harga saham = FA + harapan.
TA = kapan waktu beli dan jual.
 
kalo perusahaannya jelek, pasti harga sahamnya jatuh dan TA tidak berlaku.
kalo perusahaannya bagus, maka harga sahamnya akan tergantung TA.
mengenai kriteria perusahaan bagus tentu akan melihat FA (baca how to make money in stock).
karena market alway right sebaiknya juga kita bisa membaca indikator pasar (baca how to make money in stock) apakah penurunan itu normal atau abnormal. untuk penurunan abnormal maka TA tidak berlaku.
 
itu aja pendapat saya, Trims
 
 
 
----- Original Message -----
From: Widhie !!!
Sent: Friday, October 06, 2006 9:48 AM
Subject: Re: [obrolan-bandar] PGAS: Hari ini instincmologi FA menang telak terhadap kaum teknikalis

Sebaiknya sih jangan pakai terminologi menang atau kalah, kesannya ada perseteruan. Mending dilihat sebagai ajang pemaparan fakta obyektif (tanpa imbuhan opini subyektif), baik secara FA maupun TA, dengan pemahaman atas kelemahan dari tiap-tiap metode tersebut. Hasil akhir tetap market yang menentukan. Kembali lagi, market is always right.
Sinyal TA selalu menyisakan probabilitas failure, sebaliknya data FA belum tentu tercermin sepenuhnya pada harga saham. Tapi in the long run saya kira FA yang akan take a lead. Buktinya orang terkaya nomer 2 di dunia bekerja memakai FA. Saya blm denger trader TA yang masuk Forbes (kalau ada yang tau, barangkali saya 'ketlingsut', mohon informasinya). Yang saya tau, Jesse Livermore mati miskin dan bunuh diri

rgds
__._,_.___


SPONSORED LINKS
Small business finance Business finance online Business finance training
Business finance course Business finance schools

Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

Kirim email ke