Didalam posting anda sebelumnya anda menulis:

Kontrol cek yang paling mudah untuk menilai apakah program buy-back
itu add value, adalah apabila program dilakukan oleh emiten untuk
membeli sahamnya pada harga yang di bawah intrinsic value saham tsb.
Bahkan, bila emiten mau pinjam uang dari bank untuk buy-back
depressed stock-nya, harus di-apresiasi, karena add value dari EPS
yang meningkat bagi shareholder dapat mengkompensasi biaya bunga
uang untuk program buy-back tsb.

...

Jadi Buyback adalah sesuatu yg 'WAJIB' dilakukan oleh emiten
meskipun dengan dana pinjaman asal buyback dilakukan dengan
harga dibawah instrinsic value untuk memberikan NILAI TAMBAH
bagi para shareholder.


--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "Bandar Bola"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Ini posting-an saya mengenai esensi program buy-back:
>
>
>
> http://finance.groups.yahoo.com/group/obrolan-bandar/message/83912
>
>
> Menurut saya, hitungan Mbah ini adalah hitungan rasional, kalo buy-
back
> dijalankan untuk menguntungkan seluruh shareholder secara korporat.
> Problem-nya adalah, jangankan di negeri kita ini, even di US-pun
hajatan ini
> banyak sekali digunakan oleh management atau pemegang saham utama
untuk
> cash-out pake uang-nya emiten. Ibaratnya kayak bagi dividen, tapi
hanya
> untuk segelintir orang tertentu.
>
> Caranya, ya emiten buy-back saham milik management atau pemegang
saham
> mayoritas. Lho khan pemegang saham di atas 5% kalo keluar masuk
harus
> laporan? Betul kalo kondisinya mereka punya saham atas nama
sendiri,
> masalahnya khan, mereka bisa menjadi ultimate shareholder dari
perusahaan
> antah-berantah yang mungkin malah terdaftarnya di negara2 bebas
pajak
> (istilahnya pake proxy), dan kepemilikannya dipecah2 di bawah 5%.
>
> Betapa dirugikannya pemegang saham minoritas dengan aktivitas ini.
Retail
> shareholder hanya di-iming2-i dengan peningkatan demand saham yang
akan
> membuat mereka mendapatkan capital gain, tapi bagaimana kalo
ternyata demand
> dari strong-hand investor atas saham tsb tidak cukup kuat untuk
mengangkat
> harga saham secara sustainable secara jangka panjang?
> Ya, hanya makan janji lah, masak makan janji dong...
>
> Sekarang jujur saja, strong-hand mana yang mau pegang saham BUMI
untuk
> jangka panjang kalo kelakuan management dengan akrobat finansial-
nya kayak
> begini? Betul, mereka punya saham BUMI dengan segala macam
kehebatan angka2
> finansial kayak ROE, ROA, P/E dan lain-lain. Tapi kalo nggak ada
cash-inflow
> untuk mereka dalam bentuk dividen, mana mau megang saham seperti
ini. Saya
> sebagai fervent student dari guru Martin Whitman, sangat
menghindari saham2
> yang dikendalikan oleh management/majority shareholder yang
> kelakuannya kayak begini. Percuma semua hitungan valuasi
perusahaan, karena
> akrobat finansial dapat membuat suatu perusahaan tahun ini untung,
dan tahun
> depan rugi, bolak-balik kayak setrikaan tanpa ada value-add-nya
sama sekali
> untuk shareholder. Tahun pertama untung gede, bagi dividen-nya
katanya kecil
> saja ya, karena mau growth katanya, bikin perusahaan2 yang di luar
> core-business-nya lah dan aneka macam corporate action pake
keuntungan tsb.
> Tahun kedua rugi, right-issue lagi. Tahun ketiga untung, share-buy-
back
> (beli saham yang telah dikeluarkan dari treasury stock untuk
MSOP/ESOP).
> Lha, terus investor retail dapat apa? Capital gain, iya kalo
harganya naik
> karena ada strong hand yang masuk. Pertanyaannya, emang FM-FM
gede2 itu
> nggak tahu perusahaan mana yang di-run oleh management yang pro-
seluruh
> investor (bukan cuma mayoritas investor)?
>
> Anyway, ini analisa hanya untuk menunjukkan bahwa program yang
tujuannya
> baik sekalipun seperti share-buy-back, dapat dibelokkan untuk
kepentingan
> segelintir orang2 tertentu. Please keep on mind,  it's about
money, man!
> Kalo KSEI bisa angkat bicara, mungkin akan ketahuan, share-buy-
back yang
> dilakukan oleh perusahaan2 itu banyakan belinya dari mana?
>
> Yang mau beli BUMI karena berita2 share buy-back ini, tolong
dipikir2 dengan
> matang, karena berita ini bukan untuk yang pertama kalinya. Ingat
nggak,
> beberapa bulan lalu, mau buy-back di harga max 11 ribu-an.
> Masak mau kejeblos lagi untuk kesekian kalinya sich. Kata pepatah,
keledai
> aja nggak akan kejeblos untuk kedua kalinya pada lobang yang sama.
>
> Ingat juga pesan Mr. Oentoeng beberapa hari yang lalu, mainan BUMI
ini
> mainan uang gede, yang main para petinggi, dan ini menurut saya ada
> urusannya dengan dana kampanye. Segala macam cara sekasar apapun
akan
> ditempuh untuk cuan, tidak peduli korbannya mau mati, bangkrut
atau apapun
> juga. Paling-paling mereka hanya akan bilang, makanya lain
kali "Hati-hati
> Sebelum Membeli".
> Yang ilmu dan uangnya pas2-an mending nonton di pinggir aja, nggak
untung
> dari BUMI nggak apa2 daripada rugi nggak karuan.
>
> Just my 2 cents.
>
> Regards,
> Bandar Bola
>
>
> NB. Saya tidak punya saham BUMI, dan tidak bermaksud invest di
BUMI, karena
> nggak boleh ama suhu saya, dan juga karena ilmu dan uang saya pas2-
an.
>
>
>
> 2008/11/13 jsx_consultant [EMAIL PROTECTED]
>
> >   Heran... Buyback kok hubungannya jadi Pangkas Laba ?
> >
> > Perusahaan melakukan Buyback dengan menggunakan CASH NGANGGUR
> > untuk meningkatkan Return On Equity dan bukan buat mangkas
laba...
> >
> > Jika BUMI melalukan Buyback 17% saham beredar maka otomatis
> > ROE akan meingkat sekitar 5%.
> >
> > Saham yg mau dibuyback 3,3 miliar lembar (17%) yg akan dilakukan
> > mulai besok selama 3 bulan.
> > - 1,1 miliar lembar (2 juta lot) akan dilakukan ampe akhir
> > thn 2008 (2 bulan).
> > - Sisanya 2,2 miliar (4 juta lot) lembar sisanya dilakukan
> > bulan January 2009.
> > Kalo ini dilaksanakan sesuai schedule ini, maka harga BUMI
> > akan naik tinggi pada bulan January dimana 66% buyback
> > dilakukan dalam sebulan.
> >
> > Anggaplah buy back tahap 1 (2 juta lot) bisa membawa BUMI ke
> > 2000, artinya Emiten beli dengan harga rata rata (1000+2000)/2=
> > 1500. Emiten perlu dana thn ini= 1 miliar lembar x 1500 =
> > 1,5 triliun
> >
> > Dan tahap dua yaitu 4 juta lot dengan tambahan dana pinjaman
> > sehingga harus bayar bunga yang mengurangi keuntungan perusahaan.
> > CAPITAL GAIN tahap satu saja sudah bisa menutupi biaya bunga,
> > jadi buyback akan membawa keuntungan bagi investor dan bukan
> > sebaliknya.
> >
> >
> >
>


Kirim email ke