JAKARTA: PT Bumi Resources Tbk mengincar tambahan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (earning before interest, tax, depreciation and amortization/ Ebitda) US$143 juta dan pendapatan US$399 juta pada tahun ini.
Tambahan ini berasal dari dua perusahaan yang akan diakuisisi yaitu PT Fajar Bumi Sakti dan PT Darma Henwa Tbk. Sehingga, Bumi Resources diperkirakan menyumbang pendapatan signifikan ke PT Bakrie & Brothers Tbk mulai tahun ini menyusul restrukturisasi kepemilikan di grup tersebut. "Kami bertemu langsung secara informal dengan berbagai investor institusi itu. Pada dasarnya, kami meluruskan berbagai hal yang mereka pertanyakan terkait dengan rumor tentang Bumi Resources dan beberapa pertanyaan tentang Bakrie & Brothers," tutur Senior Vice President Investor Relations Bumi Resources Dileep Srivastava kepada Bisnis, kemarin. Dia menuturkan manajemen telah bertemu dengan sekitar 30 investor institusi di San Fransisco dan Las Vegas, AS, pada pekan lalu. Bumi melalui anak perusahaannya PT Bumi Resources Investment akan mengakuisisi 75,74% saham PT Fajar Bumi Sakti senilai Rp2,48 triliun, 44% saham PT Darma Henwa Tbk senilai Rp2,41 triliun, dan 84,46% saham PT Pendopo Energi Batubara senilai Rp1,3 triliun. Nilai akuisisi ini total Rp6,18 triliun. Dileep menjelaskan, perseroan akan membayar 35% dari nilai akuisisi Darma Henwa di tahun pertama dan sisanya akan dibayar pada tahun ketiga. Namun, apabila pada akhir tahun ketiga pascaakuisisi target produksi di Bengalon dan Asam-Asam tidak tercapai, perseroan akan menegosiasi harga akuisisi. Perseroan menargetkan Darma Henwa dapat menghasilkan pendapatan US$266 juta pada tahun ini dan tahun depan US$296 juta. Ebitda pada tahun ini US$90 juta dan tahun depan US$108 juta. "Bila tidak tercapai, kami dapat diskon besar, tapi tidak bisa saya sebutkan." Adapun, total target pendapatan yang ditetapkan Bumi bagi Darma Henwa adalah pendapatan 2009-2013 US$1,79 miliar dan Ebitda US$676 juta. Dileep menjelaskan Bumi dapat membayar akuisisi itu dari nilai pendapatan dan laba bersih Darma Henwa. Selanjutnya, perseroan menargetkan Fajar Bumi meraih pendapatan US$352 juta pada 2009-2010 dan Ebitda US$118 juta. "Pada tahun pertama, masing-masing untuk Fajar Bumi dan Pendopo, kami membayar 17,4% dari nilai akuisisi, dan pada 2010 apabila nilai target pendapatan tidak tercapai, kami akan mereduksi nilai akuisisi," tuturnya. Adapun, Pendopo Energi yang akan mulai beroperasi pada 2010 ditargetkan dapat berkontribusi bagi pendapatan perseroan pada 2012-2013 sebesar US$200 juta dan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi dalam 2 tahun itu US$55 juta. Buyback gagal Dileep juga mengatakan hingga kemarin tidak ada saham yang dibeli kembali oleh perseroan sejak November 2008. Sebelumnya Bumi merencanakan buyback selama November 2008 hingga 16 Februari 2009. Buyback, katanya, memang salah satu langkah strategis yang ingin dilakukan manajemen. "Namun, kami belum menentukan keputusan lebih lanjut untuk melanjutkan atau tidak aksi buyback ini," tuturnya. Dalam pengumuman rencana buyback-nya tahun lalu, manajemen Bumi menyatakan akan membeli kembali sebanyak 3,30 miliar saham atau 17% dari total saham yang dikeluarkan perseroan sebanyak 19,40 miliar pada harga rata-rata Rp2.500 per saham. Bumi telah membeli kembali sebanyak 3% saham saat program buyback pertama. Pada penutupan perdagangan kemarin, harga saham emiten berkode BUMI ini ditutup pada level Rp730 atau turun 1,35% dibandingkan dengan penutupan perdagangan 13 Februari, yaitu Rp740. Dengan mengacu pada harga saham itu, kapitalisasi pasar perseroan mencapai Rp14,64 triliun.