Klo saja waktu BUMI harga 8000, kasus LAPINDO diselesaikan, sekarang ud beres dan byk korban lapindo akan berdoa spy grup ini diselamatkan dr krisis. itulah bukti keadilan Tuhan utk grup yg tdk perduli kesejahteraan rakyat walau punya uang & kuasa.
Pemilik inilah.com siapa ya? koq kelihatannya benci banget ama menkeu, ud beberapa kali memojokkan Menkeu dlm berita Bxxxxx. --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, hermawan prayogo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Setuju sekali, .... berita sampah.... tidak benar pihak LAPINDO sudah menyelesaikan skema pembayaran ganti rugi sesuai Perpres. Yang 20% saja tidak tepat waktu, sedangkan yang 80% belum ada kejelasannya sudah mau diubah lagi dengan dicicil Rp.30 juta/bulan. Lha kalau yang sisa 80% itu jumlahnya Rp.3,6 Milyar, berarti baru lunas dalam jangka waktu 10 tahun yad. Apa itu sesuai dg dasar hukumnya? > > > --- On Sat, 6/12/08, Felicia Rumondor <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > From: Felicia Rumondor <[EMAIL PROTECTED]> > Subject: Re: [obrolan-bandar] Lapindo, Gincu Sangit Pemerintah > To: obrolan-bandar@yahoogroups.com > Date: Saturday, 6 December, 2008, 6:56 PM > > > > > > > > > > > > > Berita sampah!! isinya memihak suatu golongan dan memojokan pemerintah.. kesalahan presiden menurut saya hanya Presiden dealing dengan CEO untuk kasus lapindo....ngapain sekaliber Presiden kok mau2nya dealing hanya dengan CEO..hirarkinya bagaimana sih? >  > > --- On Sat, 12/6/08, firman hanif <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: > > From: firman hanif <[EMAIL PROTECTED] com> > Subject: [obrolan-bandar] Lapindo, Gincu Sangit Pemerintah > To: obrolan-bandar@ yahoogroups. com > Date: Saturday, December 6, 2008, 11:04 AM > > > > > INILAH.COM, Jakarta â" Bau sangit gincu pejabat ruang publik tercium dalam cara-cara pemerintahan SBY mengatasi bencana lumpur Lapindo Brantas. Padahal, Lapindo sudah menunjukkan itikad dan usaha baik. Bagaimana itikad pemerintah? > Pemerintah saat ini seakan-akan menempatkan Grup Bakrie sebagai musuh mereka. Baru saja Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sukses merontokkan saham PT Bumi Resources. Grup Bakrie pun terhuyung-huyung diempas krisis finansial global. Kini, giliran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menyodok. > SBY memanggil dan memarahi Direktur Utama Lapindo Brantas, Nirwan Dermawan Bakrie. Presiden memaksanya menuntaskan pembayaran ganti rui bagi warga korban lumpur panas di Sidoarjo. > Perlakuan yang diterima Grup Bakrie, sungguh berbanding terbalik dengan korporasi nasional di luar negeri. Di Amerika Serikat, Malaysia, Singapura dan Eropa, pemerintah masing-masing bekerja keras melindungi dan memperkuat dunia usaha nasional. Di Indonesia yang para pengusahanya sedang dihantam krisis global, harus pula menanggung biaya sosial. > Menkeu Sri Mulyani sangat mungkin puas melihat Grup Bakrie terempas. Karena, seperti dikatakan para ekonom nasionalis, Sri Mulyani tak memiliki visi nasionalisme ekonomi. Tabiatnya adalah melepas dunia usaha nasional ke pasar bebas. Jelas, Grup Bakrie dan pengusaha nasional lainnya pasti terempas diterkam kapitalisme global yang ganas. > "Siapapun tahu Menkeu/Plt Menko Ekuin Sri Mulyani adalah kepanjangan tangan IMF dan Bank Dunia. Baginya, nasionalisme ekonomi sama sekali tidak penting. Dia tak ingin ada kelas menengah dan pengusaha nasional yang kuat di Indonesia," kata Rizal Ramli, mantan Menko Ekuin. > Yang disesalkan banyak pihak, kenapa Presiden SBY tidak membiarkan atau mengiinkan Sri Mulyani mengundurkan diri? Barangkali dilemanya, kalau Sri Mulyani boleh mundur, dia lepas dari tanggung jawab yang membuat ekonomi nasional terjungkal. > "Sri Mulyani tak boleh lari dari tanggung jawab atas kegagalan pembangunan ekonomi nasional," kata Hariman Siregar, mantan tokoh Malari. > Dalam konteks Lapindo Brantas, dari 12 ribu korban lumpur Porong, 8 ribu orang sudah dibayar dengan resettlement dan solusi tuntas sesuai Perpres 14/2007, yakni 20% uang muka dan sisanya 80%. Sejumlah 4 ribu korban lumpur lainnya yang tak memenuhi syarat dan dokumen yang absah, tetap diselesaikan sesuai Perpres 14/2007. > Sedangkan sekitar 400 kepala keluarga yang menolak negosiasi apapun, tiba-tiba berdemo. Kemudian terjadi politisasi atas para korban semburan lumpur itu dan berbagai elemen politik maupun LSM yang menggerakkan demonstran ke Istana Negara dan rumah Menko Kesra. Jumlah demonstran mencapai seribu orang dan mengalami kapitalisasi politik yang tinggi. > Pertanyaannya: haruskah Lapindo disalahkan terus dalam soal ini? Lapindo melakukan eksplorasi sesuai UU Migas. Jika terjadi apa-apa, tanggung jawab ada pada pihak negara dan swasta (Lapindo). Sejauh ini, Lapindo sudah menunaikan beban dan tanggung jawab itu melebihi kapasitasnya. Mereka sudah menghabiskan sekitar Rp 5 trilyun untuk itu. > Toh, Lapindo tetap dipojokkan dan dipersalahkan Presiden SBY. Lalu, dimana keadilan bagi semua? Haruskah Grup Bakrie menanggung semuanya? Sementara menurut UU Migas, beban tanggung jawab itu ada pada negara dan swasta. > Apalagi Grup Bakrie sedang dililit krisis keuangan global yang melanda ekonomi nasional. Bisa saja Grup Bakrie yang 'serba salah' itu kemudian kolaps, rontok, para pimpinannya pergi ke luar negeri, dan pemerintah membiarkan semuanya hancur seperti nasi jadi bubur. Tapi itu jelas tidak kita kehendaki. > Presiden SBY jangan berpura-pura membela rakyat kecil. Presiden sadar, jika Grup Bakrie hancur dan melakukan PHK ribuan karyawannya, persoalan sosial bakal bertambah besar dan menggumpal. "Presiden SBY harus adil dan tepat mengambil langkah. Membantu mengatasi ganti rugi korban lumpur sekaligus menolong dunia usaha, harus dijalankan bersama dan simultan. Jika Lapindo hancur, maka rugilah semua pihak dan solusinya makin tidak rasional," kata seorang ekonom senior. > Maka orang pun curiga, jangan-jangan Sri Mulyani yang ingin Grup Bakrie hancur. Atau, jangan-jangan kebijakan Presiden SBY tanpa disadari justru bisa membuat Grup Bakrie hancur. Sungguh diperlukan rasionalitas dan akal sehat serta hati nurani dalam melihat duduk perkaranya secara jernih dan sabar. > > > > > > > > > > > > > > > > Get your new Email address! > Grab the Email name you've always wanted before someone else does! > http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/ >