, mr widhie bilang :
> 1. Harga bisa dimanipulasi
> 2. Volume bisa dimanipulasi
>
> kalau saya bilang,
> bahkan LAPORAN KEUANGAN pun bisa DIMANIPULASI.
> bahkan INDIKATOR EKONOMI juga bisa DIMANIPULASI
> (khan FA dapet data PER, EPS, blablabla dari LAP KEU)
>
> US aja yg katanya no.1 dalam ketatnya peraturan dan kesohor akan
jargon
> Good Corporate Governance masih bisa ada kasus macam ENRON &
Price
> Waterhouse Cooper (saya kira semua udah pada tahu reputasi PWC
sebagai
> salah satu BIG FIVE AUDITOR)
>
> apalagi di sini pak, semuanya bisa diatur.
>
> contoh PALING GAMPANG aja ... data indikator FOREIGN BUY / SELL di
> BEJ... (yg sering dipakai untuk mengetahui berapa banyak ASING buy
/ sell).
> apakah anda kira DATA itu VALID ???
>
> anda coba saja beli / jual saham di broker anda ... lalu anda pesan
> untuk pakai ASING ... (walaupun ada bukan pemain asing)... bisa
kok.
> artinya, walaupun bukan ASING, transaksi anda (atau BANDAR) bisa
berubah
> WARNA jadi ASING.
>
> begitu juga dg LAP KEU, apakah anda yakin 100% kesahihan data2 di
dalamnya?
> apakah anda yakin LAPKEU tsb sudah benar2 disajikan secara JUJUR
(baik
> JUJUR by MORAL term maupun JUJUR dalam LAW term) tanpa ada tendensi
> tertentu?
>
> saya kira yg kuliah di jurusan akuntansi (terlebih yg mengambil
> konsentrasi di AUDITING) tau SIMPLE-nya manipulasi LAP KEU.
> (saya ulang SIMPLE....... bukan EASY)
>
> apakah anda kira para pembuat LAPKEU disini takut kalau berbuat
FRAUD???
> memangnya yg memeriksa LAPKEU tsb MALAIKAT or GOD? khan yg
memeriksa
> hasil jadi LAPKEU tsb MANUSIA juga.
>
> kalau pendapat pribadi saya (ini pendapat pribadi lho) ...
> data2 pada KITAB SUCI aja bisa dimanipulasi oleh MANUSIA ...
> apalagi data dari BPS, LAP KEU perusahaan, BEJ dll
>
> hehehe ... BEJ githu lho
>
> salam,
>
>
> EKA SUWANDANA wrote:
> >
> >
> > Saya juga nggak percaya teknikal. Teknikal macem2 teorinya,
ada yg
> > pegang RSI, Oscillator, Elliot Wave, KD chart, kadang pada
masa tertentu
> > RSI doank cukup, kadang harus pake elliot, kadang KD chart.
Ini di BEJ
> > loh, market dgn 70-100 Juta USD transaksi. Semua saham
jelasnya jauh
> > dari efficient. Di Amerika sendiri Warren Buffet bilang nggak
effisien,
> > apalagi di sini. Cuma kalo di amerika saham ikut berita
positif/negatif.
> > Kalo disini lihat PTBA , ketika ada berita bahwa PLTU Banko
ditunda 3
> > tahun, dinyatakan dalam rapat kabinet bulan JUNI lalu, malah
ditarik
> > sampai 3800.
> >
> > Saya makanya percaya Bandarmologi utk BEJ. Makanya saya ikut
milis ini,
> > bukan AATI. People in the bullish season, just watch what
mbah, oentoeng
> > say. Beli boleh kapan saja yg berfundamental bagus, tapi
keluar/jualan
> > lihat ocehan milis ini, si mbah pak oentoeng, pak Busur, dll.
> >
> >
> >
> > */Widhie !!! <[EMAIL PROTECTED]com>/*
wrote:
> >
> > Maaf, tulisan saya sebenarnya tidak terkait langsung dengan
tulisan
> > dibawah, tapi terus terang saya tidak percaya bahwa suatu
metode
> > analisa teknikal (apapun itu) bisa menebak secara tepat, pada
angka
> > berapa, harga akan rebound atau koreksi (mentok).
> > Kita tahu, market is always right dan analisa teknikal hanya
> > melakukan pendekatan matematis (termasuk chart pattern dan
> > candlestick) berdasar probabilitas perulangan kejadian di
masa lalu.
> > Tetapi, market itu sendiri pada bagian besar ditentukan oleh
> > gerakan big players (baca : bandar, baik yang berkonotasi
negatif
> > maupun yang positif ). Jika suatu metode analisa teknikal,
atau
> > seorang analis (ahli trawang) selalu/sering bisa menebak pada
angka
> > berapa suatu saham akan rebound atau mentok, maka menurut saya
> > kemungkinannya ada dua :
> >
> > 1. Analis itu mungkin memang mewakili big players, atau
menjadi
> > corong bagi big players untuk bersuara dengan menggunakan
> > metode-metode yang legitimate/logis agar keinginan bandar
tercapai
> > (positif maupun negatif)
> >
> > atau
> >
> > 2. Ada bandar yang mencoba membangun reputasi analis
tersebut, agar
> > suatu saat bisa dimanfaatkan untuk kepentingan bandar (baik
positif
> > maupun negatif).
> >
> > Adalah suatu "hil yang mustahal" jika big players bertindak
semata
> > karena saran dari analis teknikal. Yang terjadi adalah big
players,
> > sebagai penggerak market-lah, yang menentukan analis
> > teknikal kudu bicara apa....
> >
> > Ini sekedar pemikiran logis, dan bukan sedang menunjuk si A
atau si
> > B mewakili bandar. Pemikiran ini berangkat dari asumsi bahwa
semua
> > saham bisa dibandari, baik saham ecek-ecek maupun blue chip.
Baik
> > RAJA atau TLKM bahkan MSFT pun bisa dibandari, asal modalnya
> > sepadan. Dengan demikian, ukurannya adalah berapa modal yang
> > dimiliki oleh (sekelompok) bandar. Bandar kelas teri cuma bisa
> > mainin saham macam RAJA, sementara untuk ngebandarin TLKM
perlu
> > bandar kelas kakap. Masalahnya, di atas langit kan (selalu)
masih
> > ada langit, jadi kalaupun modal untuk ngegoyang TLKM buat
bandar
> > lokal sudah cukup gede, buat bandar international hedge fund
mungkin
> > masih tergolong receh. Walaupun sama-sama bisa bikin
bangkrut, jadi
> > korban bandar BTEK dan bandar TLKM 'rasanya beda'. Orang
> > bilang, lebih terhormat "ketabrak mercy" ketimbang "ketabrak
> > bajaj".... :-D
> >
> > Kali lain saya akan tulis "About The Market 2 : Teknik
Perbandaran",
> > dimana yang ingin saya sampaikan adalah :
> >
> > 1. Harga bisa dimanipulasi
> > 2. Volume bisa dimanipulasi
> >
> > Thus, jika dua-duanya bisa dimanipulasi sehingga tidak lebih
> > sebagai data sampah, maka dianalisa pakai metode teknikal
secanggih
> > apapun akan menghasilkan sampah juga (garbage in, garbage out)
> >