Kalau gini caranya, kepercayaan pada pasar modal udah gak ada lagi karena yang paling dirugikan selalu investor. Saya masih ingat ikut seminar-seminar pasar modal setahun lalu yang isinya bagus-bagus semua, stocks for living lah, hahaha ternyata cuman jebakan ngajak masyarakat buat beli barang busuk, malah boz bei pernah recommend saham ini di salah satu seminar...
--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: > > Jadi kesimpulannya: terbitkan MTN (surat hutang) utk tukar guling dgn saham yang di-REPO? Paper Vs Paper? No cash payment???? > > Yang gak mau ditukar dgn MTN, terpaksa jual di pasar dengan harga murah (apalagi OFFER nya kayak gunung pasir) dan yang tidak mau kehilangan uangnya, terpaksa tukar saham REPO dgn MTN sembari berharap harap cemas > > Begitu dapat saham REPO, sahamnya diREPO lagi utk buy back saham saham hasil cut loss ?????? > > So?...................kalau bisa buy back harga "murah" kenapa harus di 2500????? > > How low can u go???????? > > Buy or Sell?????? > > Sent from my BlackBerry� > powered by Sinyal Kuat INDOSAT > > -----Original Message----- > From: hidayat.ardiansyah <[EMAIL PROTECTED]> > > Date: Wed, 19 Nov 2008 19:41:04 > To: <obrolan-bandar@yahoogroups.com> > Subject: Re: [obrolan-bandar] serbu BUMI ? masa sih ga berani. Re: buy back Bumi > > > Sepertinya cukup menarik buat penggemar BUMI, ada berita BUMI hasil buy back > mau di Gadaikan =)) > > > > *BUMI akan Gadaikan Saham Hasil Buy Back* > *Indro Bagus SU* - detikFinance > > > *Paparan Publik Bakrie Grup (Indro) * > *Jakarta* - Setelah induk usahanya PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) kena > masalah lantaran melancarkan aksi akrobat menggadaikan sejumlah saham untuk > memperoleh pendanaan, anak usahanya PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ikutan > berencana menggadaikan saham hasil* buy back *untuk memperoleh dana *buy > back.* > > "Saham perseroan yang dibeli dengan dana tersebut akan digadaikan terhadap > fasilitas tersebut," ujar Investor Relations BUMI, Dileep Srivastava dalam > keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (19/11/2008). > > Selama periode tiga bulan sejak 14 November 2008 hingga 13 Februari 2009, > BUMI berencana melakukan aksi *buy back *3.298.680.000 saham (17%) dengan > harga rata-rata Rp 2.500 per saham senilai Rp 8,246 triliun (US$ 824,67 > juta). > > "Perseroan sedang mengupayakan pinjaman pihak ketiga sebesar US$ 600 juta. > Sisanya US$ 224 juta akan diambil dari kas internal perseroan. Sampai saat > ini perseroan telah memperoleh pinjaman US$ 75 juta dari Credit Suisse dan > sedang dalam proses penyelesaian perjanjian dengan kreditur lainnya," jelas > Dileep. > > Dileep menjelaskan, pinjaman Credit Suisse tersebut akan digunakan untuk > membiayai rencana pembelian kembali saham itu. Sebagaimana diberitakan > detikFinance sebelumnya, Direktur BUMI Eddie J Soebari menjelaskan bahwa > pinjaman tersebut diperoleh dengan memberi opsi pada kreditur untuk membeli > saham yang dijaminkan berdasarkan perjanjian kredit. > > Rupanya, BUMI akan menjaminkan saham yang akan dibeli kembali untuk > memperoleh pinjaman yang akan digunakan untuk *buy back*. Akrobat gadai > saham seperti itu tampaknya sudah menjadi ciri khas skema pendanaan grup > Bakrie, terutama BNBR sebagai induk usaha. > > Pada RUPSLB yang digelar 17 Maret 2008, pemegang saham BNBR menyetujui > agenda akuisisi internal di 3 anak usahanya BUMI, ENRG dan ELTY senilai Rp > 48,44 triliun. Bersama dengan beberapa agenda lainnya, total dana yang > dibutuhkan untuk serangkaian aksi tersebut senilai Rp 51,3 triliun. > > Sebagian dana aksi tersebut diperoleh melalui penerbitan saham terbatas > (rights issue) senilai Rp 40,118 triliun pada April 2008. Kekurangan dana > sebesar Rp 10 triliun atau setara dengan US$ 1,086 miliar diperoleh dari > Odickson Finance yang akan jatuh tempo April 2009. > > Usut punya usut, rupanya pinjaman dari Odickson Finance yang diperoleh pada > 21 April 2008 tersebut dilakukan dengan menggadaikan 3.739.040.000 (19,27%) > saham BUMI, 4.760.330.000 (30,97%) saham ENRG dan 3.796.540.000 (19,06%) > saham ELTY. > > Untuk memenuhi kekurangan dana dalam rencana meningkatkan penyertaan saham > di 3 anak usahanya, BNBR menggadaikan sejumlah saham-saham di 3 anak usaha > yang sama untuk mendapatkan pinjaman. Padahal saham-saham yang digadaikan > adalah saham yang akan diakuisisi. > > Ilustrasinya begini, seorang investor berniat membeli komoditas X. Lantaran > investor tersebut tidak punya dana untuk membeli, investor tersebut > menjaminkan komoditas X yang belum dan akan dibeli kepada kreditur pihak > ketiga untuk memperoleh dana > > Padahal, aksi akrobat seperti itu telah mengakibatkan BNBR terkena masalah > utang sebesar US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 12 triliun. Masalah muncul > ketika harga saham-saham anak usaha yang digadaikan jatuh tajam selama > beberapa bulan > terakhir. > > Akibatnya, BNBR kesulitan melunasi utang-utangnya. Malah sampai berniat > menjual BUMI, anak usahanya yang paling primadona, agar dapat melunasi > utang-utangnya. Meski dampak negatif telah menimpa induknya, BUMI kini > ikutan melakukan aksi akrobat yang sama. > > Sementara opsi pendanaan lainnya yang sedang dikaji BUMI adalah penerbitan > Medium Term Notes (MTN). Namun perseroan menyatakan masih dalam pembahasan > mendalam, sehingga belum dapat mengungkapkan nilai MTN yang akan > diterbitkan, tujuan penggunaan dana maupun jumlah saham BUMI yang akan > digadaikan untuk keperluan tersebut. > > "Perseroan mempertimbangkan melakukan pembiayaan melalui skema MTN. Saat ini > masih dalam pembahasan," jelas Dileep. > > http://www.detikfinance.com/read/2008/11/19/171058/1039758/6/bumi-akan-gadaikan-saham-hasil-buy-back >