1. Insulin BUKAN hormon kewanitaan. Insulin adalah hormon yang membantu metabolisme karbohidrat dalam tubuh, baik pria ataupun wanita. 2. Ayam tidak disuntik hormon, tapi disuntik vaksin. 3. Asupan pakan ayam mengandung formula yang memacu pertumbuhan, tidak diperlukan hormon untuk menumbuhkan ayam.
Dokter Hewan, mohon confirm. Salam, Rully On Sun, Jan 11, 2009 at 3:55 PM, y_dizz <y_d...@mail2web.com> wrote: > Udah 1 minggu ini yang jadi hot topics di OB cuma BUMI & Sarijaya. Kita > break sejenak, ada info 'penting' nih. Hehehe... > > http://www.jawapos.com/halaman/index.php?act=detail&nid=45753 > > *JAWA POS -* [ Minggu, 11 Januari 2009 ] > *Cowok Suka Paha atau Sayap Ayam Cenderung Feminim* > > > *PANGKALAN BUN* - Peringatan kepada lelaki yang menyukai makanan cepat > saji berbahan ayam, terutama bagian paha dan sayap. Dokter Suyuti, direktur > RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, menjelaskan pengaruh bagian tubuh ayam > tersebut terhadap perilaku konsumen. "Ada kecenderungan mereka akan lebih > bersifat feminin,'' jelasnya. > > Kecenderungan tersebut terjadi karena dua bagian tubuh ayam potong itu > mengandung hormon kewanitaan (insulin X). Warga Amerika, Inggris, dan > Australia sudah paham betul hal tersebut. Karena itu, banyak lelaki yang > menolak mengonsumsi paha atau sayap ayam cepat saji. > > Menurut Suyuti, hormon kewanitaan tersebut disuntikkan ke tubuh ayam > melalui paha atau bagian sayap untuk memacu pertumbuhan. Karena itu, hormon > tersebut banyak menumpuk di bagian tubuh itu. > > Jika dikonsumsi, hormon tadi akan ikut masuk dan menumpuk di dalam tubuh > manusia. Lama-kelamaan, kelebihan hormon kewanitaan di dalam tubuh itu > mengakibatkan si cowok berubah karakter menjadi feminin seperti wanita alias > banci. > > Kasus seperti itu semakin jelas terlihat di kota-kota besar, seperti > Jakarta. Banyak pria berperangai seperti wanita atau pria ganteng, tetapi > memiliki kecenderungan mencintai sesama jenis alias gay. > > Konon, mereka berasal dari keluarga berada yang sejak kecil sering diajak > makan di restoran-restoran siap saji, khususnya yang menawarkan daging ayam > potong dalam aneka olahan dan rasa. Tentu itu menjadi sebuah pelajaran untuk > para orang tua. > > "Sebenarnya, daging ayam potong tersebut bisa saja dikonsumsi, namun > porsinya harus pas dan tidak terlalu sering," jelas Suyuti kepada Radar > Sampit (Grup Jawa Pos) kemarin (10/1). Informasi lain menyebutkan, > negara-negara maju yang banyak memproduksi ayam potong hasil suntikan > tersebut cenderung mengekspor bagian paha dan sayap ke negara-negara > berkembang, seperti Indonesia. *(ten/jpnn/ruk)* > > >